"Pagi ini kalian akan melaksanakan upacara di lapangan, segera persiapkan diri kalian sebelum mendengarkan ceramah dari ayah Devan," Lio berdiri didepan kelas dan mengatakan hal tersebut tanpa dosa.
Devan hanya melirik ke Lio dengan menaikkan satu alisnya, seolah-olah meminta penjelasan dari ucapan Lio.
"Eh ga gitu dev, katanya kepala sekolahnya ganti?" Lio mulai mengalihkan pembicaraan.
"Iya ganti, dia orang asing kayaknya dan masih muda," sahut Devan, dia sibuk mencari dasi dan topi.
Ayah Devan tidak menjadi kepala sekolah lagi karena dia ingin fokus memperbesar perusahaan yang sedang dia kelola, sebenarnya perusahaan itu adalah milik Devan yang dia bangun sendiri, tapi karena belum merasa dewasa untuk mengurus hal itu, jadi Devan memberikannya kepada sang ayah.
"Hm kira-kira siapa ya?" Terri mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu.
"Mana gue tau, udah ayo keluar," Gio keluar kelas dan berjalan menuju lapangan, disana banyak siswa-siswi yang berbaris rapi untuk mengikuti upacara hari ini.
Pak Botak mengawali upacara pagi ini, "Baik anak-anak, saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu nama saya-," ucapan pak Botak terpotong karena Vandro berteriak di barisannya.
"PAK BURUAN! MAU KITA JADI GOSONG KARENA DI JEMUR DISINI! KEBURU MATAHARI DI ATAS KEPALA INI! LAGIAN GA ADA YANG MAU KENALAN SAMA BAPAK KOK!"
Ucapan Vandro tidak salah, memang tidak ada yang ingin berkenalan dengan pak Botak, bahkan muridnya sendiri saja ogah-ogahan dekat dengan pak Botak, apalagi orang lain. Haha canda pak Botak.
"Baiklah, saya akan panggilkan kepala sekolah kita yang baru"
"Selamat pagi anak-anak, saya adalah kepala sekolah kalian yang baru, apa kalian siap dengan cara belajar yang akan saya buat? Saya harap kalian siap selalu dengan apapun cara belajar kalian. Perkenalkan nama saya adalah Pak Dodi, usia saya 23 tahun, mungkin ini terlalu muda untuk menjadi seorang kepala sekolah, tapi jika saya mampu kenapa tidak dilaksanakan? Sekian perkenalan dari saya, kalau ingin lebih dekat, silahkan meminta nomor telefon saya," Pak Dodi kembali ke tempat semula.
Bisikan-bisikan dari para kaum hawa terdengar jelas ditelinga mereka.
"Aaaa pak Dodi ganteng banget"
"Duh damage nya itu lho"
"Mo pingsan aja lah"
"Bye mo meninggoy"
"PAK DODI I LOVE YOU"
"Uhuy dapet crush baru"
"Beruntung gue dapet guru yang ganteng"
"Pak dodi tunggu aku menjadi istrimu"
"Aduh jantung gue ga aman nih, udah jedag jedug duluan"
"Kiw ganteng kiw kiw"
"Sini dong pak sama eneng cantik"
"Gantengan juga gue," ujar Alex percaya diri.
"Sekarang Gio ada saingannya, ti ati yo, siangan lo guru, dosa nanti lo kalau jadiin dia saingan," ujar Marcel bijak.
"Ganteng juga gue sih, daripada tuh guru," ujar Gio, dia mengangkat sedikit dagunya memberi kesan sombong.
"Nanti waktu kantor rame ciwi-ciwi, kita samperin mereka," ujar Gio.
"Siap!!" sahut Vandro semangat.
"Nah selesai juga upacaranya, gue mau rebahan di kelas," Lio berjalan mendahului temannya, dia berlari duluan menuju kelas.
Tak lama kemudian, Gio dan yang lain menyusul Lio. Mereka berbaring di belakang kelas, sebagai bantalannya mereka menggunakan tas yang dibawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...