"Woho!! Woi! Woi!! Gue di folback Sutra!!!" teriak Tera heboh. Perempuan tak banyak bicara itu berteriak membuat seisi kantin menoleh. Edwin dan Samsul yang duduk tak jauh dari meja mereka bertiga juga ikut menoleh. Malahan, dua laki-laki itu mengahampiri Rain dan kedua temannya dengan raut wajah kepo.
"Sutra? Ulat Sutra?" Rain bertanya bingung.
Windi berdecak, "Bukan Rain. Itu Si Sutra, sepupunya Pak Jackson calon laki lo itu."
Rain reflek memukul punggung Windi. Kebetulan dia duduk disebelah Rain. "Laki nenek lo! Gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia."
"Ada apanih ribut-ribut." Edwin dan Samsul menerobos, mengambil kursi dari meja lain agar bisa bergabung di meja Rain dan kawan dan kawan.
Rain mendengus, menatap Edwin dan Samsul jengah. "Ini lagi, selalu nyempil pas ada bahan gibahan."
Kedua laki-laki itu cengengesan. "Kepo, Ra. Kita kan temen, bolehlah bagi-bagi ceritanya."
Rain dan Windi memutar bola mata malas. Sedangkan Tera masih sibuk senyum-senyum sendiri. Bahagia setengah mati karena Sutra telah memfolback akun instagramnya. Setelah sekian tahun, akhirnya di folback juga.
Samsul menyenggol lengan Windi. Merasa heran dengan Tera yang masih senyum-senyum sambil menatap ponselnya. "Tuh anak kesambet dimana?"
"Di instagram," jawab Windi sekenanya.
"Tera di folback Sutra, makanya senyum terus." Rain berucap. Meraih segelas es teh lalu meneguknya hingga tandas.
Beruntung, hari ini semua pekerjaannya sudah selesai. Jadi, siangnya bisa santai-santai. Tapi entahlah dengan Tera dan Windi. Kedua perempuan itu mau ikut-ikut saja saat Rain berbasa-basi mengajak keduanya ke kantin. Tidak tentu dengan pekerjaannya yang sudah selesai atau masih terbengkalai.
"Gue di 'P' in Sutra woiii!!" Tera kembali berteriak heboh.
"Liat, dia 'P' in gue!!" Tera menunjukkan room chatnya dengan Sutra. Rain memutar bola mata tak peduli. Windi bertepuk tangan sembari mengucapkan selamat. Samsul dan Edwin, kedua laki-laki itu memilih pergi karena dipanggil Alena.
"AAAAA!!!! Dia minta nomor whatsapp gue!!"Sepertinya makan siang kali ini hanya diisi teriakan bahagia Tera.
Windi menatap Tera ragu. "Lo yakin itu akun realnya Sutra?" Ya mana tau itu akun fake yang memanfaatkan wajah tampan Sutra. Bisa jadikan? Apa sih yang tidak bisa didunia maya?
"Yakinlah! Orang followersnya udah bejibun. Sejuta woi! Udah itu centang biru lagi."
Windi mengangguk-anggukan kepalanya. Kalau sudah ada centang biru tidak perlu diragukan lagi.
"Hai, Rain."
Rain langsung menghela nafas saat suara si bangsat itu terdengar lagi. Merasa jengah, lelah karena dimana Rain berada disitu pasti ada suara dia. Rain mendongak untuk melihat siapa pemilik suara yang berhasil mematahkan Rain beberapa hari yang lalu. Benar. Itu Panji. Panji sialan yang selalu memikat dengan seribu janji.
Rain bangkit, menatap Panji tak suka. Mau apalagi laki-laki sialan itu menemuinya?
"Ada urusan apa lo dateng kesini?" tanya Rain.
Panji tersenyum miring. "Santai, gue cuma mau liat calon istri gue." Tangan kekarnya terulur menyentuh dagu Rain.
"Jauhin tangan kotor lo dari wajah gue!" Rain menghempas kasar tangan Panji yang dengan seenaknya mengusap dagunya.
Panji terkekeh. Dia berjalan mendekat ke sisi tubuh Rain, benar-benar dekat sehingga aroma tubuh Rain dapat merasuki indera penciumannya. Dia tersenyum miring, farfum wanitanya ternyata masih belum berubah. Farfum murahan yang sayangnya membuat Panji candu. "Gue cinta lo, Rain," bisiknya tepat ditelinga Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACKSON [SELESAI]
Fanfiction[Follow akun ini biar kita saling kenal] [Don't copy my story! Asal lo tau, mikirin ide sama alur ini cerita lebih susah dari rumus percintaan] Jackson, bos perusahaan di tempat Rain bekerja memintanya untuk menjadi pacar pura-pura saat menghadiri...