Bela diri

476 40 2
                                    

Malam ini Afkar sedang di introgasi oleh kedua orang tua di kamarnya.

Afkar cuma terduduk malas diatas kasur mendengarkan ceramah dari keduanya.

"Udah mamih bilang kamu jangan cari masalah mulu sama orang lain sayang," ujar sang mama yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangan didada.

"Bener kata mamih kamu nak. Udah tau kamu gak bisa apa-apa ya udah jangan banyak tingkahlah," sahut si papa di sebelah mama.

"Tapi kali ini Afkar gak cari masalah. Mereka yang mulai duluan mau begal sepeda aku dan Bayu, terus mau nyolong uang juga," bela si bocah yang merasa tak bersalah.

"Kali ini kamu gak lagi bohongkan? Udah sering kamu pulang bonyok kek gini gara-gara mau nolong orang lain dan tak mempedulikan keselamatan diri sendiri."

Afkar tidak menjawab, dia hanya menggeleng.

Sebenarnya sudah sering sekali Afkar membantu orang lain yang sedang dalam masalah atau jika ada anak yang sedang di bully dia yang selalu membantunya.

Namun hasilnya dia juga yang bonyok gara-gara kena pukul si pembully.

Tapi itu semua di lakukan karena ia senang membantu orang lain, di tambah ia juga pernah bilang kalau cita-citanya ingin menjadi superhero dan membantu banyak orang.

"Kalau kamu ada keinginan untuk menolong orang lain itu memang niat yang sangat baik nak, papih mendukungmu. Tapi kamu gak bisa nolong orang dengan tubuh lemah dan kosong kek gini. Jika kamu mau besok sore papih bakal antar kamu ke tempat perguruan bela diri supaya kamu bisa jaga diri dan membantu orang lain." Ucap Agam panjang lebar.

Sang anak yang awalnya murung menjadi ceria seketika.

"Yang bener pih? Aku boleh ikut latihan bela diri?"

"Huum," angguk sang papa.

"Yeay! Makasih banyak papih, Afkar sayang papih!" Sang anak segera bangkit dan memeluk papanya.

"Lagipula seorang anak turunan konglomrat itu harus bisa jaga diri, karena diluaran sana banyak yang mengincar kita. Jika kita tidak bisa apa-apa maka habislah," sambung sang papa.

Kenapa Agam berbicara demikian karena ia tahu dan pernah merasakan saat banyak orang jahat mengincar dirinya untuk diperas.

Untung saja dirinya jago bela diri karena telah berlatih sejak kelas satu SD, dan itu juga sang papa yang menyuruh dirinya belajar bela diri untuk keselamatannya.

Lalu sekarang Agam melihat anaknya yang ia yakini akan menjadi penerusnya kelak. Karena ia tahu potensi dan bakat terpendam yang ada pada diri sang anak.

"Kalau begitu sekarang cepat tidur ya, besok harus punya energi lebih untuk mulai latihan bela diri." Titah Agam yang langsung dituruti sang anak.

"Selamat malam Papih dan Mamih, Afkar bobo duluan ya," ucap si bocah yang mulai menaikan selimutnya sampai leher lalu terpejam.

"Selamat tidur sayang," jawab Vina sambil mengecup kening anaknya.

"Selamat tidur jagoan kecil papih," sambung Agam mengusap rambut si bocah lalu mematikan lampu, tersisalah lampu tidurnya yang menyala kemudian pergi meninggalkan bocah yang tertidur.

"Kamu yakin kang kalo Afkar bisa jadi penerusmu?" Tanya sang istri sesampainya diluar.

"Yakin sayang," jawabnya lalu merangkul Vina pergi menuju kamarnya yang tak jauh dari kamar sang anak.

🌻

Sore ini Agam akan mengantarkan anaknya menuju ke tempat latihan bela diri.

the SOMVLAK couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang