ENAM

161 8 1
                                    

Hai siapa yang kangen??? Ini aku up lagi hehe...maaf agak lama ya soalnya lagi rada sibuk:)
Yaudah,selamat membaca🥰.

***

Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana orang-orang seharusnya tersenyum dan berbahagia. Tapi tidak dengan Diona.

Hari Minggu kali ini ia merasa sangat kesal. Bagaimana tidak,dua guru paling dibencinya itu tiba-tiba saja memberikan tugas dadakan yang harus dikumpul besok.

"Kurang banyak ngasih tugasnya Bu,Pak! Sekalian sebuku paket aja suruh ringkas! Biar ga setengah-setengah!!."umpat Diona dari atas ranjangnya.

Sudah dari tadi Diona berteriak mengumpat kepada gurunya itu.

"Ringkas PKN dari halaman 135 sampe 147,terus buat catatan Seni Budaya simpel tapi harus lengkap! Salin aja sekalian tuh buku paket semuanya!."
ketusnya lagi.

Tak berhenti-berhentinya gadis itu mengomel. Ia sedang meng- highlight poin-poin penting yang akan ia ringkas.

Sengaja di sedikit-sedikit kan. Biarkan saja,namanya juga meringkas bukan menyalin. Benar kan? Diona kini pindah kearah meja belajarnya.

Diona menghela nafas gusar. Bukannya bersantai,ia malah disibukkan dengan dua tugas sialan ini. Menyebalkan sekali dua guru itu.

Ia lalu mengambil buku catatan PKN nya. Dan memulai untuk mencatat poin-poin yang sudah ditentukan tadi. Bibirnya tak berhenti mengoceh.

Sampai pintu kamarnya terbuka melihatkan Ibunya yang sedang membawa nampan berisi susu.
"Ada apa sih Ona? Kenapa mama denger kamu marah-marah terus? Baru juga jam sembilan ini."

Dina meletakkan nampan tersebut diatas meja belajar Diona. Lalu diusapnya kepala gadis itu lembut.

Diona menjadi agak tenang setelah diusap mamanya. Ia menghela nafas berat.
"Guru aku Ma. Masa tiba-tiba ngasi tugas? Banyak banget lagi. Dan tau gak? Dikumpulnya besok Ma! Besok! Sebel banget."Diona mengerucutkan bibirnya.

Sementara Dina hanya bisa terkekeh.
"Ya gapapa dong. Biar sekali-sekali kamu kalo hari Minggu ga main teruss. Biar pernah rajin pagi-pagi pas hari Minggu."tutur Dina.

Bukannya membuat Diona bersemangat,Dina malah membuatnya semakin merasa kesal dan lelah.

"Apasih Ma,bukannya nyemangatin,ngedukung Ona,ini malah dukung guru Ona. Mama ikutan nyebelin ih."kesalnya.

Dina mencium puncak kepala Diona."Yaudah kalo gitu,kamu yang semangat ngerjain tugasnya. Ini Mama baru aja beliin kamu kue kesukaan kamu. Ada susu putih juga nih. Diona itu anak Mama yang paling rajin dan tekun kalo soal tugas sekolah! Iya kan?."Diona mengulas senyum.

"Makasih Mama. Ona sayang Mamaa!!."ujar Diona sambil memeluk pinggang Dina.

"Oke deh. Mama keluar ya,ada urusan sama Papa kamu tuh."Dina lalu beranjak keluar dari kamar Diona.

Diona mengernyit sebentar. Ada urusan apa antara Mama dan Papa nya? Ah..Diona mengerti. Ia lalu tersenyum geli setelah mengetahui 'urusan' apa yang dimaksud Dina tadi.

***

"Buseett!!! Pegel banget tangan guee! Astaga,Tuhann."Diona meregangkan tubuhnya. Akhirnya tugas mengesalkan itu selesai juga dikerjakannya.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang