Beberapa hari telah berlalu, setelah kejadian Agam dipukul dan masuk rumah sakit lalu ingatannya kembali alias sembuh dari amnesia. Keluarga Agam langsung menceritakan semua yang telah terjadi selama agam hilang ingatan.
Tak lama hanya berselang 2 hari Amanda akhirnya terbukti bersalah, lalu di tangkap oleh pihak kepolisian atas percobaan pembunuhan.
Untung saja saat itu Adli segera bergerak cepat untuk mencari tahu siapa pelaku yang memukul kepala Agam. Dan terbuktilah Amanda pelakunya.
Kini keluarga Agam dapat hidup tenang tanpa penganggu.
"Vin pijitin kaki gue dong, ntar sebagai imbalannya gue beliin es krim rasa kobokan," pinta Agam yang kini tengah selonjoran diatas kasur.
"Yang bener aja kang, masa es krim rasa kobokan? Ogah ah. Pijit aja sendiri," jawab Vina yang kini tengah sibuk merapikan baju didalam lemari.
"Terus rasa apa atuh cantik?"
"Rasa cintaku padamu aja kalo ada mah kang," Vina cengengesan.
"Hmm ngawur lu Vin."
"Lah daripada situ lebih ngawur."
"Nyenyenyenye~" ledek Vina.
"Eh Vin gue mau nanya serius nih. Coba deh lu sini duduk dulu sebelah gue," ajak Agam yang kini merubah posisi menjadi duduk ditepian kasur.
"Apa?" Jawab Vina berjalan menghampiri, lalu duduk disebelahnya sesuai keinginan Agam.
"Kok gue masih gak nyangka yah kalo Amanda bisa selicik itu, padahal dulu gue ngiranya kalo dia itu cewek baik-baik. Tapi walaupun dia baik, anehnya gue gak pernah tertarik sama dia," Agam berterus terang.
"Kenapa gak tertarik kang? Padahal dia cantik, dewasa, body nya juga oke," jawab Vina.
"Mana gue tahu. Oiya, dan yang paling mencengangkan itu saat Amanda memberi kesaksian kalo dia mau memeras harta gue karena keluarganya jatuh bangkrut dan bapak dia dipenjara. Oleh sebab itu dia deketin gue supaya mau nikah sama dia, setelah nikah dia mau minta sebagian harta warisan buat mengembalikan kehidupan sosialnya seperti dulu. Nah jadi sampai sekarang gue jadi sebel aja sama Amanda gak nyangka dia punya niatan seperti itu, tapi agak kasian juga sih, udah bapak nya di penjara ditambah dia juga ikut di penjara. Tapi ya sudahlah mungkin ini nasibnya. Suruh siapa berbuat jahat dan licik."
"Iya kang udah jangan dibahas terus, anggap saja itu angin lalu. Lagipula sekarang dia udah mendapat hukuman yang setimpal."
Agam cuma ngangguk-ngangguk. "Eh, ntar malam kita dinner diluar yok?" Ajak Agam semangat.
"Iya kang ayok!" sahut Vina tak kalah semangat.
"Giliran diajak makan, baru semangatnya keluar." Dumel Agam pelan.
***
Suasana restoran malam ini cukup ramai, ditambah kini memanag malam minggu.
"Rame banget ini loh kang, emang masih ada tempat kosong yah?" Tanya Vina yang melihat sekeliling hampir semua mejanya dipenuhi oleh manusia.
"Risau banget neng, tenang aja kalo perlu gue booking juga nih restoran supaya kosong dan kita bisa dinner dengan tenang. Buat apa sih uang, eeeaaakkk!" Kini Agam jadi sewot sendiri.
"Udah atuh kang ah, jadi malu diliatin orang-orang."
"Kalo mereka liatin kita, mungkin kita terkenal Vin. Atau mereka terpesona pada ketampanan hqq yang gue miliki," ucap Agam yang memiliki tingkat kepedean overdosis.
"Dih, pengen muntah beko aku dengernya kang."
"Yaudah, dipersilahkan untuk Alvina supaya muntah bekonya sekarang aja," Agam berkata dengan lantangnya menirukan MC kondangan, dan membuat beberapa pasang mata kini menatap pasangan absurd tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/153550445-288-k667491.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the SOMVLAK couple [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Pokoknya sekarang lo harus ikut gue, ini penting!" Tanpa permisi gue langsung menarik lengan cewek itu. "Ta-tapi!" Bantah si cewek saat gue terus menarik lengannya secara paksa. "Ini penting banget, menyangkut hidup dan mati...