43. Markas kembali kena terror

136 16 0
                                    

"Aku tak menangisimu huhu, ku masih bisa tertawa haha," Lio bernyanyi sambil memainkan botol yang ada ditangannya.

"Hai guys, permisi, punten, pepe, hola," sapa Samudra.

"Lama banget habis dari mana lo?" tanya Gio.

"Biasalah, nemuin cewe dulu"

"Cewe mulu pikiran lo," celetuk Vandro.

"Bilang aja iri karena lo ga punya"

"Pacaran itu dosa, inget dosa jangan ambil senengnya doang lo!" Terri menatap sinis Samudra.

"Bercanda doang tadi, gue habis jemput keponakan gue, dia pulang dari les. Ya kali baru umur 6 tahun mau gue pacarin"

"Kalo lo ada pacar, gue ga percaya deh, secara muka lo kan kayak gini," Varo mengukur wajah Samudra dengan tangannya dari jauh.

"Palyboy kelas kakap aje belagu lo!"

"Yang penting laku bor," Varo mengangkat dagunya sedikit, memberi kesan sombong pada dirinya.

"Laku sih laku, tapi kalo pacaran ya modal dikit lah, masa pacaran cuma modal chat sama telefon tiap hari," ujar Alex.

"Banyak simpanan hati pun senang," celetuk Varo.

"Kebanyakan simpanan, neraka jadi penantian," sahut Devan.

"Devan!! mending lo diam daripada ngomong, sekalinya ngomong pasti bikin sakit hati. Pantes lo ga laku, orang lo ngomong aja begitu!"

"Gue emang ga laku sekarang, tapi sekali ketemu langsung dapet jodoh, jadi ga perlu repot-repot cerita ke pasangan soal masa lalu"

"Pinter jawab lo!! coba ulang!!"

"Lo budeg apa gimana? udah jelas tadi, mau suruh ulang lagi?"

"Nyaut teros! dah lah angkat tangan gue sama lo! nyerah!"

Pyar

Terdengar suara pecahan dari lantai atas, dengan segera mereka menghampiri asal suara tersebut. Lagi-lagi mereka mendapat terror, ada sebuah batu yang dilapisi kertas.

Dengan banyak keberanian, Gio mendekati batu itu dan membuka isi dari surat tersebut. Surat itu bertuliskan,

Gue tau apa yang seharusnya gue lakuin, maaf gue harus jadi pengkhianat, sebelum dendam gue terbalaskan, ga akan pernah terror ini berhenti menghantui kalian!
- you know me


"Pengkhianat?" beo Samudra.

"Pasti pelaku ini salah satu dari kita, karena dirinya nyebut kalau dia ini pengkhianat," ujar Devan.

"Bisa aja dia cuma bohongin kita, dia mau adu domba kita biar berantem dan saling menyalahkan, makanya dia nyebut dirinya pengkhianat," ujar Samudra.

"Ada dua kemungkinan sekarang, apa perlu kita minta bantuan orang tua?" usul Gio.

"Hm, boleh juga. Karena terror ini itu ga cuma di kita aja, tapi sering juga terror ini itu datang ke Gio. Untuk alasannya, katanya dia mau dendam sama Gio atas perbuatan dia di masa lalu," ujar Vandro.

"Gio juga sering cerita ke gue kalau dia pernah dapet beberapa kiriman misterius, dan isinya itu kayak ikan busuk, sama ada kertas juga. Kertasnya isi kata-kata aneh," ujar Alex.

"Kata-kata itu ada yang simbol, ada juga tulisan secara langsung, kayak yang kita dapet sekarang ini," sambung Lio.

"Simbol? maksudnya?" Varo bingung dengan ucapan Lio.

Lio mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, dan memperlihatkan foto terror simbol yang Gio kirim kepadanya.

"Nih," gambar tersebut ada tenggkorak, pisau, dan juga pistol.

EGRYROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang