CHAPTER-32

1.8K 138 4
                                    

HAPPY READING
.
.
.
"Maaf saya sudah melakukan yang terbaik tapi pasien atas nama vero dinyatakan koma, itu karena pukulan di punggungnya dan beberapa pukulan ditubuhnya" ujar dokter tersebut dengan berat hati.

Deg.

Jantung mereka yang ada disana seperti berhenti berdetak, termasuk gadis yang baru datang yang tak lain adalah fania dengan ditemani Tania dkk.

"Dokter jangan bohong gak mungkin vero sampai koma!" Marah Raka dengan menarik kerah jas dokter tersebut.

"Raka inget ini dirumah sakit! Jangan buat keributan!" Ujar Nathan dengan menarik raka menjauhi sang dokter.

"Hiks hiks gak gak mungkin vero koma hiks" tangis fania disana pecah.

Mamanya vero yang memang mengenal pacar anaknya itu langsung menghampiri fania dan memeluknya.

"Tante hiks Vero nya gak koma kan Tan!" Tangis fania didalam pelukan mamanya vero.

"Vero itu anaknya kuat dia pasti bisa melewati masa komanya" ujar mamanya vero dengan berusaha menghibur fania, meskipun didalam hatinya ada ketakutan kehilangan anaknya.

"Apa separah itu dok?" Tanya aland.

"Luka yang dialami pasien bukanlah luka kecil, dia banyak terkena pukulan di perutnya, saya tidak bisa memprediksi kapan pasien bangun, tapi saya dan tim medis lainnya akan berusaha semaksimal mungkin. Kalian bisa lihat pasien tapi hanya satu orang yang diperbolehkan masuk" ujar sang dokter dan langsung berpamitan untuk memeriksa pasien lainnya.

"Apa fania boleh lihat vero nya Tan?" Izin fania ke mamanya vero.

"Boleh banget"

Fania masuk ke ruang inap Vero hal pertama yang dilihatnya adalah pacarnya yang berbaring lemah dengan alat pernapasan berada di hidungnya, wajahnya yang selalu dihiasi senyum an sekarang tergantikan dengan muka yang terdapat banyak lebam, bibirnya yang selalu berwarna merah muda meskipun sering merokok tergantikan dengan bibir pucatnya. Matanya yang selalu menatap dirinya sayang sekarang tertutup rapat.

Fania tidak bisa menahan isakannya lebih lama lagi, dia langsung memeluk Vero menumpahkan segala tangisan yang dia tahan.

"Vero bangun hiks hiks kamu harus tepatin janji kamu hiks k-kalau kamu gak bakal tinggalin aku sendirian" isak fania dengan memukul dada Vero.

"Ak-aku gak bakal maafin kamu kalau kamu ninggalin aku hiks, aku juga bakal selingkuh kalau kamu gak bangun"

"Vero kamu biasanya marah kalau aku ngomong gitu hiks t-tapi sekarang kok kamu diem aja hiks, kamu j-jahat tau gak hiks kamu biarin aku selingkuh" fania tidak bisa membendung air matanya lagi, dia menumpahkan semua air matanya dihadapan Vero berharap lelaki itu akan mengusap air mata diwajahnya.

"Aku sayang sama kamu dan jangan tinggalin aku hiks hiks hiks" ujar fania lirih di telinga Vero dan air matanya langsung tumpah lagi.

fania pun keluar dari ruang rawat Vero dengan mata sembab, setelah fania keluar orang tua dan teman-temannya langsung masuk bergantian.

•••

Tidak terasa hari berganti hari dan ini sudah satu bulan semenjak Vero koma, fania yang dulunya ceria sekarang menjadi pendiem, jarang ngomong dan selalu menghabiskan waktunya di ruang rawat Vero.

Devan keadaan nya sudah membaik tapi luka diperutnya masih belum sembuh total. Geng ZAVIOR masih belum membalas perbuatan geng roxter karena menunggu Vero siuman terlebih dahulu.

Saat ini mereka sedang berkumpul dan berharap Vero akan bangun karena mendengar keramaian yang dibuat teman-temannya.

Saat mereka sedang bercanda ria tanpa mereka sadari jari jemari Vero bergerak, fania yang memang posisi nya disamping brangkar Vero terkejut saat matanya melihat jemari tangan vero bergerak dan melihat mata vero yang lama kelamaan terbuka.

"Vero akhirnya kamu bangun hiks" ujar fania Senang.

Teman-temannya yang mendengar fania berbicara seperti itu langsung menuju ke arah brangkar yang ditempati Vero.

"Alhamdulillah akhirnya Lo sadar juga" ujar aland dan devan berbarengan.

"Alhamdulillah pa anak kita udah siuman" ujar mamanya vero senang.

"Gue panggil dokter dulu" pamit Nathan.

Dokter yang dipanggil Nathan langsung memeriksa keadaan vero.
"Alhamdulillah pasien sudah melewati masa komanya tapi masih harus dirawat supaya kami bisa memantau keadaan pasien lebih lanjut dan jangan membuat pasien stres" ujar sang dokter dan langsung berpamitan pergi dari ruang rawat Vero.

Tapi yang mereka herankan kenapa Vero daritadi diem aja dan matanya juga kelihatan kosong.

"Apa yang kamu rasain sayang? Ada yang sakit?" Tanya maminya dengan raut khawatir.

"Kalian siapa?" Tanya vero dengan suara yang melemah.

Deg.

☆☆☆
Part nya pendek ya? Iya aku tau kok kemungkinan aku akan update secepatnya. Jadi jangan lupa votenya
.
.
.
Jangan lupa vote and comenntya:)

Raka dan Tania (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang