CHAPTER-35

2K 129 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
Hari demi hari keadaan vero bisa dikatakan mulai membaik tapi masih belum diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit, di kamar yang berbau obat-obatan khas rumah sakit itu hanya terdapat raka bersama sang pemilik kamar.

Tidak ada yang tahu kalau Raka menjenguk Vero karena teman-temannya yang harus sekolah dan orang tua vero yang biasanya akan datang sore atau nggak siang nanti, dan kenapa Raka gak sekolah itu di Karenakan ada yang harus dia bahas dengan vero.

"Gimana rencana Lo?" Tanya vero memulai pembicaraan.

"Gue masih bingung" balas Raka.

"Bingung kenapa sih? takut rencana Lo gagal?"

"Maybe" ragu Raka.

"Sejak kapan seorang Raka pengecut" ejek vero.

"Apa rencana kita bakal membuat dia terkejut atau sedih" gumam Raka dan masih bisa didengar Vero.

"Menurut gue sih dia bakal nangis terus marah-marah gak jelas" balas Vero.

"Tapi Lo harus inget rencana kita! Buat dia hancur dan boom pertunjukan akan dimulai" lanjutnya dengan tersenyum miring.

"Lo bener gue pastikan itu akan menjadi hal yang selalu dia inget" ujar Raka ikut tersenyum miring.

"Gue berangkat sekolah dulu" ujar Raka singkat.

"Buset ini udah jam berapa woy niat sekolah gak sih lo" balas Vero dengan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan.

"Kalau gak gara-gara dia mending gue milih bolos aja"

"Lah apa urusannya sama dia?"

"Karena gue mau buat dia jatuh sejatuh-jatuhnya " ujar Raka dengan menyeringai tipis.

"Bener juga, entar sisanya biar gue yang urus"

"Nggak usah Lo istirahat aja! Entar pingsan gara-gara kecapekan bikin ribet nanti" ejek Raka.

"Enak bener kalo ngomong, Lo kira fisik gue ini lemah!" Kesal Vero.

"Asal Lo tau dude, gue yang lebih berpengalaman soal yang begitu-begituan" lanjut Vero sombong.

"Terserah Lo, gue mau berangkat ke sekolah dulu" pamit Raka dan berpelukan ala laki-laki.

"Yoi, kalau ada batu jangan Lo ajak ngomong" balas Vero nyeleneh.

"Gue bukan Lo, yang sampai ngajak kucing balap motor" ujar Raka yang mengingat tingkah laku gila vero dulu.

"Mana tau kan si ivin bisa jadi pembalap internasional"

"Gila" ujar Raka dan langsung keluar dari kamar rawat Vero karena kalau dia lama-lama disana bisa-bisa dia ikut gila.

Saat diparkir an khusus motor Raka teringat pembicaraan nya dengan Vero.

'tunggu tanggal mainnya tania' batin Raka dengan tersenyum miring.

Dia langsung menaiki motornya dan melaju secepatnya supaya cepat sampai  ke sekolah.

•••

Disisi lain lebih tepatnya kelas 11 MIPA 2 kelas nya Tania dan laura sedang mengadakan ujian mendadak, semua murid mencoba bernegosiasi dengan gurunya untuk tidak mengadakan ujian dadakan kayak gini, dikira tahu bulat kali dadakan.

"Bu ayolah Minggu depan aja ujiannya" melas Laura.

"Nggak ada Minggu depan! Tapi sekarang!" Tegas Bu Sarah guru fisika yang dijuluki guru terkiller di sma bina bangsa. Mana Bu Sarah kalau ngasih soal ujiannya gak tanggung-tanggung lagi, sengsara sudah mereka setiap pelajaran Bu Sarah.

Raka dan Tania (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang