Sebelum baca budayakan Vote dan komen :*
🎉 Happy Reading 🎉
.
.
.Sore harinya hujan turun begitu deras mengguyur kota.
Kini Vina tengah berteduh disebuah kios tutup yang ada dipinggir jalan. Sungguh sial nasib Vina hari ini.
Pertama dia ditinggal Agam pergi kerja sejak subuh, ke-2 orang-orang sangat sibuk dengan kegiatannya masing-masing(kecuali Vina), ke-3 nendang botol malah kena kepala preman botak, ke-4 dikerjain Liam(walaupun berhasil dikadalin balik), ke-5 terjebak di kios (tutup+kosong+terlihat menyeramkan) karena hujan lebat.
Berikutnya entah kesialan apa lagi yang akan menimpa Vina?
Semoga aja Vina gak kena sial lagi :)
"Anjir dingin bat!" Gumam Vina menggosokan kedua telapak tangannya untuk mendapat kehangatan.
Vina melihat jam yang ada di pergelangan lengannya sudah menunjukan pukul 17:48.
"Kapan hujan ini berhenti Ya Allah, Vina pengen pulang terus mandi air hangat kemudian bobok di pelukan Agam," monolog Vina yang mulai bosan berteduh sendirian di kios ini.
"Apa gue lari aja dari sini sampe ke apartemen? Gilak aja njir! Jarak dari sini ke apartemen kan jauh. Dan itu sangat mustahil, ntar yang ada gue langsung tepar karena demam."
"Ayo Vin mikir, mikir, mikir otak lo kudu dipake jangan cuma buat pajangan isi kepala aja!"
"Arrrgghhh! Gue gak bisa mikir. Gue lapar dan dingin butuh kehangatan selimut bernyawa."
Vina menampar pelan mulutnya sendiri, "ngomong apa sih gue? Kok malah ngacoh?"
"Aaaaa, pen pulang!"
Tak lama setelah itu ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat didepan kios.
"Siapa? Kayaknya itu bukan mobil Agam?" Cicit Vina bertanya pada diri sendiri.
Nampak seseorang keluar dari mobil tersebut menggunakan payung menembus lebatnya hujan kemudian menghampiri Vina.
"Ngapain lu disini Vin?" Tanya orang itu yang tak lain adalah Devik.
"Berteduh lah, emang ngapain lagi? Lu pikir gue lagi jualan ginjal gitu!" Ketus Vina.
"Santai aja jawabnya gak usah ngegas neng. Niat gue baik cuma mau ngajak lu balik bareng. Gue kasian liat lu neduh disini malah kek gembel." Ujar Devik garing.
"Terserah lu. Gue emang gembel elit, baru nyaho maneh?"
"Kalo ngomong gak usah di campur gitu, lu kira es campur."
"Bacot!" Ucap Vina dengan gestur tangan menirukan pelangi yang dibuat ala spongebob.
"Mau ikut pulang bareng kagak? Mumpung gue lagi baik. Soalnya tadi gue liat berita di hp hujannya gak bakal reda sampe subuh, dan lu mau gitu disini teros sampe subuh?" Tanya Devik kembali memastikan.
Vina terlihat sedang berpikir antara meng-iya kan ajakan Devik atau menolaknya, "tapi lu gak berniat buat kerjain gue atau hal semacamnya kan?"
Devik cuma geleng-geleng.
Dengan berat hati dan terpaksa Vina akhirnya mau ikut dengan Devik dari pada nginep disini, "yodah gue ikut!"
Sebenarnya akhir-akhir ini Vina tengah menghindari Devik setelah kejadian ribut antara Agam-Devik di pasar malam waktu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
the SOMVLAK couple [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Pokoknya sekarang lo harus ikut gue, ini penting!" Tanpa permisi gue langsung menarik lengan cewek itu. "Ta-tapi!" Bantah si cewek saat gue terus menarik lengannya secara paksa. "Ini penting banget, menyangkut hidup dan mati...