41. Belajar bukan mabar

120 21 0
                                    

Mereka melanjutkan aktivitas mereka dengan belajar. Bohong! jika mereka belajar, justru malah mereka mabar game online.

"WEH WEH ITU TUH MUSUH TUH!! TEMBAK TEMBAK!!!" heboh Lio.

"Belajar bukan mabar!!" hanya Devan yang fokus belajar dan dia berkutat dengan beberapa latihan soal dan juga catatan.

"Entar lagi," ujar Vandro yang masih fokus dengan game di tangannya.

"Entar kapan? ini udah jam tujuh!!!"

"IYA IYA INI JUGA MAU BERHENTI MAIN!!!" Gio melempar ponselnya sembarang, untung saja tidak jatuh di lantai.

Jika jatuh di lantaipun, itu bukan masalah bagi Gio. Dia bisa membeli yang baru, sultah mah bebas.

Mereka mulai belajar dengan fokus, tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang sudah mengancam mereka.

Ada seseorang yang sudah memperhatikan mereka dari jauh, dia akan melancarkan aksinya ketika Gio mulai keluar rumah Vandro nanti.

"Maafin gue, harusnya gue ga lakuin ini ke lo, tapi dendam gue lebih besar daripada perasaan kasihan gue ke lo," orang tersebut meninggalkan pekarangan rumah Vandro. 

Dia mengendarai motor sportnya dan melaju membelah jalanan yang lumayan sepi. Orang tersebut menemui seseorang yang menjadi teman kerja samanya untuk mencelakai seseorang.

"Bro! gue balik dulu!!" Gio berpamitan kepada temannya, dia kan kembali pulang ke rumah karena hari sudah malam. Matahari sudah bersembunyi sejak lama.

Pukul sudah menunjukkan 21.00, Gio mengendarai motor ninja nya. Dia mengendarai dengan kecepatan sedang, angin malam yang menerpa kulitnya terasa nyaman.

Pemandangan malam ini sangat indah, bintang bertebaran dilangit malam, bulan juga menampakkan dirinya. Bulan purnama menemani malam Gio.

"Pengen deh, kalo gue udah nikah, gua bakal nikmatin cuaca malam kayak gini sama istri dan anak gue nanti," Gio tersenyum geli membayangkan kejadian tersebut.

Ketika di tengah jalan, dia melihat ada seseorang yang di kelilingi oleh preman, dia turun dari motornya dan membantu orang tersebut.

Tanpa dia sadari, ternyata orang yang dia tolong itu adalah orang yang mengincar Gio dari lama.

"Hahaha kena juga lo, selamat lo udah masuk perangkap gue," ujar orang misterius tersebut.

"Maksud lo?!" Gio menghajar rahang keras orang tersebut.

Dengan cekatan, orang tersebut menghindar dari serangan Gio, dia membalas perlakuan yang menyerangnya.

"Bersni juga lo lawan gue!" dengan nafas yang memburu, orang tersebut mengahajar Gio habis-habisan.

Luka lebam menghiasi wajah Gio, lebam yang ada diwajah orang tersebut tidak terlihat karena dia menggunakan topeng hitam yang menutup seluruh wajahnya.

"LO SEBENERNYA SIAPA?! ADA SALAH APA GUE SAMA LO?!"

"LO UDAH BUNUH KAKAK GUE!!! KARENA ULAH LO!! DIA BERUSAHA BUAT BELA DIRI, KARENA DIA GA KUAT, JADINYA DIA MENINGGAL!!! LO ITU PEMBUNUH!!! PEMBUNUH!!!"

☠️☠️☠️☠️☠️

"Kok gue ngerasa ga enak ya?" ujar Devan.

"Maksud lo?" tanya Terri bingung.

"Perasaan gue ga enak soal Gio, gue takut dia kenapa-napa"

"Kita susul dia sekarang!" Lio keluar dari rumah Vandro dan melajukan motornya sesuai dengan jalan yang biasa Gio lewati.

Mereka melihat seseorang yang sangat dikenal tergeletak di pinggir jalan, dia dipenuhi luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.

EGRYROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang