Setelah kejadian kemarin, akhirnya Agam dan Vina kembali akur. /cieee/
"Kang aku pengen main ke taman dong," Vina bergelayutan manja di lengan Agam yang sedang memainkan ponsel.
Agam memperhatikan Vina yang meluk-meluk lengannya manja "Dih, apaan deh kek kucing aja lu Vin."
"Ayolah Kang, aku kangen jalan bareng sama kamu kek dulu lagi," pinta Vina kekeuh.
"Iya-iya. Ntar sore aja yah. Soalnya sekarang panas, ntar kalo kulit kamu kebakar sinar matahari terus gosong bijimane?"
"Nggak apalah, yang penting aku udah laku," Vina cengengesan.
"Emh, dasar," Agam menepuk pelan jidat Vina.
"Aduh! Atit tau," Vina manyun.
"Lebay, orang gue nepuknya juga pelan pake perasaan."
"Terserah. Aku bete!"
"Cieee marah lagi," Agam menggoda Vina dengan mencubit-cubit pangkal hidungnya.
"Diem. Gak lucu." Vina semakin memajukan bibirnya.
"Yang ada gue makin gemes Vin," Agam mencium bibir Vina singkat. Lalu melenggang pergi keluar dari kamar meninggalkan Vina yang bengong.
"Barusan Agam cium bibir gue?" Tanya Vina pada dirinya sendiri sambil mengelus bibir yang barusan dicium Agam.
"First kiss gue." Vina kembali bengong.
.
.
.
Sore harinya...
Agam menepati janji yang tadi siang ia ucapkan, dan sekarang mereka berdua tengah duduk disebuah kursi taman yang terletak ditengah kota, sambil menikmati indahnya senja.
"Senja itu indah, tapi sayang-" Vina menggantung kalimatnya.
"Sayang kenapa?" Tanya Agam penasaran.
"Gak papa kok sayang," Vina cengengesan.
"Sial, jebakan."
"Enggak kok beneran ih, tapi sayang-"
"Apanya yang sayang?"
"Indahnya cuma sementara."
"Gue juga tahu kalo itu mah," Agam datar.
"Oh gitu yah. Aku pikir gak tahu, hehe."
Agam memutar bola matanya jengah.
"Tapi satu hal yang harus kamu tahu, Senja lebih paham bahwa kita adalah sepasang insan yang merajut kisah namun belum bisa terselesaikan."
Dalem amat nih bocah kata-katanya. Sok iye. -Agam.
"Oh."
"Jahad, masak cuma dijawab 'oh' doang," Vina kembali merajuk.
"Mau marahan lagi?"
"Au ah, ngomong aja sana sama batu!"
"Elah, judes amat mbaknya."
"Bodo!"
"Amat."
Vina mukul-mukul pelan lengan Agam, "iiih, udah jangan nyautin mulu. Bersik tahu."
"Iya, sepiring tempe mana ada yang tahu!"
"Garing!"
Agam melirik Vina sekilas, dan mendapati sosok yang diliriknya kini tengah terpaku pada satu titik objek.
KAMU SEDANG MEMBACA
the SOMVLAK couple [END]
Romantizm[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Pokoknya sekarang lo harus ikut gue, ini penting!" Tanpa permisi gue langsung menarik lengan cewek itu. "Ta-tapi!" Bantah si cewek saat gue terus menarik lengannya secara paksa. "Ini penting banget, menyangkut hidup dan mati...