Matahari sudah menampakkan cahayanya, sinarnya itu menerangi bumi sebagai ganti bulan pada pagi hingga sore hari. Cuaca hari ini sangat cerah sehingga sangat cocok untuk berlibur atau menghabiskan waktu bersama dengan orang spesial. Kalau tidak punya orang spesial, habisin aja waktunya dikamar, main hp, rebahan, jangan lupa deket colokan.
"WOI BANGUN!!! KATANYA MAU JOGING!!!" Lio membangunkan temannya yang lain, dia mengibaskan rambutnya yang masih basah.
"SAHUR!! SAHUR!!"
Karena merasa tidurnya terusik, Vandro membuka matanya perlahan, dia geram karena melihat Lio yang lompat-lompat dikasur sambil berteriak. Dia melempar bantal ke arah Lio, dan terkena tepat sasaran.
"Diem bisa ga?" ujar Vandro, matanya masih setengah terbuka, nyawanya belum kumpul sempurna.
"Bangun heh, kata lo mau joging, hu"
"Ck,iya dah iya," Vandro berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Lio masih melanjutkan aktivitasnya, yaitu membangunkan para kebo. Karena merasa geram, dia mengambil satu gayung air pada kamar mandi yang ada di lantai bawah, lalu membasahi muka temannya dengan air tersebut.
"Lio!! apaan sih!!" ujar Gio merasa tidak terima dengan perlakuan Lio.
"Joging heh!!"
Gio, Terri, Marcel, Alex, dan Devan mengambil pakaian ganti mereka sambil menunggu Vandro menyelesaikan ritual mandinya.
Setelah semua selesai, mereka bertujuh turun dari kamar atas, dan menuju meja makan. Disana ada Zira, Damian, dan Vania yang masih sibuk masak.
"Eh dah pada rapi mau kemana nih?" tanya Damian.
"Joging yah, ayah mau ikut?" ujar Gio.
"Ga usah, ayah dirumah aja. Nemenin Zira sama bunda"
"Ya udah kalo gitu"
Vania datang dari arah dapur bersama dengan makanan yang ada ditangannya, dia menata makanannya di meja makan, lalu mereka makan dengan tenang.
☠️☠️☠️☠️☠️
"Udaranya seger banget, cocok buat joging," senyum Vandro belum pudar semenjak dia sampai pada taman indah yang penuh dengan pengunjung.
Langkah kaki Alex terhenti, secara bersamaan semua langkah juga ikut terhenti.
"Ngapain berhenti, ayo lanjut lagi," ajak Gio.
"Kalian liat arah sana deh," jari telunjuk Alex mengarah pada salah satu sisi taman, disana ada dua orang laki-laki yang bertubuh sama seperti mereka.
"Lah Devan mana? kok ngilang?" Marcel mencari ke kanan dan ke kiri untuk melihat Devan.
"Daritadi dia ga ngikut kita kayaknya, malah ngilang sendiri tuh anak," tak lama kemudian, Devan datang dengan membawa satu botol air putih ditangannya.
"Darimana lo?" tanya Gio.
"Beli minum, gue haus"
Ketika mereka ingin memperhatikan dua orang yang dicurigai, dua orang tersebut sudah tidak ada ditempatnya lagi bersamaan dengan Devan yang menghampiri mereka.
"Lah ngilang juga? orang itu lho ya, dev?" tuduh Vandro.
"Orang? orang apa dah?"
"Jadi waktu Alex nunjukkin ke kita, ada dua orang mencurigakan di pojok sana," Vandro menunjuk tempat yang tadi.
"Nah orangnya itu pakai baju sama celana item, bahkan hampir semua yang dia pakai itu item, orang itu ngilangnya barengan sama datengnya lo kesini"
Devan hanya ber-oh ria saja, "jadi maksud lo, gue yang disana?"
"Y-ya ga gitu," Vandro mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya udah ayo lanjut"
Mereka mengikuti langkah Devan yang telah berjalan dahulu.
☠️☠️☠️☠️☠️
"HOLA EPRIBADEH!!!" teriak Lio yang memasuki markas keduanya.
"Lah kok keadaan markas hancur, binatangnya pada kemana dah? Kok ilang semua?!"
"Ini kenapa bisa kayak gini," mata Gio memerah karena menahan amarahnya.
"Tadi kita kesini, ada cowo pakai outfit serba item, dia pakai jaket Egryros. Gue ga tau dia siapa, karena dia pakai masker. Tadi kita berdua ada di sofa, tiba-tiba kucing di ruangan teriak-teriak, akhirnya kita samperin suara itu. Pas kita balik, keadaan markas udah kayak gini, dan pelakunya itu pake jaket Egryros," jelas Samuel.
"Devan mana?!" tanya Gio pada anggota yang ada disana.
"Gue disini," Devan datang dari pintu belakang.
"Darimana lo?!"
"Dari supermarket, gue beli bahan makanan. Ini kenapa markas kayak gini?"
"Ini ulah lo kan?!"
"Gue ga tau apa-apa, dan gue barusan dateng!!"
"Ga usah ngelak lo!!!"
Bugh
Satu bogeman berhasil mengenai rahang keras milik Devan, dan pelakunya adalah Gio.
Pertarungan berlangsung lumayan lama, tidak ada yang bisa memisahkan mereka, Gio dan Devan adalah yang terkuat dari semua anggota.
"Udah stop!!!" Vandro mencoba untuk memisahkan mereka.
"Dengan kalian kayak gini, apa pelakunya akan ketemu?! enggak kan?! udah stop!! kalian jangan jadi kayak anak kecil, ingat kalian udah dewasa, ga seharusnya kayak gini!!!"
"Dan Gio, lo ga seharusnya nuduh Devan. Emang bener dia tadi ke supermarket buat beli bahan makanan, dan hari ini juga dia emang pake jaket Egryros, tapi bukan dia pelakunya, gue yakin Devan ga akan mengkhianati kita!" tegas Vandro.
"Itu bisa aja cuma akal-akalan dia doang, ndro. Dia bisa berubah jadi siapa aja!"
"Gio!! gue bilang diem!! kita cari pelakunya sama-sama, kalau kejadian ini terulang lagi, kita bakal cari pelakunya, tapi kalau ini berhenti sampai disini, kita biarin aja soal masalah ini"
"Dan lo, minta maaf ke Devan"
Gio mengulurkan tangannya ke Devan, "gue minta maaf karena udah nuduh lo tadi, emang bener sih harusnya gue ga sembarangan nuduh lo"
"Iya gue tau, lo kayak gini karena lo pengen mempertahankan geng motor ini. Lo pemimpin yang baik,"Devan tersenyum hangat.
"Makan yok, gue laper"
Mereka menuju markas utama untuk memasak makanan.
Pengen ada konflik ga?
ditambah konflik aja kali ye, biar seru
tenang, masalah ini belum selesai
ada lagi kok tuduhan yang lain
aku spoiler pelakunya yaciri-ciri pelaku :
1. dia orang asik
2. sering ngomong
3. mood booster Egryros
4. sering buat lucu
5. anak aktif banget di Egryros
6. anaknya sad boydah lah tuh cari tau sendiri, wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Novela JuvenilPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...