Survive

260 43 26
                                    

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Mereka memiliki kecerdasan tinggi dibanding makhluk ciptaan-Nya lainnya. Hal itulah yang membuat manusia dapat terus bergahan hidup untuk mencegah kepunahan spesiesnya, tentu dengan mempelajari alam, baik perubahan alam hingga perilaku hewan.

Meskipun Luciel dapat menciptakan vaksin yang menjadikan manusia lebih kebal terhadap A-Tears, tentu saja wabahnya masih tersebar di seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia. Karena itu, Luciel menciptakan dua vaksin yang telah disepakati Presiden dan masyarakat. Vaksin A-Tears dan Aktivator X-Gen, begitulah namanya. Dan kini, terbentuklah dua kelompok, kelompok manusia dan kelompok X-Gen, di mana manusia yang memilih menjadi X-Gen memiliki kewajiban dalam memberantas zombi. Hal ini dilakukan dengan tujuan perluasan daerah dan mengembalikan Indonesia menjadi seperti sebelum wabah terjadi.

Total waktu yang dihabiskan Indonesia untuk bangkit dari A-Tears adalah delapan bulan. Tepat pada tanggal 17 Agustus, seluruh penduduk Indonesia yang berada di Kampus C UNAIR dan sekitarnya mendapatkan vaksin pertama, baik Vaksin A-Tears maupun Activator X-Gen. Pada tanggal yang sama pula, kami juga merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana dengan negara lain? Itu urusan Presiden dan Luciel. Tapi, yang kudengar, mereka menjalin kerja sama dengan negara yang menginginkan informasi tentang vaksin buatan Luciel. Rasanya seperti kembali ke zaman kerajaan dulu, di mana negara saling memberikan sesuatu untuk saling menguntungkan. Kami mendapatkan bantuan pangan, obat-obatan, kendaraan, teknologi dan lainnya.

Rasanya, perjuanganku tidak sia-sia. Berkali-kali rasanya seperti akan mati. Bahkan, perkiraan aku akan mati cepat karena kekuatanku sempat membuatku cemas. Tapi, nyatanya tidak.

Kini, sudah setahun sejak A-Tears menghancurkan dunia. Perubahan kehidupan dapat kukatakan banyak, tapi tentunya semua itu ada prosesnya dan tidaklah sebentar. Namun, kalau kupikir-pikir, ini memang termasuk cepat. Dalam beberapa bulan setelah sebagian orang memilih Acitvator X-Gen, kami berhasil membuka banyak wilayah dan membersihkannya dari zombi-zombi.

Kami? Ya, kami.

Ayah, Luciel, Kak Galaksi, bahkan Tante Nat, Rei, dan Jay tidak setuju. Tapi, aku bersikeras untuk menjadi salah satu Tentara Revolusi, yaitu tentara yang bertugas untuk membersihkan wilayah-wilayah dari zombi. Akhirnya diizinkan, dan tentunya aku tak terpisahkan dari Kak Galaksi. Ah, bukan berarti kondisi jantungku sudah membaik. Bahkan, sebenarnya semakin parah. Tapi, aku tak bisa diam saja. Aku bosan hanya diam saja berbulan-bulan pertama sejak aku datang ke UNAIR Kampus C.

Tentu saja Tentara Revolusi disebar ke seluruh penjuru dunia. Setelah minggu lalu kami membersihkan Banyuwangi, mulai minggu ini kami akan membersihka Bali. Selain dengan Kak Galaksi, kami juga bersama tentara lainnya, juga dengan X-Gen lainnya. Dan, saat ini kami masih menunggu di atas kapal untuk penyeberangan.

Aku berdiri di ujung dek, memandang hamparan air laut yang biru. Aku sedikit bernostalgia dengan mengingat kembali semua hal yang terjadi dalam hidupku sejak aku terbangun sebagai X-Gen.

"Al, jangan di situ. Ayo, di dalem aja." Kak Galaksi mendekat dari belakang, lalu merangkul pinggangku dan menarik tubuhku untuk mendekat padanya. "Kamu ngelamunin apa?"

Aku tersenyum saat menatapnya beberapa saat. "Nostalgia aja," jawabku. "Waktu cepet banget, ya, berlalu. Aku masih kagum bisa bertahan sampai hari ini. Keberuntungan dan berkah."

Tiba-tiba saja ia mencium pipiku. Aku tak menolak, tapi sejujurnya itu membuatku tak nyaman. Kami ada di atas kapal, dan aku yakin pasti ada yang melihatnya. Aku hanya malu.

"Aku beruntung bisa ketemu kamu hari itu. Bagiku, itu berkah terbesar dalam hidupku sampai saat ini, " ungkapnya.

Aku terkekeh-kekeh mendengar gombalannya. Jujur, sampai saat ini aku merasa aneh jika ia mengucapkan hal-hal seperti itu. Semenjak ia mengakui menyukaiku hari itu, ia jadi benar-benar lebih agresif. Yah, kali ini tentu saja aku maklumi. Bagaimana pun juga, kami sudah sah menikah. Umurku memang bahkan baru 15 tahun pada akhir Agustus kemarin, tapi tak mungkin kami tak meresmikan hubungan kami. Salah-salah kami malaj berbuat hal tak baik.

A-TEARS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang