Pagi ini, mereka bersekolah seperti biasa, tapi ada yang berbeda bagi anggota Egryros. Ketua yang biasanya terlihat bahagia, kini hanya diam tanpa suara.
"Ey bos, kenapa diem aja? galau ye? iye kan? ngaku lo?" goda Lio.
"Diem deh lo"
"Galau kenapa? diputusin? eh tapi kan lo ga ada cewe ya?" Vandro bermonolog.
"Kan, kumat nih anak," Marcel mucul dari arah belakang sambil membawa nampan penuh dengan makanan.
"Ga mungkin kalau Gio galau, sekalipun dia ada cewe, pasti cewenya bakal banyak, iya ga gi?" Terri menaik turunkan alisnya.
"Diem, gue mau cerita ke bokap nanti malem soal kejadian semalem, kemarin gue langsung tidur, karena bener-bener stress sebab hal itu. Kalian nanti dateng sebagai saksi," ujar Gio.
"Jam berapa lo mau cerita ke ayah?" tanya Devan.
"Nanti gue kabarin ke grup inti," Gio melenggang pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun, dia berbeda dari dirinya sebelumnya.
"Belum pernah gue liat Gio sehancur ini, bagi gue sendiri, dia itu udah jadi pemimpin yang hebat, karena dia juga berusaha sebaik dan semaksimal mungkin buat jadi ketua. Dia hebat dan kuat menurut gue, dan beruntung angkatan kita kali ini karena bisa dipimpin sama orang hebat kayak dia," ujar Alex bijak.
"Kita nyusul dia, sebisa mungkin bakal gue hibur dia," Lio berjalan mendahului mereka, dia berjalan menuju kelas.
"GIO GUE DATANG BUAT MENGHIBUR KAMU!!! TUNGGU AKU GIO!!!" teriak Vandro, dia berlari menuju kelas untuk menemui teman kesayangannya, haha engga deng.
Lio berjoget-joget dan bernyanyi tidak jelas di depan kelas, dia berniat buat menghibur temannya. Lalu datanglah Vandro yang mengikuti gerakan dan nyanyian yang Lio lakukan sekarang.
Terbit seulas senyum dari bibir Gio, teman yang lain merasa lega karena ketuanya sudah kembali tersenyum seperti sedia kala.
"Makasih udah bikin senyum dan mood gue balik lagi, gue beruntung punya kalian, thanks buat semua hiburan kalian," Gio tersenyum tulus menatap satu per satu temannya.
"Sudahi sedihmu mari ngerjain guru bersamaku," Terri berjalan keluar kelas, dia menuju parkiran guru. Keadaan sekolah sekarang sepi karena sudah bel masuk kelas.
Gio dan yang lain mengikuti langkah Terri dari belakang, tanpa dipikir panjang, Terri mengempeskan ban guru killer, yaitu ban sepeda motor milik pak Botak.
Lalu Terri membuang penutup ban yang digunakan untuk menutup ban. Vandro, Lio dan Gio, mereka mengempeskan ban milik guru lain. Yang dipilih oleh mereka adalah motor butut, seperti supra, astrea dan yang lain.
Gio menyuruh mereka kabur supaya tidak ketahuan guru, tapi semua terlambat. Sudah ada pak Botak yang menunggu mereka dibelakang sambil membawa penggaris kayu sebagai senjata.
"GIO!! MARCEL!! DEVAN!! ALEX!! TERRI!! LIO!! VANDRO!!" teriakan pak Botak menggelegar di seluruh sekolah, untung saja tidak ada yang merasa terganggu dengan teriakan tersebut.
"Pelan-pelan pak! telinga saya nanti budeg gimana?!" Marcel mengusap telinganya yang terasa pengang sebab ulah pak Botak.
"Ikut bapak!!!" pak Botak melayangkan pukulan kecil kepada mereka, si pembuat onar.
Sekarang mereka ada di ruang BK, mereka diberi hukuman untuk membersihkan seluruh lapangan dan harus mengganti semua kerugian yang diperbuat.
"Kalo bukan ide lo, ga bakal kita kayak gini," Vandro melirik sinis ke arah Terri, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum.
"Hehe, ya maap atuh, kan gue ga nyangka kalo bakal endingnya kayak gini"
"Semoga ga sad ending kayak cerita ini," ujar Gio.
"JANGAN SPOILER SETAN!!!" teriak Vandro emosi.
"Ga mungkin cerita ini sad ending, pasti happy ending," ujar Alex percaya diri.
"Tunggu beberapa chapter lagi," final Devan.
"Siap, semoga happy ending ya," harap Vandro.
"Semoga aja," sahut Devan.
☠️☠️☠️☠️☠️
Malam ini mereka berkumpul di rumah kediaman keluarga bermarga Mahendra. Di ruang utama sudah ada Damian dan anggota Egryros lain, selain itu juga ada orang tua anggota inti lain yang dahulu menjadi anggota Egryros angkatan 1.
"Gimana bisa terjadi kehancuran kayak gini?" tanya Damian.
"Ga tau yah, kita belum ada yang dimarkas waktu kejadian, dan pintu markas terkunci rapat waktu kita dateng. Keadaan luar markas juga rapi kayak biasanya, tapi keadaan dalamnya bener-bener hancur," jelas Gio.
"Ada yang bawa kunci cadangan markas selain Gio?" tanya Rion - ayah Vandro.
"Ada, yang bawa kunci cadangan markas cuma Lio sama Argo, yang kunci utama ada di Gio," ujar Vandro.
Semua mata tertuju kepada Lio, dia tidak mengerti dengan maksud dari tatapan mereka, dia mengangkat satu alisnya.
"Ga mungkin Lio, orang waktu itu Lio bareng sama kita," Gio kembali menatap sang ayah.
"Ga mungkin kalo pelaku terror ini adalah orang luar. Ini pasti ada salah satu dari kalian yang jadi pengkhianat. Saya ga tau siapa pelaku ini, tapi saya ga yakin kalau pelaku ini adalah orang luar. Karena cuma orang dalam yang tau keadaan markas kalian dan juga kapan waktu sepi markas. Dan saat waktu sepi itulah, dia mulai melancarkan aksinya," jelas Tony - ayah Devan. Anak bapak sama aja, sama sama cerdasnya.
"Mana mungkin ada pengkianat yah, dari angkatan kalian dulu juga ga ada pengkhianat kan?" Devan tidak setuju dengan ucapan sang ayah.
"Ga ada yang ga mungkin dev, sekarang banyak cara buat balas dendam, bisa lewat internet, langsung, ataupun terror," jelas Tony.
"Yang dibilang Tony bener, ga ada yang salah sama semua kemungkinan ini. Kalaupun ada pembalasan dendam, tapi masalah apa?" ujar Mirzon - ayah Lio.
"Bagaimana ada pengkhianat? saya baru ingat!" Qin - ayah Marcel, dia menggebrak meja, membuat semua lawan bicaranya terlonjak kaget.
"Dulu semua geng motor sempet disuruh berhenti karena ada kejadian yang buat semua berubah, Ya itu adalah kejadian kematian Rozion, teman angkatan kita," Qin mengingat kejadian tersebut.
hahayy ku up lagii nih,
apa kabar sama kalian? sehat" aja kan? bagus lah kalo gitu, jaga kesehatan kalian dengan baik ya, jaga pola makan juga, jangan begadang, okeyy??
aku sayang kalian semuaa, tapi Gio lebih sayang kalian!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/270526908-288-k823588.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...