18. With Zira

344 33 0
                                    

Sepulang sekolah, Gio mengajak Zira untuk bermain ke markas. Sesampainya disana, mata Zira berbinar memandang markas Egryros dengan mulut ternganga.

"Tutup mulutnya, nanti kemasukan lalat," ujar gio.

Gio menggandeng tangan Zira, dia mengajaknya masuk ke dalam markas. Semua anggota menyambut kedatangan Zira dengan senyuman.

"Hai adek cantik, namanya siapa nih?" tanya Merzo.

"Halo kakak ganteng semua, namaku Zira. Ratu kalian, engga deng, canda doang kok kak"

"Kamu duduk sini dulu, abang mau ke kamar mandi," Zira menuruti perintah Gio.

Semua duduk mengelilingi Zira. Menatap Zira dengan senyuman manis, karena merasa bingung dan canggung, Zira hanya diam saja sambil memainkan jari mungilnya.

"Jangan natap aku kayak gitu, aku takut"

Tawa mereka pecah mendengar penuturan Zira, "Jangan takut, kita baik kok," ujar Argo menenangkan. Mata Zira beralih menatap Argo, "Kalo baik kenapa sering berantem?"

"Kita berantem cuma sama musuh aja, kalo orangnya baik, kita juga baik kok," ujar Samudra. Dia mengusap pucuk kepala Zira.

"Bang gio mana sih? lama banget deh," gerutu Zira.

"Zira, main ke taman belakang yuk," ajak Vandro. Dengan senang hati Zira menuruti ajakan Vandro. Mereka berdua berjalan ake taman belakang markas.

"Disini hawanya enak banget, bang. Aku suka," Semilir angin menerpa wajah Zira, terukir senyuman indah di bibirnya, matanya terpejam tenang.

"Pantes bang gio betah disini, anginnya aja enak kayak gini"

"Semua yang disini bakal betah," sahut Gio. Dia sudah duduk di samping Zira, Gio memperhatikan Zira yang sedang menikmati semilir angin.

"Bang, aku pengen ngemil"

"Ambil aja dikulkas dapur, suruh anter salah satu dari mereka. Abang mau urus soal musuh abang dulu"

Zira pergi dari hadapan Gio, dia berjalan menghampiri anggota Egryros.

"Abang-abang yang ku sayang, temenin aku ambil makanan ke dapur yuk"

Dengan senang mereka mengangguk, akhirnya Samuel lah yang mengantarkan Zira, "Kamu mau makan apa? hm?" tanya Samuel pada anak perempuan tersebut.

"Aku mau ngemil aja, cemilannya dimana bang?" Samuel menunjuk ke arah kulkas. Wajah Zira sangat ceria ketika menemukan banyak mekanan dengan aneka rasa disana.

Dia mengambil banyak makanan lalu pergi menghampiri Gio dan Vandro yang ada ditaman belakang.

"Abang mau dong," ujar Vandro, Zira menyuapkan makanan yang dia bawa ke mulut Vandro. Melihat interaksi keduanya, senyum Gio terukir.

"Bang, aku ngantuk," ujar Zira setelah selesai ngemil.

"Yuk abang anter ke kamar," Vandro menggendong Zira ala koala.

Sesampainya di kamar, Vandro mengelus kepala Zira dan menyalakan AC yang ada di dalam ruangan. Dengkuran halus mulai terdengar, nafasnya mulai beraturan. Vandro tersenyum melihat wajah Zira yang tertidur, "Coba aja kalo lo seumuran sama gue, udah gue pacarin lo. Tapi sayangnya lo masih kecil," Dia keluar kamar meninggalkan Zira sendirian di kamar.

"Adek gue dah tidur?" tanya Gio.

"Udah, dia tidurnya cepet banget. Mana waktu tidur cantik banget lagi. Andai aja dia seumuran sama gue, udah gue ambil dia dari lo," Mendengar ucapan Vandro, Gio melempar tatapan sinis ke arahnya.

"Yang ada, gue duluan yang sama dia," sahut Gio tak mau kalah.

"Gue!"

"Gue lah!"

"Lo cuma abangnya!"

"Tapi bukan kandung!"

Perdebatan terjadi antara Gio dan Vandro, semua hanya diam membiarkan mereka berdebat, lumayan kan dapet to tontonan gratis.

"Gue yang jadi idamannya diem aja," sela Marcel.

Mata Gio dan Vandro menatap tajam ke arah Marcel. Sedangkan yang ditatap hanya menanggapinya dengan santai.

"Udah debatnya, mending bahas strategi buat Vaxion," ujar Argo.

Kembali fokus pada bahasan awal, mereka menyiapkan strategi baru untuk berjaga-jaga jika Vaxio akan menyerang. Karena anggota Vaxion bertambah menjadi 360 orang, informasi itu di dapat dari mata-mata Egryros yang bersekolah di SMA ANGKASA.

"Gue dapet info, mereka nyusun rencana baru buat nyerang. Dan mereka mau nyerang setelah lomba yang diadakan antar sekolah. Gue waktu itu sempet denger ini semua, ketika pulang sekolah ada Vin sama anggota lain masuk ke markas mereka. Mereka bicara soal ini, dan nyusun strategi baru. Dia ngikutin strategi kita yang awal, yang biasa kita pakai. Kita wajib susun rencana baru," jelas Regar.

EGRYROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang