EMPATPULUHENAM

84 5 0
                                    

selamat membaca!💘

***

Pagi-pagi sekali Diona sudah datang ke sekolah. Jam tangan di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul 6.15 yang artinya masih sangat pagi untuk datang ke sekolah.

Diona berniat membersihkan namanya dan juga nama Rian hari ini. Bagaimanapun caranya.

"Halo, kalian dimana?" Sembari meletakkan tasnya di bangku, Diona menelpon kedua sahabatnya.

"Hah? Ya masih di rumah lah Na. Liat jam berapa iniii?" sahut Dara masih setengah sadar.

"Tau tuh. Emangnya lo dimana sekarang nih?" tanya Tasya.

"Udah di sekolah."jawab Diona sambil membuka jaketnya.

"Bujug buset," umpat Dara kaget.

"Serius? Sepagi ini? Jam 6.17 banget?" tanya Tasya tak percaya.

"Ck iya anjir! Udah gausah banyak tanya buruan dateng!"

"Emang mau ngap- oh oke. Otw mandi bye muah!" Dara keluar dari panggilan.

"Hah? Gue mandi dulu ya Na. See you at school!" Berikutnya Tasya yang keluar.

Diona meletakkan ponselnya di atas meja. Hari ini SMA Geniel masih dalam suasana Ulangan Akhir Semester. Namun suasana itu jadi jauh lebih tegang semenjak artikel palsu yang tertempel di papan mading sekolah mereka.

Rian masih belum juga mengirimkan pesan atau bahkan menelpon Diona. Bahkan untuk bertemu pun mereka sudah tidak pernah. Diona yang terlalu sibuk dengan urusannya begitupun Rian.

***

Tasya dan Dara baru saja melewati Aini. Gadis itu nampak terlihat sedikit gugup saat matanya bertemu dengan mata mereka.

"Cih, takut tuh dia pasti."duga Dara.

"Jelas sih. Tapi di sok-sokin nggak takut, ya ga sih?" Dara mengangguk setuju.

Kedua gadis itu pagi ini berangkat bareng. Tasya yang menjemput Dara menggunakan mobilnya.

"Eh btw, Diona udah bawa bajunya Aini belum ya?"tanya Dara.

Tasya mengangkat bahunya. "Kayaknya sih udah. Gak mungkin kan Diona lupa? Kalo lupa terus Aini pake apaan?"

"Yakan ada baju putih satunya. Tadi aja juga dia pake kan. Lo ga liat?"tanya Dara.

Tasya menggeleng. "Buta lo!"ejek Dara.

Tasya mendorong muka Dara yang nyolot itu. "Biasa aja setan!"

"Tangan lo bau!"protes Dara sambil mengusap-usap wajahnya.

Tasya mencibir. "Yeeee, bau sabun mandi gini dibilang bau! Hidung lo bermasalah!"

"Bacot!"

"Udah diem."

Tasya lalu merangkul paksa Dara agar pertengkaran mereka tidak berlanjut. Sekarang sudah pukul setengah tujuh. Yang artinya murid-murid sudah mulai ramai berdatangan.

DIONA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang