Ketika memasuki markas, Gio sangat terkejut karena ada hewan didalamnya. Dia berjalan berkeliling markas.
"Kalian ngapain bawa hewan banyak ke markas?" tanya Gio.
"Biar rame," sahut Alex santai.
"Kenapa harus hewan?"
"Ya gapapa sih bos, masa ga boleh," ujar Marcel.
"Jangan buaya jugaa!!!" teriak Gio.
"Biar gue ada temennya, masa sendiri mulu," ujar Terri dengan anak buaya yang dia elus-elus dipangkuannya.
"DAH LAH SERAH KALIAN!!! SERAHH!! DEPRESOT GUE LAMA-LAMA!!" Gio meninggalkan mereka dan masuk ke dalam markas.
Setelah merasa puas bermain dengan anak buaya, burung, dan kucing di taman belakang. Mereka masuk ke dalam dan ikut bergabung dengan yang lain.
"Napa lo deketin gue?!" Gio melempar tatapan sinis ke arah Terri,Lio, Vandro, Marcel, dan Alex.
"Hehehe gapapa bos," jawab Lio dengan cengiran.
"Terus buaya nya lo taruh mana?" tanya Gio pada salah satu dari mereka.
"E-em anu itu bos, apa itu namanya," ujar Vandro gugup.
Gio menaikkan satu alisnya, menunggu jawaban dari Vandro dan tersangka yang lain. Dengan menyedot bobanya, dia masih menunggu jawaban. Semua diam termenung, tidak ada suara. Hanya suara kucing dan burung yang memenuhi markas.
"Kalian taruh dimana? kolam?" ujar Gio.
"Lah anjir kok gio tau?" batin Vandro.
Karena sudah lelah menunggu jawaban mereka yang tak kunjung di ucapkan, Gio berjalan ke belakang markas. Dia terkejut karena kolam renang di markas ada seekor anak buaya yang tadi dibeli oleh anggotanya.
"KALIAN SEMUA KESINI CEPET!! TERUTAMA VANDRO, LIO, TERRI, MARCEL, ALEX!!!" teriaknya dari belakang markas.
Jantung mereka sudah berdetak cepat karena tatapan dari sang ketua. Tatapan interogasi yang mereka temukan, bukan tatapan santai seperti biasa.
"Ngapain takut? kok diem aja?" ujar Gio.
"G-gini yo, gue bisa jelasin. Pelan- pelan tapi ya," ujar Vandro takut-takut.
"Tadi kan kita bingung mau naruh buaya nya dimana, nah karena kolam kosong, jadi ya kita isi pake buaya aja. Gitu," ujar Lio.
"Kenapa harus di kolam?"
"Kalo ga dikolam, ya kali mau ditaruh di kamar," ujar Marcel.
"Terus sekarang gue mau renang, ambil buaya nya," perintah Gio.
"Besok kita lebarin markasnya lagi, kita renovasi. Ruang tambahannya kita pake buat naruh hewan yang kalian beli," ujar Gio, dia meninggalkan temannya yang masih sibuk dengan kerjaan mereka.
Terri masih sibuk dengan kegiatannya. Menangkap kembarannya. Buaya.
"Woi buaya!!! lo diem napa sih!? dari tadi keluyuran mulu, kasihan emak lo noh. Udah nyariin lo, kaga pernah pulang. Udah kayak bang toyib bae lo," omel Terri pada buaya.
Gio keluar dari dalam markas, "Orang gila kalo dibiarin nanti bahaya buat yang waras,"
"Gio! bantuin gue napa, kaga pernah kerja lo," ujar Terri frustasi.
"Emang gue nyuruh kalian buat beli hewan ini semua?"
"Ya engga sih"
"Buru tangkep buaya itu, Marcel sama Devan, kalian beli kandang buat buaya nya. Nih uangnya ada di kartu itu," Gio menyodorkan blackcard .
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Novela JuvenilPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...