"[Y/N], Peter, kalian tidak apa?" Tanya Strange melihat kami yang berada di lantai.
"Wanda." Ujar Steve saat melihat Wanda. Wanda dengan raut wajah takut dan bingung langsung pergi meninggalkan kami. Ia masuk ke dalam, aku rasa ia pergi ke kamarnya.
"Ya. Kami tidak apa. Aku rasa Peter berhasil." Jawabku sambil bangkit berdiri.
"Kau berhasil?" Tanya Strange pada Peter.
"Sepertinya. Biar aku urus kembali." Ucap Peter.
Peter mengikuti Wanda masuk ke dalam. Peter mengetuk pintu Wanda, dan Wanda membukakan pintu untuk Peter. Baru saja Peter melangkah masuk ke kamar, Wanda langsung menutup pintu tersebut dengan keras. Aku rasa ia tidak ingin di ganggu.
Kami semua menunggu di luar rumah Wanda agar Wanda merasa lebih nyaman. Kami menunggu agak lama di luar sambil melihat ke arah danau. Sembari menunggu, Xavier menceritakan pengalamannya berada di danau ini saat di dunia kami.
"Dari sekian banyak universe yang ada. Aku rasa dunia kita sangat terkoneksi. Mulai dari kemunculan Galactus akibat Infinity Stones sampai tempat pilihan Wanda yang ternyata memiliki medan energi di bawahnya di dunia kita." Kataku kepada yang lainnya.
Suara langkah kaki pun terdengar. Wanda dan Peter keluar dan menghampiri kami. Kami semua pun langsung berdiri untuk mengetahui situasi. Steve melangkahkan kakinya mendekati Wanda untuk memastikan kalau semuanya baik-baik saja.
"Steve. Maafkan aku." Ucap Wanda saat melihat Steve. Steve pun memeluk Wanda dengan hangat.
"Aku mengerti. Maafkan aku juga, kau sudah banyak membantuku, tetapi aku tidak berada disana saat kau kehilangan semuanya." Ujar Steve melepas pelukannya dari Wanda.
Peter menghampiriku dan menganggukkan kepalanya, ia memberi aba-aba kalau ia berhasil membujuk Wanda. Aku memegang tangan Peter karena bangga padanya sudah berhasil membujuk Wanda. Entah pembicaraan apa yang mereka lakukan di dalam sana, tetapi semua itu berhasil.
Aku merasakan kehadiran seseorang dari belakangku yang membuat pegangan tanganku dan Peter terpisah. Aku menoleh ke arah orang yang berada di antara aku dan Peter, itu Bucky. Apa yang ia lakukan di sampingku? Aku mengerutkan dahiku melihat Bucky yang sama sekali tidak melihat ke arahku.
Tiba-tiba seseorang kembali melakukan hal yang sama. Aku melihat ayahku datang dari belakang di antara aku dan Bucky, membuat Bucky dan aku harus bergeser menjauh menyediakan tempat untuk ayahku. Apa-apaan ini.
"Jika kau mau mengambil kesempatan dengan puteri kecilku, setidaknya jangan lakukan itu di depan ayahnya." Bisik ayahku kepada Bucky. Tentu saja aku mendengarnya.
Aku ternganga mendengar ucapan itu. Aku pun langsung menghela napas dan menyingkir dari sana. Aku menghampiri Strange yang sedang berbincang kepada Wanda dan Steve.
"Jadi kapan kita beraksi?" Tanyaku pada Strange.
"Besok." Jawab Strange singkat.
"Oh, girl. Maafkan aku mengenai hal tadi. Hanya saja.. aku.." ujar Wanda kepadaku.
"Tidak masalah. Aku mengerti." Kataku kepada Wanda. Ia tersenyum kepadaku.
"Jadi dimana ayahku dari duniamu?" Tanya Wanda padaku. Aku mengerti yang ia maksud, Erik. Aku pun menggeser badanku agar Wanda dapat melihat Erik yang berada sejajar di belakangku. Aku menunjuk ke arah Erik.
Wanda pun melangkahkan kakinya dan berjalan menuju Erik.
"Jadi kau keluargaku? Bolehkah aku merasakanmu?" Tanya Wanda saat sudah berada di hadapan Erik. Erik pun melepas helmetnya dan menganggukkan kepalanya.
Wanda menggerakkan jari jemarinya di hadapan dahi milik Erik yang mengeluarkan energi berwarna merah ke kepala Erik. Wanda memejamkan matanya. Aku rasa ia ingin mempercayai Erik mengingat pasti Peter mengatakan semuanya dengan jujur tentang Erik yang pernah menjadi jahat.
"Mengapa kau merasa takut?" Tanya Wanda pelan. Aku mendengar ucapan Wanda karena Wanda berdiri di dekatku.
Erik langsung memakai kembali helmetnya tanpa menjawab Wanda dan menggelengkan kepalanya. Aku rasa tidak dapat Erik ingin menceritakan apa penyebab takutnya.
"Ayo kembali." Ujar Strange kepada kami semua.
Strange memutarkan tangan kanannya dan membuka portal yang mengarah kembali ke kuil Strange di New York. Kami semua pun kembali di kuil milik Strange.
Aku rasa malam ini kami semua akan bermalam di kuil ini. Wong dan Strange menyiapkan beberapa kamar untuk kami bermalam. Kuil (Sanctum) ini memiliki beberapa kamar kosong yang dulunya ditinggali oleh penjaga kuil. Tetapi untuk saat ini hanya ada Strange dan Wong yang tinggal di kuil ini.
Aku mendapatkan kamar bersama Wanda, Xavier bersama Erik, Peter bersama ayahku, dan Steve bersama Bucky. Sebelum kami beristirahat di kamar, Steve mengumpulkan kami semua di ruangan Strange untuk membahas menyerangan esok.
"Strange. Kau yakin Dormammu tidak dapat diajak berkompromi?" tanya Steve. Strange pun menggelengkan kepalanya.
"Untuk apa aku menyebutnya mahkluk dari dimensi gelap kalau sifatnya tidak segelap itu?" Jawab Strange dengan ekspresi datar.
"Apa kelemahan dari Dormammu?" Tanya Steve kembali.
"Tidak ada." Jawabnya. "Sebenarnya ada satu. Satu-satunya kelemahan dari kekuatannya adalah ia menjadi rentan di lingkungan yang tidak dapat menyalakan Api Faltine." Lanjut Strange.
"Apa yang kau maksud dengan Api Faltine?" tanya Wanda.
"Faltine adalah sebuah energi dari ekstra-dimensi yang lahir dari sihir asli. Dormammu salah satunya, ia terbuat dari energi sihir. Api Faltine adalah kekuatannya. Aku membutuhkan Wanda untuk menciptakan sebuah Hex untuk mengubah lingkungan atau realitas palsu agar Dormammu tidak dapat mengeluarkan inti apinya." Jawab Strange.
"Dan bagaimana caranya untuk mengalahkan Dormammu saat ia sudah terjebak di Hex.?" Tanya Steve.
"Dengan ini. Eye of Agamotto" Jawab Strange sambil memegang sebuah kalung yang ia kenakan.
"Ada apa di dalamnya?" tanyaku.
"Kosong. Tadinya salah satu infinity stone ada di dalam sini, dan kalung ini mampu menahan kekuatan seperti Dormammu." Kata Strange.
"Jadi kita hanya perlu Wanda untuk menciptakan sebuah Hex dan kau akan menariknya ke dalam kalungmu? Untuk apa kalian membutuhkan kami?" tanya Bucky.
"Kita tidak tahu apa yang menunggu disana. Selain itu, melawan Dormammu tidak semudah itu, ia bisa membunuh kita semua dalam satu detik jika kita tidak bekerja sama." Jawab Strange.
"Jadi bagaimana rencananya?" tanya Bucky.
"Captain? Kau adalah pembuat rencana terbaik. Ide yang dapat aku masukkan adalah Hex dari Wanda dan aku mengurung Dormammu di dalam Eye of Agamotto dengan berada di dalam tubuh Dormammu." Ujar Strange. Captain menganggap serius ucapan Strange, ia terlihat memikirkan sesuatu sedari tadi.
"Kita harus melihat keadaan di planet itu terlebih dahulu. Sebelum Wanda menciptakan Hex, aku meminta Peter untuk memeriksa keseluruhan tempat itu terlebih dahulu. Setelah dirasa aman, Wanda akan menciptakan hex. Sisa rencananya akan aku rencanakan saat sudah disana." Kata Steve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)
Fanfiction[Fan Fiction Spin Off dari Avengers: End Game] Setelah kemenangan melawan Thanos, Steve hendak mengembalikan Infinity Stones ke garis waktu asalnya. Dalam perjalanannya mengembalikan batu-batu tersebut, Steve dikejutkan dengan kehadiran seorang pere...