Siapa dia sebenarnya?

573 36 6
                                    

Setelah beberapa menit berlalu kini mereka sudah sampai di rumah.

Bukannya ikut masuk bocah itu malah diam mematung di depan pintu.

"Kenapa kamu diam saja nak? Ayo masuk. Sekarang kamu akan tinggal di rumah ini bersama kami," ucap Vina merangkul bahu si bocah supaya ikut masuk ke dalam rumah.

Dengan langkah yang ragu bocah itu akhirnya mengikuti Vina.

Saat di ruang tamu Vina memperhatikan penampilan si bocah dari kepala hingga ujung kaki. Bocah itu terlihat sangat kucel, kumel, dekil tak terurus.

Rambutnya kusut dan menutup mata, badan yang kotor penuh luka lebam dan lecet, pakaian lusuh dan sobek terlihat sudah tak layak pakai, dan banyak luka di kakainya karena tak memakai alas kaki.

Kondisi ini sungguh menyayat perasaan Vina sebagai seorang ibu, karena dia juga mempunyai anak lelaki yang sebaya dengan anak ini.

Vina bertanya pada Agam yang berada disebelahnya, "Kang kamar dia yang mana?"

"Terserah kamu sayang. Tapi menurut aku mending di lantai atas aja di kamar sebelah Afkar, jadi kalo ada apa-apa kita deket buat nengok dia," saran dari suaminya.

Vina mengangguk paham.

"Ayo kang kita antar dia ke kamar supaya cepet bersihin badan dan tidur. Kasian juga kek nya dia lelah banget."

.

Sesampainya di kamar yang di maksud saat pintu kamar telah di buka oleh Agam, lagi-lagi bukannya langsung masuk bocah itu malah mematung di ambang pintu.

Melihat bocah yang terdiam Vina segera mengajak dia masuk.

"Maaf ya nak, kalau kamarnya gak terlalu bagus. Tapi emang segini adanya, semoga kamu betah di kamar ini." Ucap Vina dengan senyuman.

Bocah itu menengadah menatap Vina lekat-lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah itu menengadah menatap Vina lekat-lekat.

Masih dengan senyum Vina mengelus pucuk kepala si bocah.

"Sekarang kamu mandi dulu yang bersih abis itu bobo ya," ujar Vina.

Tanpa menjawab bocah itu mengangguk.

"Oh iya handuknya ada di dalam kamar mandi, dan untuk baju gantinya nanti aku ambilkan dulu ya. Kamu mandi aja," titah Vina yang segera di turuti bocah.

"Kang kamu tunggu dulu di sini, aku mau ambil baju Afkar yang udah gak ke pake buat dia ganti," ucap Vina setelah si bocah masuk ke dalam toilet.

"Iya sayang."

Vina segera keluar menuju kamar Afkar untuk mencari baju tak terpakai. Ia yakin kalau baju Afkar akan muat untuk anak itu karena ukuran badannya hampir sama.

Saat menyalakan lampu kamar tiba-tiba saja Afkar terbangun.

"Mamih udah pulang?" Tanya Afkar sambil mengucek mata.

the SOMVLAK couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang