Part 29: Latihan Militer

593 130 5
                                    

Kami memulai latihan kami. Bucky dan Steve mengajarkanku secara bersamaan. Gaya petarungan mereka memang sangat lah berbeda dan cara mereka mengajarkan juga sangat berbeda.

Keesokan harinya kami tetap berlatih. Saat pagi aku berlatih menggunakan tongkat dengan Okoye, dan di sore hari aku berlatih dengan Steve. Saat berganti hari, aku tetap berlatih dengan Okoye di pagi hari dan saat sore harinya giliran Bucky yang mengajariku bertarung.

Okoye benar, aku mampu menaikkan kemampuan petarungan tongkatku hanya dalam 3 hari. Setelah hari ketiga, ia membiarkanku berlatih sendiri.

Hampir setiap harinya selama empat minggu aku berlatih bersama Steve atau Bucky. Steve lebih sabar dan menunggu prosesku secara perlahan. Sementara Bucky mengajarkanku lebih keras. Badanku serasa remuk setiap selesai latihan bersama Bucky. Aku sampai pernah berharap Bucky membunuhku saja agar luka dan ototku dapat beregenerasi secara sempurna seperti tidak terjadi apa-apa.

"Bunuh saja aku. Ahh." Rintihku kesakitan kepada Bucky.

"Kau harap." Ucapnya tanpa ampun kepadaku. Aku menarik napasku dalam. Dan berusaha bangkit berdiri.

"Ayo [Y/N]. Kau sudah jauh lebih baik." Ucap Steve menyemangatiku.

"Kau tak lihat ia memiliki tangan vibranium?" Sahutku.

"Deadpool Girl, kau sudah menyerah? Aku tidak akan membiarkanmu mati, hanya sedikit sekarat." Ledek Bucky. Oh, kalau begitu permainan di mulai. Aku mengerahkan seluruh tenagaku. Aku akan menghabiskan tenagaku saat ini juga. Aku tidak peduli dengan tangan vibranium itu.

Aku menggabungkan gaya bertarung Steve dan Bucky. Aku menggunakan gaya pertahanan milik Steve karena aku rasa pertahanannya lebih baik. Dan aku menggunakan gaya Bucky untuk menyerang, karena serangan yang dilakukan Bucky selalu agresif dan seakan tiba-tiba.

Aku menunggu Bucky menyerangku agar energinya terkuras untuk aku tangkis. Dan saat ia lengah, aku menendang perut Bucky ke belakang. Aku tidak akan membiarkannya terjatuh, aku dengan cepat langsung membalik badanku dan menyikut punggung Bucky yang sedang membungkuk karena tendanganku. Aku menyengkat kaki Bucky sehingga ia jatuh tengkurap. Aku menekan belakang lehernya dengan kakiku.

"Bagaimana Winter Wolf?" Kataku dengan terengah-engah. Aku melepas kakiku dari Bucky dan membantu Bucky berdiri.

"Kau lihat, Steve? Ia hanya perlu sedikit motivasi." Kata Bucky. Ia kalah dariku tapi ia terlihat bangga.

"Ia pintar menggabungkan kedua teknik kita yang berbeda." Puji Steve kepadaku sambil berdiri.

"Jadi ingin kubunuh?" Tanya Bucky. Mengapa pria ini jadi penuh sarkas. Seandainya ayahku bertarung dengannya, pertarungan mereka akan penuh dengan sarkas dan minim aksi.

"Tidak. Aku membutuhkan luka dan lebam ini untuk mengingatkanku bahwa aku pernah mengalahkan Winter Soldier." Kataku sambil meregangkan tanganku. "Dan juga, ototku yang mungkin sobek." Lanjutku sambil berjalan dengan pincang.

"Ia lebih keras dari latihan militer saat perang dunia." Kata Steve sambil menghampiriku.

Bucky dan Steve membantuku berjalan untuk kembali masuk ke dalam. Mereka membantu mengobati luka-luka yang Bucky berikan padaku. Setelah itu kami pun beristirahat. 

Beberapa jam setelah kami beristirahat. Ruang yang aku, Steve, dan Bucky gunakan untuk bersantai kedatangan tamu. Ia mengetuk pintu dan Steve membukakannya.

"Hei." Sambut Steve.

"Shuri." Kataku saat melihat orang yang datang ternyata adalah Shuri. Aku dan Shuri sudah lumayan akrab karena kami saling bertukar informasi mengenai teknologi yang dimiliki Wakanda dan teknologi yang dimiliki duniaku di masa depan.

"Aku punya sesuatu untuk kalian. Ikut aku." Ucapnya dengan semangat. Kami pun berdiri. Aku dengan pincang berjalan, tapi aku tidak apa, aku sanggup.

"Ada apa dengan jalanmu? Kau yakin bisa berjalan?" Tanya Shuri melihat cara jalanku.

"Kau tahu alasan Bucky tidak mempunyai pasangan? Ya, ia setega ini terhadap perempuan." Kataku menjawabnya dengan sarkas. Bucky yang sudah tersinggung olehku langsung menatapku tajam sambil mengencangkan rahangnya. Aku dan Shuri pun tertawa.

(Vote. Comment. Thank You)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang