HAPPY READING
.
.
.
Tidak terasa pasutri muda itu sudah membina rumah tangga hampir 2 bulan, awal-awal emang masih aman belum ada tanda-tanda pelakor atau pebinor, tapi kita tidak tau apakah hubungan mereka akan selalu baik-baik aja atau akan ada konflik dalam rumah tangga mereka nanti."Huwek huwekk" suara muntahan itu membuat seorang wanita yang terlelap tidur terbangun karena suara yang berasal dari kamar mandi.
Dengan sedikit mengantuk wanita itu berjalan gontai ke arah kamar mandi untuk memijat tengkuk suaminya, hal biasa untuk tania karena beberapa hari ini Raka memang suka muntah di pagi-pagi buta.
"Diperiksa dokter ya" bujuk tania sudah kesekian kalinya tapi tetaplah Raka kekeh tidak mau diperiksa dokter. Tania sebelumnya berpikir mungkin suaminya itu sedang masuk angin tapi anehnya yang dimuntahkan suaminya itu hanyalah cairan putih, dan tidak mungkin juga Raka masuk angin setiap hari.
"Lemes" rengek Raka dengan menaruh kepalanya di ceruk leher istrinya, mencium dalam wangi lemon kesukaannya yang membuat rasa mual nya perlahan-lahan menghilang.
"Mangkanya aku panggil dokter, biar gak mual terus" bujuk tania lagi.
"Tapi cium dulu" pinta Raka dengan tangan memeluk pinggang istrinya.
Cup
"Lagi"
Cup
"Lagi lagi"
Cup
"Lagi lagi lagi" pinta Raka dengan senyum yang mengembang.
"Mau aku jedotin kepalanya? Biar waras dikit, lagi sakit juga masih aja mesum" kesal tania.
"Jangan marah hiks" lihat lah perubahan mood laki-laki itu, tadi aja senyum-senyum sekarang nangis kek bayi.
Tania hanya mengucapkan kata sabar berkali-kali di dalam hatinya, mood Raka akhir-akhir ini juga sedikit membuat tania darah tinggi dimulai dari cengeng, suka makan makanan yang aneh-aneh, terakhir yaitu keras kepalanya yang Semakin mendarah daging.
"Aku hubungin dokter helmi dulu buat periksa kamu" ucap Tania dengan membantu Raka berjalan ke arah kasur mereka.
"Gak mau diperiksa ih" cemberut Raka.
"Yaudah kalau gitu jangan harap bisa peluk aku" sekali-kali mengancam suami keras kepalanya sabi kali ya?, itu juga buat kebaikan Raka.
"Jahat, mainnya ngancem!" Ngambek sudah bayi besar itu, tapi Tania harus sedikit tegas.
"Terserah" setelah mengatakan itu, tania langsung berjalan keluar kamar untuk menghubungi dokter helmi sekalian membuatkan bubur untuk suaminya, menghiraukan tatapan cemberut laki-laki itu.
Sebelum membuka pintu kamar mereka, tania berhenti untuk melihat jam yang tertempel di dinding yang ternyata masih jam setengah 5 pagi, tidak mungkin juga tania menghubungi dokter helmi sepagi ini. Akhirnya tania tidak jadi keluar dan langsung ke kamar mandi dengan tangannya sibuk mencepol rambut panjangnya.
Setelah menggosok gigi dan wudhu, Tania langsung menyuruh Raka mengambil wudhu untuk sholat subuh berjamaah dan tanpa diminta dua kali Raka berjalan masuk kamar mandi dengan langkah gontai akibat efek muntah tadi.
Setelah melakukan kewajiban mereka pasutri muda itu melakukan kegiatan masing-masing, Raka yang kembali merebahkan dirinya di kasur menutupi semua badannya dengan selimut dan Tania yang langsung turun ke dapur untuk memasak.
Setelah membuat kan semangkuk bubur untuk suaminya, Tania mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja untuk menghubungi dokter helmi.
"Kenapa sih? Gak tau orang lagi tidur apa!" Sahut orang di sebrang sana dengan suara serak khas bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka dan Tania (Completed)
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [Gak akan ada revisi setelah tamat] Judul awal : ZAVIOR'S Raka Adhitama smith: "Lo bisa nggak sih jadi cewek normal seharii aja,jangan buat gue darah tinggi teross"ucap raka ngegas. Sferinly Tania william: "Hee...