Hari ini entah kenapa Agam sibuk banget dengan pekerjaan kantornya, dia sampai lupa makan segala.
Jadi mau gak mau gue inisiatif bawain dia bekal ke kantor.
Yap betul sekali, gue jauh-jauh dari rumah datang ke kantornya Agam cuma untuk nganterin bekal doang.
Tapi gapapa daripada dia sakit atau dia malah makan diluar terus digodain sama cewek lain terus dia juga naksir tuh cewek dan dia minta kawin lagi, udah-udah pokoknya barabe jan sampe kek gitu.
Gue duduk di sebuah kursi yang berada disamping kursi Agam, "Kang cepet ini makan dulu. Aaaaaa~ buka mulutnya pesawat datang!" gue membujuk dia supaya mau makan.
Soalnya daritadi fokusnya ke laptop mulu, kasian juga tuh mata ntar malah sakit.
"Kang ayolah makan sesuap aja."
"Kang kalo kamu gak makan ntar sakit loh!"
"Kang kamu dengerin aku gak sih?"
"Iih! Kacang mulu deh!"
"Kacang! Kacang! Kacangnya pak, bu murah lima ratusan satu buah!"
Agam kini menatap gue, kemudian dia melepas kacamatanya dan menghembuskan nafas.
Aduh jangan-jangan gue salah ngomong lagi.
"Maaf ya kalo gue malah nyusahin lo," sungguh ucapan yang tak terduga keluar dari mulut Agam.
"Ma-maksudnya nyusahin gimana ya?"
"Lo bela-belain datang ke kantor cuma buat bawain bekal dan nyuapin gue makan, terimakasih banyak untuk perhatiannya."
"I-iya sama-sama. Lagipula itu sudah menjadi tugas aku sebagai istri kamu, aku harus memastikan kamu makan dan minum teratur supaya tidak sakit."
"Gue memang gak salah pilih istri," Agam mengusap lembut pucuk kepala gue sambil tersenyum.
Kenapa gue malah baper gini ampun dah.
"Yaudah, gue mau di suapin dong aaaaa~" dia membuka mulut dan menunjuk-nujuk mulutnya dengan jari telunjuk.
Gemoy bat udah kek bocah aja!
Gue senyum lalu memasukan satu sendok penuh berisi nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Gimana rasanya enak gak?" Tanya gue.
Agam hanya mengacungkan dua jempol ke arahku.
Tentu karena mulutnya masih penuh dengan nasi goreng, jadi dia tidak bicara.
Setelah menelannya dia bertanya,"Emang ini nasi goreng buatan siapa sih? Kok enak banget."
"Hehe, buatan aku dong!"
"Yang bener?"
"Iyalah, gak sadar kalo istri kamu ini jago masak?"
"Enggak, karena biasanya juga gue yang masakin."
"Tapi kamu cuma kadang-kadang, yang tiap hari masak itu aku sama Mama."
"Masa?"
"Dihh! Gak percaya yaudah!"
Gue pura-pura marah dan mengalihkan pandangan ke sisi lain.
"Nah gitu dong marah, kalo marah kamu itu tambah lucu," rayu Agam basi.
"Basi banget!" Gue makin memalingkan wajah.
Tanpa disadari rupanya Agam sudah berdiri dihadapan gue. Lah mau ngapain lagi sih ni orang?
Kedua tangannya memegang punggung kursi yang gue duduki, otomatis dia telah mengunci tubuh gue.
Lalu dia membungkuk supaya wajahnya sejajar dengan wajah gue, perlahan dia memajukan wajahnya mendekat sampai akhirnya sangat dekat bahkan gue bisa merasakan hembusan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the SOMVLAK couple [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Pokoknya sekarang lo harus ikut gue, ini penting!" Tanpa permisi gue langsung menarik lengan cewek itu. "Ta-tapi!" Bantah si cewek saat gue terus menarik lengannya secara paksa. "Ini penting banget, menyangkut hidup dan mati...