About Afkar

588 38 6
                                    

(Bocah bernama Afkar dan wajah tengilnya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bocah bernama Afkar dan wajah tengilnya)
.


.
.

"Apa sih mamih sama papih kompak banget bilang jangan! Emang kenapa? Dia itu lucu! Afkar gak suka ditolak ya!" Dia merengut manyun.

"Tapi sayang-"

"Diam! Mamih gak usah ngomong lagi sama afkar! Afkar gak mau pulang kalau dia gak ikut pulang!" Lagi-lagi Afkar marah dengan wajah menggemaskan.

"Psstt! Udah sayang biarin aja, ntar juga dia bosan," bisik Agam tepat di telinga Vina.

Dengan berat hati akhirnya Vina membolehkan Afkar membawa hewan itu.

"Yeay! Makasih mamih, Afkar sayang mamih. Kalo gitu mari kita pulang," bocah itu pulang dengan perasaan bahagia mengenggam peliharaan barunya, yaitu seekor kodok.

.

Malam ini Afkar belajar dengan giat di dampingi oleh Vina sang mama, mereka duduk lesehan di lantai kamar si bocah.

"Jadi 4+3 berapa sayang?" Tanya Vina kepada anaknya yang sedang mengemut pensil.

Terlihat bocah itu kini sedang mulai berpikir menjalankan otak dangkalnya yang sudah berkarat.

Afkar komat-kamit sambil menghitung jari mencari jawaban dari pertanyaan sang mama.

"Jawabannya tujuh!" Ucap si bocah sumringah.

"Woah anak mamih udah pinter. Coba sekali lagi mamih ada pertanyaan, kenapa ikan hidup di air?"

"Kalo hidup di wajan berenang di minyak panas namanya ikan goreng buat Afkar makan," simpulnya penuh dengan teori.

Jujur sebenarnya bukan itu jawaban yang Vina inginkan, tapi jawaban si bocah ada benarnya juga.

Melihat sang mama yang melamun dia kembali bertanya "Mih kenapa Afkar ganteng?"

"Kamu cowok sayang jadi ganteng, kalo cewek pasti cantik."

"Eits salah!"

Vina kicep "Weh, salah apanya?"

"Afkar ganteng itu bukan sebab cowok tapi ini keturunan papih, papih bilang dia ganteng makannya nurun ke Afkar."

Lagi-lagi Agam telah memberikan ajaran sesat:)

🌞

Pagi ini Afkar mulai bersekolah di tahun ajaran baru. Dia masuk taman kanak-kanak.

Dan yang mengantar ia sekolah adalah sang Papa.

Dikarenakan Vina sedang ada urusan mendadak dengan kerabatnya, untung saja Agam ada waktu luang untuk mengantar anak semata wayangnya ke sekolah di hari pertama.

the SOMVLAK couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang