TIGA

219 12 4
                                    

Hola semuanyaa!!
Maaf banget kemarin gajadi up,soalnya samsek gaada buka wp ehe. Tapi skrg aku bakalan up taoi agak maleman,gpp lah ya.
Yaudah skuy read chapter kali ini! Jgn lupain vote sm komennya temen"🥰

***

Setelah berada dikelasnya,Diona segera melepas hoodie berwarna ungunya dan duduk dibangkunya. Dan lukanya sudah membaik.

Dara dan Tasya menoleh kearahnya. Dengan wajah sedikit khawatir.

"Ona,luka lo yang kemarin gapapah?."tanya Tasya.

Diona menggeleng."Dah baikan. Bentar lagi kering tuh keknya."Dara dan Tasya mengangguk lega.

"Eh btw,lo udah bawa laptop kan Na?."Dara bertanya dengan satu alis terangkat.

"Udah kok. Sans kali ah."setelah itu mereka kemudian berbincang tentang gosip sekolah yang sedang panas,sambil membuka laptop untuk mengecek materi masing-masing.

Lalu terdengar bunyi bel masuk sekolah yang nyaring itu.

"Eh dah masuk tuh."celoteh Tasya. Mereka semua langsung bersiap-siap untuk presentasi.

***

Bel istirahat telah berbunyi semenit yang lalu. Diona dan kawan-kawannya sedang membereskan buku-buku mereka.

Perut Diona sedari tadi tak berhenti berkeroncongan. Cacing-cacing dalam tubuhnya mungkin sedang demo.

"Udah yuk. Laper nih."celetuk Diona dengan nada memohon.

"Sabar ih."balas Dara dan Tasya berbarengan.

"Dah,yuk."mereka kemudian melangkah menuju kantin sekolah.

Sesampainya disana,mereka bertiga langsung memesan soto dan es teh manis.

"Sumpah tau ga si,tadi tuh gue sempet takut pas presentasi. Gila,tumben banget Pak Dirga jadi segalak itu."seru Tasya mengingat kejadian tadi pagi.

"Heeh! Gue juga. Sama sekali ga nyangkaa. Soalnya kan Pak Dirga itu guru yang soft parah. Gara-gara Bumi sih. Bisa-bisanya ngeledek Pak Dirga."lanjut Dara.

"Lah,lo pada kek gatau Bumi aja. Tapi bener banget sih,parah. Ngejeknya tuh yang gila abis! Ngejek buku nya Pak Dirga masa haha. Lo liat ga si ekspresinya Pak Dirga kek gimana? Parah sihh,malu abis ketauan bukunya warna pink pake gambar barbie segala!."mereka bertiga lalu ketawa.

Ya kebayang kan,segimana malunya seorang guru pria,kecyduk memakai buku yang dominan dipakai perempuan.

"Mana Bumi ngejeknya pake teriak lagi!!."setelah Tasya menambahkan mereka lanjut tertawa.

Hingga pesanan mereka datang.
"Duuh!! Ngapa si sotonya Pak Bim gapernah ga enak!! Ah sebel ahh. Enak bangettt."ujar Tasya.

Dara dan Diona yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Setelah semua makanan mereka habis,mereka memutuskan untuk ke kelas saja. Katanya sih mereka mau mencoba menonton drakor yang selama ini membuat gila Tasya.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang