[FOLLOW SEBELUM BACA!]
"Pokoknya sekarang lo harus ikut gue, ini penting!" Tanpa permisi gue langsung menarik lengan cewek itu.
"Ta-tapi!" Bantah si cewek saat gue terus menarik lengannya secara paksa.
"Ini penting banget, menyangkut hidup dan mati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Bagi yang penasaran dengan sosok Irfan, bisa dilihat fotonya)
▪︎ ▪︎ ▪︎
Beberapa minggu telah berlalu, semua urusan tentang hak asuh, sekolah dan lainnya yang berkaitan dengan Irfan telah selesai.
Seluruh keluarga Agam telah mengetahui hal ini dan mereka menerima kehadiran Irfan dengan baik.
Terutama Angela, yang menganggap Irfan seperti cucunya sendiri. Beliau sangat menyayangi Irfan karena dia sangat sopan, ramah, rajin dan penurut. Dia tidak pernah melakukan hal buruk selama ini.
Tapi tetap saja yang namanya Irfan tidak pernah banyak bicara, apalagi bicara hal yang menurutnya tak berguna.
"Fan ayo kita main ke taman, disana teman-teman sudah menunggu kita!" Ajak Afkar dengan semangat.
Irfan yang sedang fokus belajar didalam kamar tak menggubris sedikit pun perkataan Afkar.
Afkar paling benci jika ada seseorang yang tak mendengarkan perkataannya, alias tak suka di kacangin.
"Ayo kita main!" Tanpa permisi dia menarik lengan Irfan dari tempat duduknya.
Sesampainya di ambang pintu Irfan menghempas tangan Afkar tanpa bicara.
Hal itu membuat Afkar kesal, "kamu kenapa sih? Aku cuma ajak kamu bermain, tapi kenapa kamu begini?"
"Ma-maaf tapi saya harus belajar dengan giat supaya pintar," jelas Irfan.
"Lagi-lagi kamu lebih milih belajar daripada main denganku. Kamu gak asik!" Bentak Afkar seraya pergi meninggalkan Irfan.
Ini bukan pertama kalinya Irfan menolak bermain dan memilih belajar, tapi ini sudah kesekian kalinya ia menolak ajakan Afkar.
"Ma-maaf," sesal Irfan menunduk lalu masuk kembali untuk melanjutkan belajarnya.
.
"Irfan gak ikut?" Tanya Bayu setelah melihat Afkar yang datang sendirian ke taman.
"Nggak! Biasalah dia lebih milih belajar daripada main sama kita. Orang kek dia mah gak asik, cupu!" Ucap Afkar dengan raut wajah kesal.
"Ya udah gak apa, kita main berempat aja," ujar Ucup.
"Iya berempat juga seru kok!" Sahut Tio.
Alhasil mereka main petak umpet di taman itu walau hanya berempat.
.
"Irfan, tolong ambilkan bawang bombai di kulkas," suruh Vina yang sedang memotong sayuran untuk makan malam nanti.