Agam terbaik, tapi ngeselin

3.2K 196 11
                                    

Hari ini Vina sedang masak untuk sarapan pagi, soalnya pembantu dirumah ini lagi pulang kampung.

Sedangkan Papa, Mama dan Adli-abangnya Agam, masih belum pulang sejak kemarin sore dikarenakan ada urusan penting mendadak dan kemungkinan pulangnya nanti malam.

Perlahan Vina memotong sayuran segar, selesai itu dia lanjut menggoreng ikan.

Agam datang dan berdehem, "ada yang bisa gue bantu gak?"

Vina yang awalnya fokus ke arah wajan kini melirik ke Agam yang sudah berdiri disampingnya.

"Kayaknya enggak deh," Vina kembali fokus ke ikan yang sedang ia goreng.

Saat Vina membalikkan ikan, tiba-tiba tangannya terkena percikan minyak goreng panas.

"Aw!" Rintih Vina sambil meniupi tangannya.

Agam yang melihat kejadian itu segera mengambil alih tangan Vina lalu ia mengusap dan meniupinya dengan lembut.

Vina memperhatikan Agam yang merawat tangannya dengan apik. Tanpa disadari sudut bibirnya mulai tertarik menggambarkan sebuah senyuman.

"Makannya lain kali kalo masak tuh hati-hati jangan teledor! Kan jadi gini!" Nasehat Agam yang masih fokus tanpa mengedarkan pandangannya dari tangan Vina.

Vina mengerucutkan bibirnya, "kamu yang salah, udah tahu aku lagi masak malah gangguin lagi."

"Udah salah, masih aja bela diri!" Agam berdecih kesal.

"Siapa yang bela diri, emang faktanya kek gitu kok."

"Ya udah rawat aja luka di tangan lu sendiri," Agam menghentikan acara usap-mengusapnya dari tangan Vina.

"Lah kok gitu sih? Jaad bener deh," Vina makin mengerucutkan bibir.

"Lu bawel sih! Gue gak suka sama orang yang lagi dibantuin tapi malah nyerocos terus."

"Iya deh iya, aku juga bisa ngobatin sendiri. Wlee!" Vina menjulurkan lidahnya lalu pergi untuk mencari obat merah.

Tanpa disuruh Agam mengambil alih pekerjaan Vina, yaitu menggoreng ikan dan dilanjutkan masak sayur sop.

Memang suami yang pengertian dan idaman :')

Alvina POV

Sebell, sebell, sebelllll......

Si Agam tuh gak ada manis-manisnya sama gue, baru juga baper dikit eh, sikap ngeselinnya kumat. Kan gedek gue jadinya.

Gue masih mencari keberadaan obat merah yang tiba-tiba hilang dari kotak P3K.

"Dimana sih? Biasanya kan ada disini kok sekarang ilang?" Dumel gue sambil mengotak-atik kotak P3K tersebut.

"Kak lagi cari apa?"

Gue menengok ke sumber suara yang barusan nanya.

Itu Galih.

"Em, ini loh, obat merah di mana yah? Kok gak ada di kotak P3K?"

"Oh, obat merah habis kak, belum beli lagi."

Gue cuma mangguk-mangguk.

"Biar aku beliin aja kak, lagipula minimarket deket kok," ucap Galih antusias.

"Emang buat apa sih kak tumben cari obat merah?" Sambung Galih.

"Ini buat tangan kakak, tadi kena percikan minyak goreng dikit saat lagi masak," gue senyum canggung.

"Coba sini Galih liat, boleh gak kak?"

Gue senyum lalu ngangguk.

Segera Galih mengambil tangan gue, lalu dia memperhatikan lukanya.

the SOMVLAK couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang