TIGAPULUHSATU

81 7 0
                                    

aku ngilang lama kalian nyariin ga ya?

***

Diona memasuki kamarnya dengan wajah yang ditekuk. Ia masih benar-benar kesal. Dengan siapa? Dengan Rian dan terutama mantannya itu.

"IIHH! KENAPA SIH HARUS KETEMU MANTANNYA? NGGAK ADA ORANG LAIN APA!"teriak Diona kesal.

"Anjrit! Gue benci sama Felis! Felis lah, Felice siapa kek au deh atur aja sendiri!"bentak Diona.

"Gue ngga ngerti, kenapa sih dia kegeeran banget bilang Rian masih ga bisa lupain dia? Cakep banget emangnya? Dih sok kecakepan!"

"Asli dia kembarannya Sela. Anji-"

"Diona! Kamu kenapa nak? Kok teriak-teriak sendiri?" Dina membuka pintu kamar Diona membuat Diona menghentikan umpatannya.

Dina berjalan mendekati Diona dengan raut muka khawatir. "Kamu kenapa sayang? Ada masalah apa, hm?"

Diona mengerjapkan matanya beberapa kali. "Aku lagi kesel sama Rian ma."ungkap Diona.

Dina menghela napas lega. "Mama kira kamu kenapa. Emang kamu lagi berantem sama Rian?"tanya Dina.

Diona pun menjelaskan kronologinya kenapa ia bisa kesal dengan Rian sampai membuatnya teriak-teriak sendiri dikamarnya.

"Ck itu mah bukan salah Rian dong, namanya,"kata Dina.

Diona mengerucutkan bibirnya. "Masa salah aku sih? Kan aku ga salah juga dong, kalo marah sama dia?"bantah Diona.

"Ya tapi ketemu mantannya Rian di mall kan bukan rencana Rian. Dia sendiri juga kaget kan? Bahkan kata kamu tadi dia juga nenangin kamu. Tapi kamunya malah marahin dia,"ujar Dina logis.

"Iya sih. Tapi tetep aja ma, aku kesel. Engga tau karena apa,"keluh Diona.

"Kamu itu cemburu namanya. Mungkin kamu ngerasa kaget, karena kok tiba-tiba Rian ada mantannya. Mana ketemunya pas kalian lagi ngedate lagi kan? Ya jelaslah kamu ngerasa gak suka."kata Dina mencoba menjelaskan pada putrinya.

"Masa sih ma? Tapi aku udah tau kok Rian pasti punya mantan. Terus aku juga tau dia kan fuckboy, pasti mantannya banyak juga. Masa iya aku kaget?"tanya Diona masih tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.

"Bisa aja. Kalo menurut mama nih ya, karena kamu baru pacaran sama Rian kamu mikirnya kamu yang pertama. Jadi ya gitu, ngeliat mantannya Rian makanya kamu kesel. Ditambah mantannya kayak gitu,"jawab Dina.

Diona memikirkan ucapan mamanya. Ada benarnya juga sih, mungkin Diona kaget dan melenceng ke perasaan cemburu. Padahal kan mereka sudah menjadi mantan dan sekarang Diona lah pacarnya Rian. Seharusnya Diona tidak merasa cemburu apalagi marah.

"Iya ma, mama bener. Aku cemburu. Tapi perasaan marah aku, aku yakin seribu persen lebih karena si Felis sombong itu!"seru Diona.

Dina terkekeh. "Iya-iya. Udah ah, sana mandi dulu. Biar seger terus biar lebih rileks,"titah Dina diangguki Diona.

***

Diona sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia baru saja keluar dari kamar mandi.

Berjalan mendekati kasurnya, ia berniat memainkan ponselnya yang sekarang sedang tergeletak di atas kasur.

Diona mendelik kaget melihat locksreen nya penuh dengan pesan-pesan dari Rian.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang