DIONA [END]

EMPATPULUHDUA

ga suka sama part ini, part yg paling aku benci☺️

semogaaa ya gitulah hehehe.

selamat bacaa!🤪

***

Baru Diona berbalik kedua sahabatnya langsung menghadangnya dengan pelukan. Tasya dan Dara entah kapan datang tiba-tiba saja langsung memeluknya.

"Na, kita khawatir banget sama lo. Gue takut banget lo kenapa-napa,"ujar Dara.

Tasya melepaskan pelukan mereka. "Lo nggak papa Na?"

Diona dengan tatapan yang tidak bisa diartikan menggeleng. "Jelas gue kenapa-napa,"

"Tapi, kalian ada liat Rian gak?" Diona kembali mencemaskan Rian.

Tasya dan Dara serentak menggeleng.

"Kayaknya belum dateng sih, Na. Gue takut juga entar dia ngamuk di lapangan,"sahut Dara.

"Iya anjir. Tapi kok firasat gue dia gak bakal lakuin itu ya,"kata Tasya.

"Itu semua siapa yang bikin sih?"tanya Diona kembali geram.

"Dan fotonya. Siapa yang moto? Kan yang ada pas kejadian itu cuma gue, Rian, Felis. Kenapa bisa kesebar sih?"kesal Diona.

"Kayaknya ada orang lain juga deh Na."sahut Dara.

"Ya tau, tapi siapa?"

"Menurut lo mungkin gak, kalo Felis nyuruh seseorang buat jaga-jaga di belakang mana gitu terus kalo ada kejadian apa gitu difoto ama orangnya ini?"kata Tasya berteori.

Dara menganga kaget. "Bisa! Bisa bisa! Bisa jadi gitu,"

Diona menatap keduanya bingung. "Maksud lo ini semua udah direncanain gitu?"tanyanya.

"Iya. Bisa aja."jawab Tasya.

Diona mengusap dahinya gusar. Perasaannya campur aduk. Kesal, sedih, khawatir, bingung bercampur menjadi satu.

Tiga gadis itu menoleh saat pintu rooftop terbuka.

"Rian,"lirih Diona saat melihat Rian yang membuka pintu.

Diona berlari kecil menghampiri Rian. Gadis itu sangat khawatir dengan kondisi Rian.

"Rian lo udah tau ini semua belum? Gue nggak ngerti kenapa ada orang yang bikin kayak ginian."ceroscos Diona.

Sementara Rian hanya menatapnya datar tanpa mengatakan apa-apa.

"Ria–"

"Gue mau putus."

Deg.

Diona mengernyit bingung. Jantungnya yang tadi sudah sempat tenang kini kembali berdetak kencang.

Tasya dan Dara saling melempar tatapan bingung.

"Maksud lo?"tanya Diona tak percaya.