Aku kira, mataku yang berubah merah karena Marie Antoinette Syndrome dan iritasi mata karena penggunaan lensa kontak bukan sesuatu yang harus aku pikirkan keras-keras. Tapi, ketika aku bertemu dengan X-Gen Mesum itu, lalu aku tahu kekuatan miliknya, aku yakin mataku inilah yang bermasalah. Aku dapat melihat aliran energi di sekujur tubuhnya, merah dan tampak panas seperti api, namun hanya tampak seperti asap saja. Entah aura atau bukan, tapi aku berpegang teguh pada apa yang aku lihat.
Aliran asap merah panas itu bergerak dari dada, seakan jantungnya adalah pusat energi itu, kemudian ia memfokuskannya pada kedua tinjunya. Saat ia bergerak menyerangku lebih dulu, aku refleks menghindari serangannya yang seakan terbaca olehku. Dan, ketika tangan kanannya yang terkepal itu melintas di sebelahku, tubuhku juga bergerak dengan sendirinya untuk menyerangnya dari dekat. Aku meninju tepat di pipinya.
Tubuhnya terpental beberapa meter, tapi ia berhasil mendarat dengan kedua kakinya dan terseret beberapa meter lagi. Ia sempat menunduk, sepertinya ia terkejut dengan refleksku. Aku pun terkejut dengan tubuhku sendiri. Ia meludah, dan saat itu aku tahu bahwa mulutnya terluka karena tinjuku. Aku tak menyangka akan sekuat itu sampai bisa melukainya. Siapapun tak akan percaya bahwa tangan kecil dan kurusku ini bisa memberikan dampak seperti itu.
"Menarik." Ia menyeringai. Itu mengerikan, sungguh.
Ada yang bilang bahwa yang menyerang lebih dulu akan menguasai pertandingan. Tapi, aku tak setuju dengan itu. Tampaknya, X-Gen Mesum itu setuju dengan pernyataan itu. Karena itu, ia kembali menyerangku lebih dulu.
Ia masih memfokuskan energi panasnya pada kedua tangannya. Ia meninju cepat ke arah wajah, bergantian tangan kanan dan kiri dengan super cepat, seraya terus mendorongku yang selalu menghindari serangannya. Setiap kali tangan itu berada di samping wajahku, aku bisa merasakan hangat-nya energi yang terkumpul di sana. Kalau kulitku tersentuh sedikit saja, mungkin akan melepuh dan terbakar. Tidak, aku tidak mau terluka. Aku tak suka rasa sakit.
Sulit, ternyata, mencari celah di antara serangan bertubi-tubi yang ia kerahkan. Aku hanya bisa menghindar sambil terus bergerak menjauh. Aku sudah sempat menyerah dan membiarkan ia menghajarku, dengan begitu gerakannya akan terhenti sejenak dan aku akan langsung membalasnya. Lalu, aku melihat celah kecil yang bisa kupergunakan.
Ia bermaksud mengubah serangan bertubi-tubi dari arah depan menjadi satu pukulan samping yang menurutnya akan menjadi final. Tapi, ia salah. Seharusnya, ia tak melakukan itu dan terus menyerangku dari depan sampai membuatku terpojok. Saat ia mengganti arah, ia memiliki celah lebar dan butuh waktu sepersekian detik untuk melancarkan serangannya. Saat itulah aku membalasnya.
Aku menangkis tangan kiri yang ia gunakan untuk meninjuku dari samping, lalu aku mengepalkan tangan dengan kuda-kuda lebar dan rendah, lalu meninju hulu hatinya dengan kuat. Aku bisa melihat tubuhnya melengkung karena tinjuku yang seakan tertanam ke perutnya. Lalu, seperti ada ledakan, tubuh lelaki itu terpental melayang jauh, jauh sekali. Mendarat tak berdaya, terseret bermeter-meter jauhnya.
"Uwaaaw." Aku menatap kedua tanganku yang terasa aneh. Aku melepas kaca mata hitamku, dan aku bisa melihat dengan lebih jelas, bahwa aku memiliki aliran energi di sana. Rasanya, kekuatan superku muncul saat melawan X-Gen.
Aliran energiku ini berbeda dengan X-Gen Mesum itu. Jika punyanya adalah merah berasap layaknya api, punyaku berwarna kelabu sampai hitam yang mengalir lembut bagaikan air di hilir. Tampak tenang, namun aku bisa merasakan bahwa bagian dasarnya bergerak lebih kuat dari yang tampak di permukaan. Sayang, aku tak paham maksud dari warna kelabu kehitaman ini. Aku tak pernah belajar tentang aura. Tapi, aku bisa memikirkan itu nanti, setelah urusan ini selesai.
"Udahan aja, ya?" usulku pada keempat pria dewasa yang kini mencoba membantu X-Gen Mesum untuk bangkit. "Aku udah bosen."
"Breng*ek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A-TEARS [COMPLETED]
Science FictionZombi dan monster bukan lagi sebuah mitos. Sekelompok teroris berhasil menciptakan senjata biologis yang mampu mengubah manusia dan hewan menjadi zombi dan monster. Tepat pada perayaan Tahun Baru 2021, dunia menghadapi krisis kemusnahan manusia dan...