Part 17: Tanpa Cakar

893 158 1
                                    

Dalam pandangan kabur aku melihat Xavier masih dalam keadaan kejang. Aku berusaha meraihnya tetapi tidak bisa. Aku melihat sesosok bayangan gelap mendekat dan berjalan ke arah Xavier. Itu bukan bayangan, melainkan seorang pria dengan susah payah berjalan ke arah Xavier. Pria itu menyuntikkan sesuatu pada Xavier, dan seketika Xavier menjadi tenang. Kepalaku pun sudah tidak sakit.

Aku berusaha membangunkan badanku.

Pria tadi menolongku berdiri dengan pandanganku yang masih agak samar. Perlahan pandanganku kembali jelas. Aku melihat, pria itu adalah si Wolverine, Logan. Aku sedikit lega, karena setidaknya aku bersama orang-orang yang aku tahu. Aku menoleh ke arah Xavier yang sedang dalam keadaan pingsan di kursi rodanya.

"Ada apa ini?" Tanyaku pada Logan.

"Ia mengalami kejang lagi." Jawabnya sambil menaruh suntikkan ke atas meja.

"Kenapa aku ikut mengalami efeknya?" Tanyaku lagi.

"Ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran orang lain. Dengan sakit epilepsi yang ia derita, ia tidak dapat mengontrol itu dan membuat orang-orang di sekitar dalam radius puluhan meter dapat merasakan yang ia rasakan pada otaknya saat kejang." Jawabnya dengan jelas.

Aku mengangguk dan mengulurkan tanganku kepada Logan. Ia menjabat tanganku. Belum saja aku menyebut namaku, ia langsung celetuk.

"Aku tahu. Aku Logan. Sampaikan salamku pada ayahmu saat kalian sudah bertemu." Ucapnya sambil membalikkan badannya. Aku terdiam bingung, mungkin Xavier sudah memberi tahu tentang diriku kepada Logan saat aku belum sadar dari kematian.

Logan berjalan ke luar ruangan meninggalkanku. Aku pun mengikutinya dari belakang. Ia berjalan dengan sedikit pincang, ekspektasiku pada seorang Wolverine langsung hambur seketika. Aku membayangkan sesosok pria gagah dan kuat dengan cakar besi pada tangannya. Ternyata ia terlihat lemah, atau mungkin ia sudah menua.

"Aku tidak bisa menyampaikan salammu pada ayahku jika kalian tidak membantuku." Kataku masih mengikuti Logan berjalan ke meja makan. Ia pun duduk sambil menghela napas.

"Kita harus menunggu Xavier sadar untuk mengetahui cara memulangkanmu ke tempatmu." Jawabnya sambil mengambil teko air dan menuangkannya ke dalam gelas.

"Aku tidak mau pulang. Maksudku belum. Ayahku mengirimku kesini untuk mencegah Galactus memakan planetku." Kataku sambil duduk di samping kursi Logan. "Um... Kalau boleh aku tahu, apa yang terjadi di sini? Bukankah Xavier memiliki rumah besar?" Tanyaku pada Logan. Ia terlihat enggan untuk memberi tahu. Tapi aku terus menatap matanya berharap ia dapat mempercayaiku.

"Kau tahu sekarang tahun berapa?" Tanyanya padaku. Aku menggelengkan kepalaku, tentu saja aku tidak tahu. Bukan aku yang mengatur mesin waktunya. "Sekarang tahun 2032, kau hanya mundur 20 tahun ke belakang. Keadaan di sini kacau, banyak manusia mutan ditangkap dan hampir seluruh anggota X-Men tewas karena kejang yang Xavier derita. Mengenai dunia kita, Xavier pernah mengatakan padaku, konon ada sebuah batu penyeimbang alam semesta dan batu tersebut hancur. Kehancuran batu-batu tersebut membuat realitas dunia kacau. Aku tidak mengerti apa maksudnya." Lanjutnya. Aku mengangguk.

"Sudahlah, ada hal penting lain yang harus aku urus." Ucap Logan sambil beranjak dari kursi. Ia melihat ke arah ponselnya, dan mengambil jaket yang ia letakkan di kursi.

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanyaku pada Logan.

"Uber." Jawabnya singkat.

"Setidaknya aku ingin melihat cakar Wolverine milikmu." Kataku.

Logan memakai jaketnya sambil melirik pedas ke arahku dan pergi meninggalkanku. Aku terkejut seorang Wolverine seperti dirinya akan menua menjadi sopir taksi online. Aku melihatnya berjalan keluar. Kemudian Caliban datang membawakan makanan dan meletakkannya ke atas meja di depanku.

"Maafkan mengenai kejang Xavier, aku tidak mampu mendatanginya. Dan maafkan soal sikap dingin Logan, kau akan terbiasa dengannya." Kata Caliban kepadaku, aku pun mengangguk mengerti. "Ini, kau sebaiknya makan dahulu. Bangkit dari kematian mengosongkan perutmu, kan." Katanya. -

"Bagaimana kau tahu?" tanyaku sambil tersenyum.

"Salah satu kemampuanku adalah mengetahui informasi mengenai mutan, aku dapat melacak keberadaan mutan, itu sebabnya aku dapat menemukanmu. Makanlah cepat." Katanya lalu meninggalkanku.

Aku memakan makanan yang dibuatkan oleh Caliban. Tidak terlalu lezat, tetapi layak untuk dimakan. Dan aku memang memerlukan nutrisi saat bangkit dari kematian. Setelah makananku habis, aku melihat Xavier keluar dari ruangannya menggunakan kursi roda. Ia mendekat dan menghampiriku.

Note (universe, timeline and movie reference):
- Logan (2033)

(Hi. Please vote. Thank you.)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang