Ketika mereka sedang makan dikantin, Sekar mendekat ke Gio. Dia bergelayut manja di lengan Gio.
"Ayang ihh, jangan cuekin aku"
"Lo siapa sih? gue kenal lo aja engga"
"Aku pacar kamu"
"Gue ga pernah deket sama cewe, jangan ngaku-ngaku lo"
"Jangan jual harga diri lo supaya bisa deket sama Gio" ujar Lio.
"Oh iya lupa, kan lo udah ga punya harga diri ya. Lagian Gio juga ga mau sama cewe kayak lo. Akhlak ga ada, wajah juga ga cantik, make up menor. Siapa sih yang mau sama lo?" lanjut Lio.
"Banyak yang mau sama gue"
"Iya banyak, setan noh mau sama lo," sahut Vandro.
Terri mendekat ke arah Sekar, dia menghapus bedak yang ada di wajah Sekar.
"Tebel banget bedak lo. Pake tepung kiloan?"
"Terri, lihat ini. Jadi belang kan muka gue! Gio bantu aku dong"
"Dih ogah. Lo siapa gue?"
"Aku pacar kamu," ucap Sekar penuh penekanan.
"Mama sama papa gue ga butuh menantu murahan kayak lo!" ucap Gio menusuk sampe usus dua belas jari.
Sekar menangis setelah mendengar ucapan Gio.
"Lagian kalo kalian nyatu, ga bakal bisa. Karena Gio ke gereja sedangkan lo ke masjid," ujar Marcel.
"Jangan pernah maksa kalo emang ga bisa. Karena Tuhan kalian aja udah beda," ujar Alex.
"Yang seiman aja belum tentu nyatu, apalagi yang beda iman?" ujar Devan.
"Ada yang seiman tapi beda perasaan, ada yang satu perasaan tapi beda iman. Lah lo sama gio? udah beda iman, beda perasaan pula," ujar Vandro.
"Perasaan bakal tumbuh dengan sendirinya," sahut Sekar.
"Sebelum perasaan itu tumbuh, Gio juga bakal udah dapet cewe yang lebih baik dari lo," Lio menyadarkan Sekar.
"Mending lo sadar diri, daripada kayak gini terus, yang ada lo sakit hati," ucap Vandro dengan meminum es teh nya.
"Jangan paksa diri lo, nanti kesiksa sendiri," peringat Devan.
"Maaf udah ganggu kamu, aku juga bakal berubah jadi lebih baik lagi. Aku bakal keluar dari sekolah ini. Aku juga akan jadi diri aku sendiri," Sekar beranjak dari duduknya dan pergi keluar kantin.
Mereka melihat cewe yang mendatangi mereka lagi.
"INI SIAPA LAGI? TADI SEKAR UDAH KELAR, SEKARANG SIAPA?" Vandro menatap jengah ke arah perempuan itu.
"Hai gue Icha. Anak IPS 3"
"Urusan lo datang kesini mau ngapain?" uajr Gio.
"Mau bareng pacar aku,"
"Siapa pacar lo?" tanya Gio.
"Ya kamu lah, ya kali mereka"
"Gua ga punya pacar"
Icha duduk disebelah Gio. Dia memesan makanan di warung Mbok Dayu.
"Jaga sikap lo, jangan kayak gelandangan yang baru dikasih makan," ujar Devan.
"Kalian kenapa sih? tiao ada cewe yang deket sama kalian, selalu aja disuruh pergi!"
"Kita juga liat cewenya. Cewe itu punya harga diri engga, natural ga, bukan modelan kayak lo," ujar Terri santai.
"Apa aku kurang natural?"
"Iya lah, lo aja masih pake shasimi bedak masih pake tepung kiloan," sahut Lio.
"Dan satu lagi, lo ga pantes ada diantara kita. Karena modelan lo kayak gini ga pantes diantara berlian, sebab lo itu sampah!" ujar Gio.
"Aku bukan sampah!"
"Kalo lo bukan sampah, kenapa lo kejar Gio? Bukannya cewe itu harusnya dikejar bukan mengejar?" Vandro menaikkan satu alisnya.
"Gue cuma mau Gio nerima gue, udah itu aja," jawab Icha.
"Dia ga bakal suka sama cewe yang ngejar dia," ujar Alex.
"Kalo gitu Gio, kamu kejar aku sekarang"
"Ogah, nanti kalo gue kejar lo, gue cape" jawab Gio.
"Ish bukan kejar lari-larian. Tapi kejar perasaan"
"Kalo gue ga mau?"
"Ya aku paksa lah"
"Sukanya maksa!" Gio melenggang pergi.
"Makanya jadi cewe jaga harga diri dikit. Jangan kayak gini. Malu sendiri kan lo?" Lio tersenyum miring.
"Inget ya, harga diri lo lebih berharga daripada bedak tebal lo itu. Hapus make up lo, karena dengan cara ini dan cara apapun itu, Gio ga akan pernah suka sama lo!!" Lio meninggalkan Icha dan disusul oleh temannya.
Icha berjalan menuju kelasnya. Menghapus semua kata-kata yang keluar dari mulut anak Egryros. Memang menyakitkan jika mereka sudah berkata-kata. Bukan hanya perbuatan yang menyakitan, tapi perkataan mereka juga.
"Besok si Icha ngejar lo lagi ga yo?" tanya Vandro.
"Mana gue tau, liat aja besok. Semoga dia cepet sadar diri deh"
"Keknya tuh anak ga bakal sadar diri deh," sahut Marcel.
"Serah dia, cape gue jadi orang cakep," Gio mengelus dadanya sabar.
"Sini cakepnya kasih gue aja," Vandro menodongkan tangannya.
"Udah ada porsinya masing-masing, mungkin porsi lo kurang," ujar Devan.
"Iya gue ga seganteng lo Devan"
"Nah itu sadar diri," sahut Lio.
"Sabar, sabar, yang sabar dapet pacar," Vandro mengelus dadanya.
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN!!!
BABAY SEE YOUUUU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...