Pagi ini mereka berjemur dilapangan, karena terlambat. Siapa lagi kalau bukan Gio Cs. Di belakang mereka berdiri Pak Botak yang menatap mereka dengan tatapan tak bisa di artikan. Tatapan ingin menerkam, membuang mereka, mengusir mereka.
"Gila woy, panas banget," keluh Lio.
"Lo suruh mataharinya ngumpet gih," suruh Vandro.
"Goblok! ya mana bisa"
"Bisa aja, mari kita coba," ujar Vandro menirukan nada suara Sisca Kohl.
"Adikku sangat suka sekali sama makanan ini. Katanya suka, tapi wajahnya kayak tertekan anjir," ujar Marcel.
"Ada yang ditekan, tapi bukan tombol," Alex ikut menimpali.
"Ada yang cantik, tapi bukan cewe," ujar Terri.
"Terri mulai ga waras," ujar Gio.
"Beneran anjir, kemarin gue ketemu banci di lampu merah, dia cantik, badannya aduhai"
"Aduhai matamu!" sahut Vandro tak santai.
"Aduhai bohay ahay lihay asohay," ujar Lio.
Tawa mereka pecah karena ucapan Lio. Pasalnya dia berucap dengan wajah datar, tidak seperti biasanya.
"Bisa diam tidak kalian!?" teriak Pak Botak dari belakang.
"Kalo ga bisa gimana pak?" jawab Vandro.
"Saya hukum lah"
"Emang dari tadi kita ngapain pak? Jualan pecel?" Gio melempar tatapan sinis ke Pak Botak.
"Heleh, ga punya abs bae, bangga kao pak?" ujar Marcel dengan tatapan julid.
"Emang kamu punya?"
"Punya lah pak, usaha saya ga sia-sia," ujar Marcel bangga.
"Pak," panggil Vandro, Pak Botak menoleh ke arah Vandro.
"Mendingan bapak pergi dari sini deh, daripada nanti darah tinggi," imbuhnya.
"Pak, saya mau tanya," ujar Lio.
"Kalo usus buntu, biar sembuh itu diapain pak?" tanyanya.
"Operasi lah"
"Salah"
"Harusnya diapain?" tanya pak Botak.
"Disuruh puter balik, kan buntu pak"
Sebelum benar-benar darah tinggi, pak Botak pergi meninggalkan mereka semua. Karena sudah merasa aman, mereka duduk di pinggir lapangan.
Keheningan menyelimuti mereka. Sebelum Gio membuka suara.
"Balik kelas, nanti tidur disana"
"Gue ke UKS aja lah," Vandro berdiri dari duduknya dan membersihkan celananya.
"Ngapain? lo sakit?" tanya Alex.
"Mau rebahan lah, sambil scroll tik tok"
"Gue ikut!!" Lio dari arah kantin membawa satu botol fanta berwarna merah.
Mereka berdiri dari duduknya. Gio, Devan, Alex, Marcel pergi ke kelas. Sedangkan Lio, Vandro, dan Terri mereka menuju UKS.
"Hadeh gila, panas banget woy," Lio merebahkan dirinya di ranjang UKS.
Vandro dan Terri ikut merebahkan dirinya juga. Mereka sibuk dengan ponsel masing-masing. Vandro scroll tik tok, Terri bermain game online, Lio mendengarkan lagu menggunakan airpods.
Setelah merasa cukup, mereka kembali ke kelas. Di depan kelas, mereka membuka pintu dengan kasar. Membuat orang dikelas nya terlonjak kaget.
"Peh, samlekom!!!" teriak Lio.

KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...