Terdengar suara bel masuk, Gio dan yang lain mempersiapkan dirinya untuk mengahadapi mata pelajaran berikutnya.
"TUHAN BERIKAN AKU HIDUP!! SATU KALI SAJA!!!" Lio berteriak heboh didepan kelas.
"Mati aja belum, minta hidup lagi," Devan menyambar perkataan Lio.
"Secara ga langsung, lo doain gue mati," Lio menatap sinis ke arah Devan.
"Pagi anak-anak," sapa Bu Dwi.
"Pagi juga bu guru yang cantik binti imut, tapi boong," ujar Vandro, dia memuji atau mengejek?
"Vandro, duduk, ibu mau bagi soal," Bu Dwi mulai membagi soal dengan adil.
"DUH GUSTI!!! GILA SAYA, BISA GILA, BISA STRESS!!!" Vandro frustasi dengan soal yang tertera pada satu lembar kertas putih tersebut.
Gio mulai membaca satu per satu soal yang dibagi, dia heran dengan salah satu soal yang membuat dia mengernyit.
"Buset, apel jatuh aja dihitung, yang bikin soal gabut kali ya. Ga ada kerjaan, kerjaannya bikin anak orang stress mulu"
"Bu, boleh ga sih ini soalnya dipotong setengah? biar gampang ngerjainnya," ujar Marcel memohon.
"Ga bisa lah, kalau dipotong setengah, malah kamu susah ngerjainnya, kan ilang setengah soalnya"
"Untung bu Dwi lebih tua, kalau seumuran, udah saya pacarin," ujar Marcel ngawur.
"Ga jadi bu, ga mau saya sama ibu," lanjut Marcel.
"Terserah kamu lah, cape saya ngurus kamu. Udah itu buruan dikerjain," suruh bu Dwi.
"Jujur, sejujur jujurnya, saya lelah dengan semua penderitaan ini," bahu Vandro melorot ketika mengetahui isi soal yang dihadapannya.
"Hai otak, apa kamu masih baik-baik saja? aku harap iya, huwaa ini kenapa bikin pusing?!" Marcel bermonolog.
"Nanti balik kerumah, gue mau tidur, buat bikin otak gue istirahat," Alex membolak-balikkan soal IPA tersebut.
120 menit telah berlalu, mereka sudah selesai berkutat dengan soal dihadapannya. Semua murid meregangkan ototnya sesudah lama duduk di kursi bersama dengan soal-soal.
"Huh akhirnya selesai juga," Gio mengehembuskan nafasnya lega. Satu hari telah dia lewati, kurang 2 hari lagi dia akan melaksanakan ujian kelulusan ini.
"Nanti sore belajar bareng kuy, di rumah gue aja," ujar Vandro.
"Siap! jam?" tanya Terri.
"Terserah kalian, kalau kalian udah dateng semua, ya kita mulai. Kalaupun ada yang belum dateng, kita tunggu"
"WASIAP!!!" teriak Lio dari luar kelas.
"Dah yuk pulang," Devan keluar kelas.
☠️☠️☠️☠️☠️
Gio hendak masuk ke dalam ruamahnya, tapi langkahnya terhenti karena ada kotak misterius di depan pintu utamanya.
Dia terkejut dengan isi dalam kotak tersebut, ada ikan busuk dan juga kertas didalamnya. Kertas tersebut bertuliskan,
tunggu pembalasan dari gue, lo udah buat orang yang gue sayang mati!
-S
"S? siapa? samudra? samuel? sony? mana mungkin mereka terror gue, tapi kalau mereka, atas dasar apa mereka terror gue? ah ga mungkin lah, kan mereks deket sama gue, dah lah palih cuma orang iseng," Gio melanjutkan langkahnya ketika sempat berhenti beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...