DUA

239 13 1
                                    

Selamat membaca,semoga suka!
Dan jangan ragu kalo mau komen ya,apalagi kalo misalnya ada typo❤️
H a p p y r e a d i n g

***

Saat melihat tiga sekawan itu keluar,Rian dengan sergap berdiri dan mengikuti mereka.

"Oh lo berdua kesini bareng toh."celetuk Diona saat melihat hanya ada motornya Dara terparkir disana.

"Males bawa motor gue na."sahut Tasya.

"Gaada barang ketinggalan kan?."tanya Dara memastikan.

Diona kembali mengecek totebag abu-abunya.

"Gak,gaada ketinggalan."

"Gue juga gaada. Yaudah,Ra yuk bal..Ehh!!."Tasya tersentak dan dengan cepat menangkap Diona yang hampir jatuh ke tanah.

"Aww!!."Diona meringis. Ia merasakan lutut kirinya berdenyut.

"Woyy!! Lo jangan main kasar gitu dong sama cewe! Dih main dorong segala."Dara yang kesal melihat sahabatnya didorong sepihak oleh lelaki itu langsung meneriakinya.

Rian kembali berulah. Rian masih kesal atas kelakuan Diona di sekolah tadi. Saat mengikuti mereka bertiga keluar,Rian langsung sengaja mendorong Diona.

Cukup keras. Namun untungnya Tasya menangkap lengan Diona sehingga ia tak sampai jatuh.

"Punya hati gak sih lo?! Kalo lo cowok jangan gini ama cewek! Ga cukup bikin kaki Diona luka lo?!."teriak Tasya tak kalah ngegas.

Diona hanya menatap sinis kearah Rian. Diona sama sekali tak berniat memaki lelaki menjengkelkan itu.

Sedangkan Rian hanya berdiri dengan tatapan datar. Jaraknya tak jauh dari mereka. Tapi tidak melakukan apapun. Hanya diam sambil memandang mereka dengan tatapan songongnya itu.

Tasya dan Dara membantu Diona berdiri.

"Eh dugong! Lo tuh jangan beraninya sama cewe aja dong! Asal ngedorong aja. Lo pikir dengan lo ngedorong Diona kayak gitu,lo bakal dipandang sebagai orang terkuat di dunia gitu? Bakal ditakutin sama semua orang gitu? Hah! Look at you,dengan kek gitu orang-orang malah mandang lo jijik tau gak!?."Tasya masih terhasut emosinya.

Ia paling tidak suka dengan lelaki yang main kasar. Apalagi kalau lelaki nya yang salah.

Rian terdengar mendecih. Ia menatap kearah lain.

"Udahlah biarin aja. Balik aka yuk,gausah diladenin."Diona mencoba menyudahi peperangan antara sahabat-sahabatnya dengan lelaki tak berhati itu.

"Ya gak bisa gitu dong Na! Kalo dia dibiarin malah bikin palanya tambah gede! Orang berkepala besar kek dia tuh patut banget dikasi pelajaran!."emosi Tasya sudah dipuncak ubun-ubun.

"Bener tuh. Heh! Dasar cowo pengecut,gue bilangin ya lo. Lo itu udah bikin Diona luka kakinya,dan sekarang lo malah kek gini lagi? Dih,najis! Emang bener kata orang-orang,lo itu cowok manja! NA JIS!!."Dara pun tak kalah emosi dan kesalnya.

"Najis,najis,najis!!."cibir Tasya sambil menunjuk Rian.

Rian yang tak terima dikatai najis akhirnya membuka mulutnya.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang