HAPPY READING
.
.
.
Seorang gadis, ralat maksud nya seorang wanita terbangun saat bulan sudah bersinar menandakan berapa lama mereka melakukan kegiatan itu, mereka melewatkan makan siang atau mungkin makan malam juga."Astaga sakit banget sih" gumam tania saat ingin menggerakkan kakinya.
"Emang gak ada akhlak suami gue, untung ganteng kek bright vachirawit" gumam tania lagi.
"Mana dia enak-enak tidur lagi! gak mikirin istrinya yang lagi tertekan apa!" Omel tania sembari menatap gemas Raka yang sedang tertidur dengan santainya mana mukanya kek orang polos lagi.
"Bismillah bisa jalan ke kamar mandi" ucap tania menyemangati diri sendiri.
"Awshh" belum juga tuh kaki nampak ke lantai udah terjungkal aja gue nya.
"Apa kata gue pasti gak bisa jalan dua hari nih gue, mana jatuhnya gak elit gini!" kesal tania berusaha berdiri tapi tidak bisa dan cara satu-satunya adalah membangun kan suaminya.
"RAKA BANGUNNN!!" Teriak tania dari bawah kasur.
"Kenapa sih?" Raka dengan santainya bangun dari tidur nya dan langsung menatap istri kecilnya, tanpa ada raut mengantuk dari wajah tampan nya.
"Kamu udah bangun? Dari kapan?" Cengo tania.
"Udah dari sebelum kamu bangun" jawab Raka.
"Dosa gak sih mutilasi suami sendiri?" Tanya tania langsung ke Raka. Jarang-jarang loh istri yang mau mutilasi suaminya ngomong dulu.
"Jadi janda dong kamu" ejek Raka.
"Biarin mungkin aja jodoh aku bright" balas tania mengpede.
"Halah orang muka kita sama" balas Raka menatap geli istrinya yang seperti sedang berpikir.
"Mulai deh narsisnya" malas tania meskipun mengiyakan ucapan Raka barusan.
"Gak ada niat nolongin istri nya yang lagi kesusahan gitu?" Tanya tania mengkode.
"Lagian gak elit banget orang ada sofa kenapa duduk di lantai, jangan kek orang susah" setelah mengatakan itu, Raka bukannya nolongin tania malah menyandarkan tubuhnya di ranjang mereka.
"Astagfirullah gue mutilasi beneran lo, jadi laki kok julid amat" geram tania sudah pada tahap akhir.
"Gak boleh ngomong lo-gue sayang" Raka beranjak dari kasur nya dan langsung menggendong istrinya, tenang aja raka udah makai celana nya kok.
"Mangkanya peka dikit" gerutu tania membenarkan selimut nya agar tidak melorot saat dirinya digendong raka.
"Mau mandi bareng?" tawar raka dengan menaik turunkan alisnya.
"Belum aja nih sikat kamar mandi aku lempar, emangnya tadi malam masih kurang" omel Tania sekaligus heran.
"Kurang lah, cuman beberapa ronde mah belum bisa buat dede bayi" ujar Raka melenceng dari topik.
"Udah sana keluar ih" usir tania.
"Kalau udah selesai kamu beresin barang-barang kamu karena kita bakal pindah rumah" Pesan Raka sebelum keluar.
"What!! Kok gak ngomong dulu" kaget tania.
"Kan sekarang aku udah ngomong" ujar raka dengan tampang tanpa dosanya.
"Yaudah terserah sana dulu keluar"
Setelah tania menyelesaikan acara mandi nya dan saat membuka pintu dirinya dikagetkan dengan Raka yang berdiri didepan pintu kamar mandi.
"Suka banget sih bikin kaget istri" omel tania, untung aja nih jantung masih ada di tempatnya.
"Hehe maap yang" cengir Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka dan Tania (Completed)
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [Gak akan ada revisi setelah tamat] Judul awal : ZAVIOR'S Raka Adhitama smith: "Lo bisa nggak sih jadi cewek normal seharii aja,jangan buat gue darah tinggi teross"ucap raka ngegas. Sferinly Tania william: "Hee...