Akhirnya

741 56 8
                                    

   Agam POV

Hari ini perasaan gue mendadak gak enak hati sumpeh.

Kenapa ya? Soalnya dari tadi pagi saat mau pergi ke kantor berasa gak rela aja ninggalin Vina sendirian di apartemen apalagi dengan kondisinya yang udah hamil tua.

Tapi mau gak mau gue menepis segala macam prasangka buruk yang ada di benak, soalnya hari ini ada acara meeting yang sangat penting dan gak bisa gue tinggal begitu aja.

Selama meeting berlangsung gue banyak bengong sampe orang manggil nama aja gak kedengeran.

Sumpah ya nih hati daritadi gak bisa diajak santai.

Setelah beberapa jam berlangsung akhirnya selesai juga meeting hari ini.

Gue segera pergi menuju ruangan pribadi untuk menenggok ponsel yang sedang di charger karena mati kehabisan baterai.

Semalam gue tak sempat mengisi daya baterai ponsel alhasil tuh ponsel metong sejak jam sembilan pagi dan gue malas ngecharger jadi dibiarin gitu aja.

Namun perasaan gue berubah saat akan pergi ke ruang meeting dan insting gue berkata bahwa tuh ponsel wajib di charger.

Ya udah gue charger deh sebelum pergi meeting.

Dan sekarang gue panik setengah mati saat melihat isi ponsel yang penuh dengan panggilan tak terjawab dari Vina sejak jam setengah duabelas siang.

Gilak nih anak kenapa? Ada apa? Kok tumben nelpon gue sampe ada tigaratus lebih panggilan tak terjawab.

Perasaan gue makin campur aduk setelah melihat hal itu, segara gue telpon balik nomor Vina.

Jeda beberpa menit akhirnya telpon gue di angkat namun yang bicara bukan Vina melainkan orang lain.

"BANG CEPAT KE RUMAH SAKIT KASIH IBU DI JALAN------ INI PENTING! KAK VINA SEDANG MELAHIRKAN!"

Gue kenal persis siapa pemilik suara yang berteriak ini, dia adalah Galih.

Seketika tubuh gue membeku mendengar perkataan Galih barusan. Tanpa menjawab gue langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Dengan cepat gue memasukan ponsel ke kantong celana dan segera pergi menuju parkiran.

"Vin tunggu sebentar gue datang!" Ucap gue yang masih fokus menyetir.

Maafin gue Vin, disaat lo sedang mempertaruhkan nyawa gue gak ada disamping lo nemein dan nyemangtin seperti suami pada umumnya yang sering gue liat di pilem.

Sial! Sungguh sial kenapa jalanan sore ini begitu padat hingga membuat kemacetan.

Inilah yang gue benci saat berkendara di sore hari, selalu saja macet. Di tambah ada kecelakaan mobil yang menabrak pembatas jalan.

Kalau sperti ini bisa telat datang ke rumah sakit.

Setelah sekian jam berlalu dengan kondisi jalanan yang macet parah akhirnya gue sampai juga ke rumah sakit yang dituju.

Gue berlari kecil masuk ke dalam rumah sakit dan bertanya pada resepsionis.

"Bu dimana ruang bersalin pasien atas nama Alvina?"

"Sebentar ya pak saya cek terlebih dahulu."

Terlihat si resepsionis sedang mengotak atik komputer di depannya untuk mencari data Vina.

Si resepsionis tersenyum ramah kemudian memberitahu letak ruang bersalin Vina.

Tanpa basa basi gue pergi gitu aja, bahkan sampe lupa bilang terimakasih.

the SOMVLAK couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang