"APA-APAAN INI?" teriak ayahku karena baru melakukannya. Kami bertiga tidak menjawab ayahku.
Seketika kami pun berhenti di sebuah ruangan besar. Kami berempat terjatuh karena melakukan perpindahan secara brutal tadi. Aku melihat ke sekitar dan menemui beberapa orang yang sedang memerhatikan kami.
Kami berempat bangkit berdiri dan melihat ke arah sekitar. Orang-orang tadi masih memperhatikan kami dengan bingung sampai seorang berkepala gundul dengan kursi roda datang menghampiri kami.
"Professor X. Syukurlah, ternyata kami tidak salah tempat." Kataku langsung menghampiri Xavier.
"Apakah kita pernah bertemu?" Tanya Xavier padaku. "Oh, tentu saja. Kau dari masa depan. Selamat datang di X-Mansion. Sekolah khusus untuk anak-anak berbakat." Lanjutnya. Aku rasa ia sudah membaca pikiranku.
"Hey, botak! Jangan baca pikiranku." Sahut ayahku. Xavier hanya tersenyum ke arah ayahku. "Apa yang kau lakukan? Mengapa ada banyak unicorn di penglihatanku?" Lanjut ayahku sambil memukul udara yang aku rasa pikirannya sedang di kontrol oleh Xavier.
"Kau yakin ayahmu baik-baik saja?" Tanya Strange padaku.
"Hal biasa. Maafkan aku." Jawabku.
"Perkenalkan, aku Steve dan ini Strange. Kami berasal dari dunia yang berbeda." Ujar Steve melangkahkan kakinya mendekat pada Xavier dan mengulurkan tangannya.
"Ya. Aku Charles Xavier." Jawab Savier menjabat tangan Steve dan kemudian tangan Strange.
"Bisakah kita mengobrol di ruangan lain? Sedari tadi mereka semua kebingungan memerhatikan kami." Ujar Steve menunjuk ke arah orang-orang yang berada disini.
"Ikut aku." Perintah Xavier. Kami pun mengikuti Xavier ke sebuah ruangan. Ia mempersilahkan kami untuk duduk di sebuah sofa dudukan 2 berhadapan.
"Bisakah kita melakukan pembicaraan biasa seakan kau tidak membaca pikiran kami?" Tanya Strange kepada Xavier.
"Ya. Apapun itu. Jadi apa yang kalian perlukan?" Tanya Xavier. Kami saling bertatapan untuk menunggu siapakah yang akan membuka pembicaraan. Ya, tentu saja Captain lah yang bersedia.
"Ehm. Seperti yang sudah kau ketahui dalam pikiran [Y/N] bahwa dunia kami sudah menghancurkan Infinity Stones, jadi kurasa dunia kami akan ikut membantu planetmu di masa depan. Masalahnya sekarang, kami memerlukan bantuan dari Scarlet Witch dari duniaku tetapi ia hilang. [Y/N] berpendapat kalau kakak kembarnya di duniamu dapat membantu." Jelas Steve kepada Xavier.
Langkah kaki seseorang terdengar memasuki ruangan yang kami tempati. Kami bersamaan menoleh ke arah pintu masuk dan melihat seorang pria dewasa datang.
"Dan kau juga butuh ayahnya?" Tanya Xavier menunjuk ke arah orang tersebut.
"Ada apa ini?" Tanya pria dewasa tersebut yang aku tebak adalah Magneto, ayah dari si kembar Maximoff.
"Aku akan memanggil Peter sebentar agar kalian dapat menjelaskan bersamaan." Ucap Xavier. Xavier menunduk sambil memejamkan matanya. Dan hanya dalam sedetik aku melihat kilatan dan seorang Quicksilver sudah berdiri di hadapan kami. "Erik. Peter. Duduklah. Mereka ingin bertemu dengan kalian." Lanjut Xavier. Mereke berdua pun duduk di sofa dekat kami.
"Perkenalkan aku Steve. Ini Doctor Strange, [Y/N] dan Wade Wilson." Ucap Steve sambil menunjuk kami satu-satu, sampai aku tersadar bahwa ayahku menaikkan satu kakinya ke atas sofa. Aku melihat jubah merah milik Strange memukul kaki ayahku hingga terjatuh.
"Kami berempat membutuhkan bantuan kalian untuk mencari Wanda Maximoff di duniaku. Ia sudah berubah menjadi Scarlet Witch dan mengasingkan diri, tidak ada yang dapat menemukannya, kecuali keluarganya." Lanjut Steve.
"Wanda masih hidup?" Tanya Peter terkejut.
"Aku tidak tahu apakah fisik Wanda yang kalian ketahui sama persis dengan Wanda di dunia kami. Sebab di dunia kami saudara kembarnya bernama Pietro Maximoff, ia terlihat berbeda denganmu." Jelas Steve.
"Mengapa tidak meminta bantuan Pietro kembaran aslinya?" Tanya Erik pada Steve.
"Maafkan aku, tapi aku rasa Maximoff di dunia ini bertolak belakang dengan nasib Maximoff di duniaku. Pietro sudah tewas." Jawab Steve.
"Jadi kita akan melakukan perjalanan multiverse?" Tanya Peter dengan bersemangat.
"Seperti itu." Jawab Steve singkat.
"ASIK! INI AKAN MENJADI SANGAT SERU!" Ucap Peter.
"Oh, kau tidak akan menyukai perjalanannya" Sahut ayahku kepada Peter.
"Jadi kalian bersedia?" Tanyaku pada mereka.
"Sebentar. Tidak mungkin kau membutuhkan aku dan Xavier jika ini hanya bertujuan untuk mencari Wanda. Apakah Wanda menjadi jahat atau semacamnya sehingga kalian membutuhkan kami juga?" Tanya Erik. Ia agak peka, aku rasa karena ia pernah menjadi jahat, jadi ia lebih tahu tentang ini.
"Strange?" Tanya Steve pada Strange untuk meminta menjelaskan.
"Oke. Planet kalian akan dihisap energinya oleh mahkluk kosmik bernama Galactus. Aku sudah menemukan cara untuk menyelamatkan planet kalian. Tetapi untuk itu kita harus mengalahkan mahkluk dari dimensi gelap bernama Dormammu. Kami membutuhkan kekuatan sebesar Scarlet Witch, yaitu kekuatanmu. Magneto." Jawab Strange kepada Erik. "Dan kami membutuhkan Professor Xavier untuk mengendalikan pikiran Wanda, karena kami tidak tahu apa yang terjadi padanya, kami belum pernah menemuinya semenjak perang besar." Lanjut Strange.
"Apakah hanya aku yang tidak berguna disini? Lihat kekuatan mereka." Bisik ayahku kepadaku.
"Tidak. Tanpamu, aku tidak akan menemukan mereka." Bisikku kembali pada ayahku.
"Aku mengerti. Tetapi..." Kata Erik sambil menggelengkan kepalanya. Oh tidak, aku rasa ia akan menolaknya. "Ada sesuatu yang harus aku lakukan nanti malam, ini sangat penting." Lanjutnya.
"Kita dapat menunggu." Jawab Strange.
Erik terlihat ragu, tetapi ia mengangguk. Ia segera bangkit berdiri dan keluar dari ruangan.
(Vote ya. Sangat membuatku senang. Thank You)
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)
Fanfiction[Fan Fiction Spin Off dari Avengers: End Game] Setelah kemenangan melawan Thanos, Steve hendak mengembalikan Infinity Stones ke garis waktu asalnya. Dalam perjalanannya mengembalikan batu-batu tersebut, Steve dikejutkan dengan kehadiran seorang pere...