EMPATPULUHTIGA

62 3 0
                                    

can’t believe we are so close to the end of this story🥺

nikmati dulu ya kesengsaraannya, hahahah🤪

***

Diona menutup buku catatan Biologinya dan berdiri berniat pergi ke kantin.

Namun mendengar bisikan-bisikan setan berwujud manusia di kelasnya membuat Diona mengurungkan niat.

"Sumpah, Diona pasti lagi depresot banget."

"Iyalah anjir orang mereka sebucin itu."

"Tapi emang beneran ya, Rian selingkuh?"

"Ga tau ah. Mau ga percaya tapi ada buktinya,"

"Rian gak up itu di close friend kan?"

"Apaansih lo out of topic."

"Tapi Diona emang gak cocok sama Rian. Biarin aja putus."

"Setuju. Rian cocokan sama cewe lain dibanding sama Diona,"

Diona memutar kedua bola matanya malas. Sungguh ia ingin sekali menampar satu-satu mulut para penggosip itu. Namun sisi lainnya menyuruhnya membiarkan saja karena itu hanya akan membuang-buang waktu.

"Mau makan apa, Na?"tanya Dara.

Ketiga gadis itu sekarang sudah berjalan di koridor menuju ke kantin.

"Sumpah ya, gak temen kelas gak kakel gak adik kelas, pada berisik banget. Mulut ga bisa dijaga dikit apa ya," Tasya mulai mencurahkan kekesalannya.

"Gak tau, pada gampang kemakan hoax."sahut Dara ikutan geram.

Dan masih sama, dimanapun Diona berada ia akan langsung dibicarakan. Entah dikasihani, diejek, di-mampus-in, dijulidin, beragam deh.

"Mi ayam gas?"tanya Dara.

Diona mengangguk. "Samain aja. Lagi gak ada craving khusus,"

Dara mengangguk lalu melenggang ke tempat kios mi ayam. Sementara Tasya yang duduk di samping Diona tak berhenti-berhentinya melempar tatapan nyalang pada siswa-siswi yang tengah membicarakan sahabatnya.

Diona terkekeh melihat ekspresi julid Tasya, "Udah lah Sya, biarin,"

"Gak bisa Naaa,"rengek Tasya.

"Gak tega gue sama lo."

"Udah ah. Lo mau gabung ke grup pengasihan Diona?"sarkas Diona.

Tasya langsung memukul pelan lengan Diona. "Ngawur,"

"Makanya diemin aja."kata Diona.

"Na,"panggil Tasya membuat Diona menoleh.

Diona hanya membalas dengan dua alis yang dinaikkan.

"Lo kan tadi habis ada sesuatu sama Rian kan," Tasya memelankan suaranya.

Diona mengernyit lalu segera mengangguk pelan. "Iya. Terus?"

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang