Selamat membaca!💖
semoga suka, jangan lupa vote comment 😍Salam sayang Diona buat kalian! 💩
***
Sesampainya di rumah,Diona mengucap salam namun tak ada yang menyahut. Mamanya nampak sedang memasak,namun Diona tak berniat menghampiri nya. Sedang papa dan kakak yang paling ia sayangi itu sepertinya belum kembali dari kampus dan kantor.
Diona bergegas naik ke kamarnya. Di kamarnya Diona menghempas tas ranselnya asal. Ia masih sangat-sangat kesal dengan Rian.
"Cih,baru anak yang punya sekolah bisa-bisanya main nyalahin gue. Dikira gue lagunya Raisa kali ya,serba salah."gerutunya sambil membuka ikatan dasi dilehernya.
Setelah selesai berberes-beres,Diona langsung membaringkan tubuhnya. Namun tak sengaja lututnya yang terluka menghantam keras dipan dari kasurnya. Diona meringis kesakitan.
Ia lupa kalau kakinya sedang bermasalah. Segera ia mengambil kotak obat miliknya sendiri yang terletak di meja belajar.
Diona hampir mengeluarkan air mata karena rasa sakit dari luka sialannya itu. Ia sangat bisa dibilang cengeng. Padahal kan ia sudah menduduki bangku SMA.
"Cowok sialan! Sakit nih gue jadinyaa."ia membuang kapas dengan cercak darah itu asal.
Setelah selesai mempoles obat merah di lutut kanannya,Diona kemudian membaringkan tubuhnya diranjang tercinta.
Namun baru saja ia ingin bersantai,rebahan sambil bermain handphone,suara ketukan pintu yang tidak sabaran membuatnya kembali merasa geram. Tidak bisakah dia diberikan ketenangan untuk meredam rasa sakitnya itu?
Pintu kamar yang penuh dengan hiasan itu terbuka. Menampilkan figur kakak tercintanya. Darren Kennetha Anithen. Darren menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Adik perempuannya itu pasti berniatan untuk tidur.
"Turun gih,mama nyariin lo tuh. Kebiasaan kalo pulsek ga langsung makan."kata Darren.
Diona mengangguk. "Iya iyaa. Lo baru balik bang? Papa udah balik juga belom?."Diona kini terduduk menghadap pintu.
"Udah,baru aja tuh."
Diona mengangguk lalu dengan segera ia mengikuti Darren untuk kebawah. Dina yang melihat putri nya turun tak segan memarahinya.
"Onaa,kamu tuh ya! Kebiasaan banget kalo pulang enggak makan dulu. Mana enggak nyapa,ga ngucap salam. Ga sopan banget ih."omel Dina melihat kelakuan anak bungsunya.
Diona menyengir."Hehe,maaf maa. Tadi tuh Ona udah nyapa kok,'Onaa balikk' gitu. Cuman gaada yang nyahut jadi yaudah..."
"Tapi sebenernya Ona liat mama di dapur,cuman ya gitu deh hehe. Maaf yaaa,janji ga ngulangin deh."lanjut Diona sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Saat Diona ingin berjalan menghampiri Mamanya,David ngeh sesuatu akan dirinya. Ia berjalan sedikit pincang.
"Kaki kamu kenapa Na? Kok agak pincang gitu?."tanya David yang langsung membuat Diona menoleh.
"HAH? LUKA KENAPA?! COBA LIAT SINI,,KOK BISA SIH ONAA, PASTI KARENA GA HATI-HATI,MANA LUKANYA UDAH KAMU OBAT–."belum selesai Dina berbicara,Diona lebih dulu memotong ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIONA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] -Bisakah hubungan bos-babu berubah menjadi hubungan cinta yang uwu?- Diona Kalicia Anithen. Gadis berparas cantik yang menjabat sebagai Ketua Osis SMA Geniel. Ia terpaksa menjadi seorang babu karena ulah tak sopan dari anak p...