EMPATPULUHSEMBILAN

100 3 0
                                    

Halohalooo💗

Maaf baru bisa update ya🥺

Semoga suka ya sama part kali ini💘

***

Diona menggeplak kepala Tasya dan Dara bergantian. Kedua setan berkedok sahabatnya itu memanglah jahil. Sudah diberikan kebebasan di dalam kamarnya, tapi tidak tau terimakasih.

"Aduh, sakit Na!"ketus Dara.

Tasya yang sedang mengusap-usap kepalanya ikut mencibir, "Biasa aja donggg,"

"Lo berdua emang bener-bener ye, minta digampar."kata Diona.

Tasya langsung menjulurkan lidahnya. "Wle wle, entar malu deh HAHAHAHAH."

Diona mencibir Tasya.

"Ah ga papa Na, jujur itu lebih baik."kata Dara.

"Cih, lo bilang kangen ke Dimas aja gagu! Sok-sokan ngatain jujur lebih baik."cetus Diona.

Dara mendesis. "Ish, beda sayang beda."

Diona menunjuk Dara dan Tasya bergantian. "Lo berdua awas ya, gue cepuin ke Dimas sama Arya lo."

"Dih, ngancem. Emangnya kita ada ngapain hah? Apa?"tantang Tasya.

Diona mengangguk-angguk seperti menerima tantangan dari Tasya.

"Gue bilangin ke mereka, lo berdua udah jelek-jelekin mereka di sini. Bilangin mereka remidi ini itu."ancam Diona.

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya terlihat seperti menantang kedua sahabatnya.

"Dih, gak takut! Gitu doang cie elah,"balas Dara.

Jujur, Dara sebenarnya agak takut dengan ancaman Diona. Karena jika Dimas sampai tau ia menjelek-jelekkan namanya pada kedua sahabatnya, bisa-bisa Dara akan dijauhi.

Tasya mengangguk setuju. "Arya mah orangnya pengertian. Dia tau gue orangnya kayak gitu jadi yaudah, gapapa lah."

"Beneran? Emangnya lo tau kalo sebenarnya dia tersinggung apa gak?" Diona sengaja membuat Tasya kepikiran.

"Ya, gak mungkin sih. Udah dibilangin, Arya itu pengertian. Segimanapun gue ejek dia dia bakal ngerti itu semua cuma bercanda."

"Oke. Tapi biarpun gitu gue bakal tetep cepuin sih,"ujar Diona final.

Tasya mengedikkan bahunya. "Yaudah sih,"

Diona duduk di sofa yang terdapat di kamarnya. "Lo berdua udah makan belom?"

"Tadi gue sarapan jus doang,"jawab Dara.

"Lo?"tanya Diona pada Tasya.

Tasya menggeleng. "Belom lah anjir. Gue bangun jam 9, kesini jam 10, mana sempet."

"Yaudah gausah nyolot! Mau makan disini gak?"tawar Diona.

Walaupun sebenarnya gadis itu sudah tau kedua sahabatnya itu tidak mungkin menolak jika urusan makan.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang