5 tahun kemudian...
Sudah 5 tahun ketiga teman dekat mereka pergi untuk selamanya. Kini Devan, Lio, Alex, dan Marcel akan berkunjung di makan Vandro, Gio, dan Terri.
"Udah 5 tahun kalian tidur terus, apa kabar kalian disana? baik kan?," Devan tersenyum sambil mengusap nisan mereka secara bergantian.
"Gue sama yang lain dateng jenguk kalian, kita kesini bareng sama anak kita. Kenalin dia, Jendra, anak gue. Ini, Chisso, anak Alex. Ini, Jefri, anak Marcel. Ini, Roy, anak Lio. Mereka ganteng, kayak bapaknya"
"Kita berempat juga udah sukses sekarang. Punya perusahaan besar yang banyak tersebar di Indonesia, dan juga luar negeri," ujar Alex.
"Zira juga udah gedhe. Dia sekolah dengan baik juga. Dia anaknya pinter, sekarang dia udah umur 10 tahun, cepet banget rasanya," ujar Marcel.
"Anggota lain juga udah ada yang kerja, berkeluarga, kuliah di luar negeri. Tentang kalian bertiga, kita udah ceritain ke anak Egryros yang baru," ujar Lio.
"Pa, mereka ini siapa? kok kayaknya papa kangen sama mereka?" tanya Jendra.
"Mereka bertiga ini, lelaki hebat dan kuat. Ini om Gio, dia pemimpin yang hebat banget. Jago bela diri," jelas Devan kepada sang anak.
"Kita berempat harus jadi kayak tiga om yang hebat ini ya!," seru Roy.
"Harus dong! kan kita anak yang hebat!," ujar Jefri.
"Om, kalau kita berempat udah besar. Kita bakal jadi orang hebat kayak kalian bertiga. Chisso bangga punya om hebat," Chisso tersenyum menatap ketiga nisan didepannya.
"Anak ayah pinter banget," Alex mengelus surai hitam milik Chisso.
"Kita berempat juga bikin perusahaan atas nama kalian bertiga yang digabung. Namanya perusahaan Tergindro. Bagus kan? gue harap kalian suka sama nama itu," ujar Marcel.
"Ter, usaha sablon lo juga mulai berkembang dengan baik. Samuel pinter ngurusnya," ujar Alex.
"Gio, sesuai amanah terakhir lo sebelum meninggal, gue udah buat bunda Vania sama ayah Damian bangga. Selama lo pergi, mereka sempet down, sebenernya waktu itu gue juga jatuh, tapi karena inget sama amanah lo, gue coba bangkit dan memperbaiki perusahaan keluarga lo. Puji Tuhan, sekarang mulai berkembang lagi," ujar Lio.
Ada anak gadis berusia sekitar 10 tahun memasuki area pemakaman dan mendekat ke nisan Gio.
"Bang, Zira udah tumbuh besar sekarang. Zira kangen banget sama abang. Apa abang ga kangen aku?," Zira memeluk nisan abangnya.
Karena merasa tidak tega dengan Zira, Chisso, Jendra, Jefri, dan Roy memeluknya.
"Kakak ga boleh sedih, nanti kalo kakak sedih, pasti om Gio juga sedih," ujar Jendra.
"Kak Ira masih punya kita, teman selamanya buat kakak," ujar Chisso.
"Jangan nangis, kita sayang kakak," ujar Jefri.
"Kakak ga akan sendiri, kan disini ada Roy dan teman aku yang lain," Roy mengelus punggung Zira.
"Kita pulang yuk, ini udah sore," ajak Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGRYROS
Teen FictionPersahabatan yang terjadi antara 7 orang lelaki. Terbentuk awalnya hanya karena pertemanan biasa yang terjadi di sekolah ternama, pada kota Bandung. Semuanya berjalan dengan lancar dan kompak, tetapi suatu hari, sebuah takdir mengejutkan datang dian...