HAPPY READING
.
.
.
Di dalam sebuah mansion mewah lebih tepatnya kamar seorang pemuda, terdengar suara orang gadis menangis."Hiks..hiks apa salah gue sama Lo hah!" Tanya seorang gadis dengan tersedu-sedu.
"Gue udah larang Lo buat gak ikut mereka! Tapi kenapa Lo kekeh mau ikut juga!" Jawab si pemilik kamar dengan tegas.
"ITU HAK GUE! LO BUKAN SIAPA-SIAPA GUE!" Bentak si gadis karena muak dengan sikap posesif pacarnya, yang sayangnya itu bukan kemauan dia menerima pemuda itu menjadi pacarnya.
"DI DIEMIN MALAH NGELUNJAK YAA! TUNGGU HUKUMAN LO SAYANG" bentak pemuda itu dengan seringai menghiasi bibirnya.
"GUE BUKAN CEWEK MURAHAN BAJINGAN!" bentak si gadis dan mulai berjalan mundur karena takut dengan seringai si pemuda dan tatapan tajamnya.
Dan saat itu juga, detik itu juga suara tangis si gadis kembali terdengar pilu,entah apa yang pemuda itu lakukan padanya.
•••
Author pov.
Hari ini inti ZAVIOR dan Tania dkk sedang ada di apartemen aland, hanya sekedar nongkrong ala anak muda gitu ceritanya.
Vero yang tadi mau pergi ke rumah Tania, menemukan kucing lucu, bulunya lebat berwarna abu-abu dan sedikit gemuk, berjenis kelamin laki-laki.
Dengan bego nya vero malah membawanya ke apartemen aland yang dia tau sendiri bahwa aland itu takut sama yang namanya kucing.
"Spadaa, vero yang gantengnya ngalahin Manu Rios datang nih" ujarnya berteriak dengan menggedor pintu padahal dia tau sandi apartemen aland.
"Gausah berisik bego! Lo kan tau sandinya" ujar aland ngegas meladeni temannya satu ini, dia belum menyadari kalau vero membawa kucing karena dia menyembunyikan di belakang punggungnya, dan dengan bodohnya aland tidak curiga sedikitpun dengan tangan vero yang di taruh dibelakang punggungnya.
Vero mau balas dendam dengan aland karena saat camping aland malah menaruh belalang di bajunya padahal dia juga tau kalau dia tidak suka belalang.
"Santai dong jangan ngegas Mulu, nanti cepet tua loh" ujar vero.
"Terserah Lo dah" pasrah aland dengan masuk ke dalam apartemen nya.
"Wih nungguin gue ya?" Tebak vero karena teman-temannya semuanya sudah ada disini tinggal nunggu dirinya saja.
"Iyalah Lo kira nunggu itu enak?!" ujar Tania dkk serempak.
"Santai-santai, gue tadi Nemu sesuatu di jalan" beritahu vero, tapi tangannya masih ada di belakang punggungnya, untungnya kucing itu gak bersuara jadi itu memudahkan dirinya.
"Kok kayak lagunya Syahrini" ujar fania dengan polos.
"Bukan sesuatu lagunya Syahrini sayang tapi sesuatu yang lain" ujar vero dan membuat teman-teman nya memutar bola matanya malas.
"Apasih jok jangan belibet deh kalau ngomong" ujar devan.
"Halah palingan juga dia cerita kalau ketemu tante-tante girang" ujar Aland.
"Bukan itu anjir! Nih gue kasih tau gue tuh tadi nemu-"
Meong
Ucapan Vero terhenti karena kucing yang dia bawa tadi bersuara dan itu membuat aland langsung refleks menegang.
"L-lo bawa kucing?!" Tanya aland gugup, semoga vero menjawab tidak, tapi realita tidak sesuai ekspektasi vero malah mengangguk.
"Nih lucu kan?" ujar vero dengan watadosnya.
"Anjir Lo! Bawa pergi tuh kucing dari apartemen gue sekarang!" Suruh aland mutlak dia sudah berdiri di belakang Tania.
"Jangan bang kucing nya lucu" ujar Tania dan aland yang mendengarnya matanya langsung membulat. Tidak tahukah adiknya ini kalau dia takut kucing.
"Iya jangan disuruh keluar kita mau main sama kucing lucu ini" pinta Laura dan diangguki Tania dkk.
"Terserah Lo semua tapi kucing nya jauhin dari gue" ujar aland pasrah dan duduk di samping Raka.
"Namanya tadi siapa?" Tanya Nindya.
"Duda" jawab vero santai.
"WHAT?" pekik Tania dkk kecuali Manda karena dia yang paling kalem disini dia memangku kucing nya dan memainkan bulu lebatnya tanpa menghiraukan teman-temannya berdebat soal nama dengan vero.
Tapi Manda juga sedikit risih dengan tatapan tajam Nathan yang selalu menatapnya, Raka tahu itu dia tidak sengaja melihat tatapan tajam Nathan yang sedang melihat setiap pergerakan Manda. Raka memilih diam karena itu bukan urusannya baru kalau Nathan sudah kelewat batas maka dia akan bertindak.
"Kok namanya duda sih kayak gak ada nama lain aja!" Ujar Tania tidak terima.
"Iya bener tuh, gimana kalau namanya Kitty aja" ujar fania antusias.
"Ini jantan sayang masa namanya Kitty" ujar vero dengan bersabar menghadapi pacar polos nya.
"Alex?" Tanya Laura.
"Jangan Alex ke cakepan itu namanya" tolak vero.
"Hero?" Tanya Tania.
"Apaan Hero! Dikira super Hero apa!" Tolak vero.
"Stevano?" Tanya Nindya.
"Heh jangan, itu sama kayak nama gue anjir" tolak aland bersuara.
"Ya jangan ngegas dong!" Ujar tania, Laura dan nindya.
"Siapa juga yang ngegas, padahal tadi gue ngomong nya santai aja" gumam aland dan didengar raka.
"Makanya diem!" Ujar Raka datar dan dibalas delikan tidak terima dari aland.
"Namanya ivin" ujar Raka karena pusing mendengar percekcokan mereka.
"Apaan ubin! Nggak-nggak" ujar vero karena dia tidak terlalu mendengar ucapan Raka, dia hanya mendengar samar-samar.
"Ivin anjir! Bukan ubin!" Ujar mereka semua ngegas termasuk Manda dan Nathan.
"Dasar temen laknat Lo semua! Ayok ubin kita pergi dari sini" ujar vero dengan pura-pura memalingkan wajahnya kesamping seperti perempuan sok jual mahal dan membawa kucing nya di gendongan nya.
Author POV end.
☆☆☆
Untuk sementara aku gak update cerita Raka dan Tania ya, karena akan ada ujian akhir semester sampai tanggal 9 Juni mungkin aku gak update dulu karena aku mau fokus ujian. Bubay semuaaaaa:)
.
.
.
jangan lupa vote dan comenntya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka dan Tania (Completed)
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [Gak akan ada revisi setelah tamat] Judul awal : ZAVIOR'S Raka Adhitama smith: "Lo bisa nggak sih jadi cewek normal seharii aja,jangan buat gue darah tinggi teross"ucap raka ngegas. Sferinly Tania william: "Hee...