Sepulang dari markas, dia mulai mempersiapkan materi yang akan dipelajari untuk ujian kelulusan besok, orang ini adalah Gio. Dia terlalu fokus dengan kegiatan belajarnya, tanpa disadari ada yang memperhatikan dia dari luar rumah.
"Nah bentar lagi selesai nih catatan," dia memandang catatan rapi yang dia tulis dengan tangannya sendiri. Gini-gini tulisan Gio rapi ya, kayak tulisan ceker ayam.
Pyar
Terdengar suara pecahan kaca dari lantai bawah, dia menuruni tangga rumahnya. Mana mungkin ada yang melempar sesuatu ke rumah Gio, padahal ini sudah pukul 22.30??
"Siapa disana?! jangan macem-macem lo!!!" Gio mendekat ke asal suara pecahan tadi, dia melihat batu yang tergulung dengan kertas.
Ketika dia membuka batu tersebut, ada kata-kata yang berisi ancaman, tulisan tersebut bukan ditulis menggunakan tinta bolpoin ataupun pensil, tapi dari darah.
Bau kertas tersebut sangat amis, tidak seharusnya darah itu ada di kertas itu. Untuk apa ada orang yang mengirim kertas ancaman itu? Kertas itu bertuliskan..
Lo angkat gue jadi ketua angkatan berikutnya atau semua kebohongan lo akan terbongkar! Lo pembunuh!
"Pembunuh? gue ga pernah bunuh orang, kenapa gue disebut pembunuh?" beo Gio.
"Gio, kamu kenapa masih disitu," Vania mendekati anak lelakinya tersebut yang terlihat gelisah.
"B-bun baca itu deh," Gio menyodorkan kertas ancaman tersebut kepada bundanya. Vania terkejut membaca tulisan yang ada, air matanya luruh begitu saja.
"G-gio kamu?... kamu..."
"Bunda, engga bunda, aku ga bunuh siapapun, sumpah bunda sumpah!!!"
"Bun, gio, kalian kenapa?" Damian berjalan mendekati Gio dan Vania.
"Kamu bunuh orang gio?!" bentak Damian.
"Engga yah, aku emang sering berantem, tapi ga sampe bunuh orang, aku sadar aku jahat, tapi aku ga tega buat bunuh orang. Lantas buat apa aku bunuh orang? ga ada gunanya juga yah"
"Terus ini apa isinya?! ha?! kamu ga bisa baca?! apa pantas pembunuh berada dirumah ini?!"
"Yah! aku ga pernah bunuh orang! ini cuma kerjaan orang iri yah! pelaku ini iri kali liat aku bahagia dan sukses! maka dengan cara ini dia mau jatuhin aku yah!!!"
"Gio bener yah, kita ga boleh asal nuduh ke Gio kalau belum ada bukti"
"Kata bunda kamu bener, sekarang kamu tidur, besok ujian," Damian melenggang pergi dari tempat dia berdiri tadi.
"Bun, aku tidur dulu ya," Gio menaiki anak tangga satu per satu.
"Oh jadi kalian perlu bukti? oke gue kasih untuk terror selanjutnya," ujar orang misterius tersebut.
"Haha kalo buat bukti mah gampang, gue ada banyak bukti, liat aja lo!" orang misterius itu tersenyum dalam topeng hitam yang ia kenakan.
Gio masih belum bisa tidur, dia memmikirkan hal yang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Akhirnya dia memutuskan untuk membuka roomchat Devan.
Devan
dev, lo blm tidur kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Novela JuvenilPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...