ketika sebuah perbedaan menjadi tembok penghalang untuk kita bersatu
-marlio abdi
bukan perbedaan yang menjauhkan kita, tapi Tuhan kita yang tidak mengizinkan kita bersama untuk selamanya
-syeila askia
.
.
.
.
.
."Kenapa pada diem aja?" ujar Vandro memecah keheningan.
"Bener juga ya kata Xio, kenapa kalian ga jadian, terus kalo bertahan lama, bisa deh sampe ke pelaminan," ujar Terri ngawur.
"Kalian tau sendiri apa yang buat mereka ga bisa bersatu," ujar Devan.
Lio dan Syeila hanya diam mendengarkan apa yang mereka katakan soal dua sejoli itu.
"Banyak kok yang pacaran beda agama," ujar Terri.
"Tapi itu pun ga bertahan lama," Devan menimpali ucapan Terri.
"Mereka hanya mau cari kesenangan bukan keseriusan," lanjut Devan.
"Kalo serius, ya pastinya udah cari yang seiman," ujar Marcel.
"Jangan bahas itu, kasihan mereka nanti merasa canggung," peringat Alex.
"Ketika sebuah perbedaan menjadi tembok penghalang untuk kita bersatu," ujar Lio.
"Bukan perbedaan yang menjauhkan kita, tapi Tuhan kita yang tidak mengizinkan kita bersama untuk selamanya," ujar Syeila.
"Tuhan menciptakan perbedaan untuk saling menghargai bukan memliki," ujar Devan.
"Kenapa harus ada perasaan yang beda keyakinan?" tanya Vandro.
"Buat saling melengkapi bukan memiliki, kan tadi gue dah bilang," balas Devan.
"Syei, mending lo balik ke kelas," suruh Alex. Syeila mengangguk, dia segera pergi dari lapangan indoor basket.
"Gini amat nasib gue," Lio menatap depan dengan tatapan kosong.
"KEMON MOP ON!!! KEMON!!! MOVE ON!!! MOVE ON!!! JANGAN KAYAK READERS PADA GAMON!!!" teriak Vandro heboh.
"Banyak yang gamon ya sekarang, padahal jadian aja kaga pernah, sok-sokan move on," ujar Alex.
"Pura-pura lupain kenangan, padahal ga ada kenangan yang indah, isinya pahit semua," Marcel ikut menimpali.
"Ga pernah ketemu aja bisa gamon, mana sama ketika doang lagi," Argo menggelengkan kepalanya.
Gio pun ikut membuka suara, "Ga ada yang indah ngapain dikenang, ga penting," Dia berjalan keluar untuk mengganti seragamnya.
"Kebiasaan readers!!" Devan melirik tajam.
Mereka mengikuti Gio dari belakang, setelah selesai mengganti seragam, mereka menuju ke rooftop.
"Kalo misalnya Vaxion nyerang gimana?" tanya Vandro.
"Ya ladenin pake strategi waktu itu, kalian masih inget kan?" sahut Gio.
"Masih!" balas mereka kompak.
"Bentar lagi kita ujian, sekitar dua bulan," ujar Vandro.
Mata mereka teralih menatapnya, "Emang kalo ujian kenapa?" tanya Devan mengangkat satu alisnya.
"Bagi gue contekan lah."
"Lo itu pinter!" Marcel menoyor kepala Vandro.
"Kaga elah, canda doang. Aduh, pala gue."
"Kapan lo jujur?" ujar Marcel.
"GUE SERING JUJUR YA!! GA KAYA READERS BOONG TERUS KALO SOAL PERASAAN!!"
"TAU TUH!! KENAPA GA JUJUR COBA?! PADAHAL KAN PERASAAN CRUSH MEREKA JUGA PUNYA PERASAAN YANG SAMA KAYAK MEREKA!!" sahut Lio.
"SERING MENDEM PERASAAN!! GILIRAN CRUSH NYA SAMA ORANG LAIN, NANGIS. CURHAT SAMA SETAN POJOK KAMAR!!" Lio dan Vandro kompak untuk memojokkan readers.
"AWALNYA KEBIASAAN!! LAMA-LAMA JADI KESUKAAN!!"
"BILANGNYA GA SENGAJA SUKA!! PADAHAL EMANG UDAH RENCANA AWAL!!"
"MEREKA BINGUNG KENAPA GA PUNYA PACAR, GIMANA MAU PUNYA PACAR, SELERA MEREKA AJA KAYAK CERITA WATTPAD YANG DIBACA!!"
"PADAHAL MEREKA KAGA SADAR DIRI!!!"
"BENTAR LAGI MEREKA HALU PENGEN PUNYA JODOH KEK KITA!!!"
"HALU AJA TROSS!! DAH LAH CAPE GUE NGINGETIN KALIAN KALO KITA INI FIKSI DAN GA ADA DI DUNIA KALIAN, DUNIA NYATA!!"
"WALAUPUN ADA, TAPI TETEP ADA BEDA!!"
"LEBIH KEREN DI DUNIA KITA!!!"
"UDAH CUKUP!! KASIHAN READERS!!"
Akhirnya Lio dan Vandro menghentikan ulahnya, dia mengambil minuman yang ada dimeja dan meminumnya karena lelah berteriak. Masih dengan nafas ngos-ngosan, Vandro mengangkat telefon yang masuk.
"Ha-halo"
"Halo, vandro?"
"Iye, ini gue. Napa lo telfon gue?"
"Ehem, gapapa, cuma kangen"
"Ga penting!"
"Tapi aku kangen sama kamu," ucap orang di seberang terdengar seperti menahan nangis.
"Ga usah sok-sokan nangis, kan ini lo yang ninggalin gue"
"Aku minta maaf"
"Lo ninggalin jangan merasa paling tersakiti"
"S-sorry.."
"Aku kangen sama kamu"
"Gue engga"
"Satu lagi, gue ga bakal mau balik sama lo lagi"
Vandro menutup telfonnya sepihak. Mereka menatapnya dengan tatapan bertanya, "Savia telfon gue lagi, katanya dia nyesel dulu pernah ninggalin gue."
"Semisal dia pindah kesini gimana? kan ortunya bisa lakuin apa aja pake uangnya," ujar Gio.
"Ga bakal gue gubris, kalo pun dia dateng, gue bakal diemin dia," balas Vandro.

KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...