DELAPANBELAS

109 9 0
                                    

Hai, gimana kabarnya?

Jangan lupa vote dan komennya ya trimakasi!

Jangan lupa vote dan komennya ya trimakasi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Roses are red violets are blue. Lo gak perlu pake pelet, untuk bikin gue bilang I Love You."

***

Sesaat setelah itu, Arya datang membawa mangkok berisi bubur dan segelas teh hangat. 

Dengan senyum yang mengembang Arya menghampiri mereka berlima. 

"Gimana keadaan lo?"tanya Arya masih tersenyum. 

Tasya langsung deg-degan setelah ditanyai Arya dengan senyumannya yang begitu manis.

"Udah mendingan."jawab Tasya.

Diona dan Dara menatap mereka berdua sambil menahan senyum mereka. Sungguh, mereka berharap Tasya dan Arya akan segera jadian. 

"Sini Ar, biar gue yang nyuapin buburnya."pinta Diona. 

Setelah mengambil alih bubur yang dibawa Arya, Diona lalu menyendokkan bubur tersebut sedikit dan menyuapi Tasya. 

"Kek bocah aja disuapin."cibir Rian.

Diona menatapnya tajam. "Berisik!"

Diona kembali menyuapi Tasya. Tasya pun memakannya dengan lahap. 

"Udah-udah."kata Tasya.

"Ayo dikit lagi!"paksa Diona. 

Tasya menggeleng. "Nanti pengen muntah,"

"Iya deh iya,"

"Lo berdua gak makan?"tanya Tasya. 

"Nanti pas rapat aja. Abis istirahat Diona minta rapat lagi."jawab Dara. 

"Lo gak mau suapin gue Na?"goda Rian.

Diona memutar bola matanya jengah. "Jangan minta gue nyuapin lo ya! Najis,"

Rian terkekeh mendengarnya. Rian memang sangat suka menggoda Diona.

"Na, kita langsung ke sana aja yuk? Takutnya udah ada yang kesana."ajak Dara. 

"Emang udah ada?"

"Nggak tau sih. Tapi barusan Vani chat gue katanya dia udah di ruang osis lagi makan,"jelas Dara. 

Diona mengangguk-angguk.  Diona menoleh pada Tasya. 

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang