Rain pikir, Jackson akan membawanya ke kantor. Namun, ternyata laki-laki itu membawanya ke warung bubur ayam yang terletak didepan kantor. Setelah memarkirkan mobil, Jackson berniat hendak menggendong Rain ke dalam warung. Katanya, kaki Rain sakit dan pasti kesusahan saat diajak berjalan.
Namun Rain menolak. Kakinya hanya menginjak batu runcing bukan patah. Rain tidak ingin digendong Jackson lagi. Malu dijadikan pusat perhatian oleh seluruh pengunjung warung. Nanti Rain dikira lebay lagi.
Warung ini memang ramai pengunjung. Dari dalam hingga teras hampir semuanya terisi penuh. Untung saja, ada satu meja yang kosong dan bisa ditempati Rain dan Jackson.
Kini keduanya tinggal menunggu dua porsi bubur ayam paket lengkap itu datang mengisi meja dan perut mereka yang kosong.
Sebelumnya Rain menolak untuk makan karena tadi pagi dia sudah sarapan. Tapi yang namanya Jackson, tetap memaksa dengan dalih rezeki tidak boleh ditolak.
"Kamu, masih suka diganggu laki-laki tadi?" Jackson membuka mulutnya diantara bisingnya pengunjung warung. Hanya di meja mereka saja yang tidak terjadi interaksi.
Rain yang semula menatap sepasang kekasih dimeja ujung menoleh, menatap Jackson. "Ya gitu, Pak--"
Medengar kata 'Pak' yang dirapalkan Rain, mata Jackson praktis melotot. Tahu dirinya salah, Rain langsung berucap ulang membetulkan. "Eh maksud saya, ya gitu, Ja. Dia suka nggak terima kenyataan. Masih ngarep kalau saya balikan sama dia."
"Kalau seandainya kamu nggak pacaran sama saya, kamu mau balikan sama dia?" tanya Jackson yang membuat kepala Rain menggeleng kuat.
"Ya enggaklah! Siapa juga yang mau disakitin dua kali. Dengan seenaknya dia bilang udahan, terus dia juga maksa buat balikan. Nggak ada yang mau jatuh ke dalam lubang yang sama untuk yang kedua kalinya. Saya nggak bakal mau sama laki-laki kayak gitu."
Jackson diam-diam dibuat tersenyum. Rain kalau sedang cerewet dengan raut kesal seperti ini terlihat lucu. Membuat tangan Jackson terulur mencubit hidung mancung Rain gemas. "Lucu"
"Saya emang lucu, Pak. Eh, Ja. Dari dulu" balas Rain percaya diri.
Jackson terkekeh pelan. "Kamu mau bebas dari mantanmu itu nggak, Rain?"
"Ya maulah Pak. Eh, Ja. Capek saya diteror dia mulu."
"Ayo nikah sama saya"
"Hah?!"
"Iya. Kamu nikah sama saya. Pasti dia berhenti ngejar-ngejar kamu" jelas Jackson.
Rain tersenyum sungkan. "Kecepetan, Pak." Rain menepuk mulutnya sendiri. Kesal karena selalu salah dalam mengucapkan kata diakhir kalimatnya. "Eh, Ja. Kita juga baru kenal kemarin."
"Saya sudah kenal kamu jauh sebelum kemarin"
"Masa?"
"Iya."
"Halah, bohong, Pak. Astagfirullahaladzim, salah mulu elah" dumelnya diakhir kalimat.
Jackson geleng-geleng kepala. "Salah terus kamu, Rain. Beneran saya nikahin kamu."
"Ya jangan dong, Pa-Ja"
"Tuhkan, salah lagi. Sekali lagi saya denger kamu ngomong 'Pak', saya beneran bawa kamu ke penghulu"
"Iya, Pak. Iyaa"
Jackson tersenyum miring. Perempuan ini pikir ucapannya main-main. Mari, Jackson buktikan bahwa ucapannya itu bukan hanya sebuah ancaman.
"Nah lo, salah lagi. Ayo ikut saya" Jackson betulan bangkit dari duduknya. Tangan laki-laki itu menarik tangan Rain hingga tubuh perempuan itu ikut berdiri tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACKSON [SELESAI]
Fanfiction[Follow akun ini biar kita saling kenal] [Don't copy my story! Asal lo tau, mikirin ide sama alur ini cerita lebih susah dari rumus percintaan] Jackson, bos perusahaan di tempat Rain bekerja memintanya untuk menjadi pacar pura-pura saat menghadiri...