삼십이

10.1K 1.1K 43
                                    

Setelah sampai di tempat yang mereka tuju , johnny dan ten bergegas turun menghampiri yuta dan yang lain. Ten kaget melihat taeyong juga doyoung berada disini.

"Tae..?" panggil ten membuat taeyong mendongak kemudian membulatkan matanya

"Ten kau. . ." ucap taeyong sedikit bergetar karena takut ten akan marah.

"Nanti saja , sekarang fokus saja terhadap apa yang akan kalian lakukan" ucap ten dingin kemudian menatap johnny.

"Baiklah. Kun , taeil dan jungwoo lewat belakang. Yuta dan doyoung akan lewat samping kanan. Aku dan jaehyun akan lewat depan. Dan taeyong , jaga ten saja di mobil. Jika ada sesuatu yang mencurigakan segera kabari" jelas johnny memberi instruksi namun ten menahan nya

"Tidak! Aku ikut untuk membantu bukan untuk merepotkan." ucap ten kemudian mengeluarkan sebuah pisau kecil dari kantongnya.

"Aku bisa menggunakan ini , karena ini bukan pisau biasa" ucap ten setelah mengeluarkan itu membuat taeyong mendelik.

Itu adalah salah satu pusaka milik L'Demon yang hanya di keluarkan saat keadaan darurat. Lalu kapan ten mengambilnya?

"Tidak sayang , aku tidak mau mengambil resiko" ucap johnny lembut sambil mengusap pipi ten.

Setelah berdebat kecil , akhirnya johnny mengiyakan kemauan ten dan memutuskan ten dan taeyong akan lewat samping kanan dan berjalan ke ruangan yang di beri tau oleh johnny untuk membawa anaknya yang berada disana.

Kemudian , mereka berpencar sesuai arahan yang johnny berikan karena waktu mereka tidak banyak sebelum wendy datang.

"Pengawalnya benar benar mati semua!" ucap yuta dan yang lain. Mereka sudah berada di ruang tengah rumah ini sementara taeyong dan ten segera naik ke atas.

Mereka mencari ruangan yang di beri tahu johnny dengan beberapa petunjuknya. Setelah sampai , mereka di kejutkan dengan 2 pintu yang sama warna , bentuk , dan garis nya.

"Kita harus membuka yang mana?" tanya taeyong kepada ten.

Kemudian ten mencoba menempelkan telinga nya ke pintu pertama , namun nihil. Disana seperti tidak ada kehidupan dan sangat hening. Lalu ia beralih ke pintu kedua. Disana juga sama heningnya , namun saat ten akan mundur ia mendengar sebuah tangisan seseorang yang hampir tak terdengar. Karena yakin ten mencoba membuka pintunya namun tidak bisa.

"DOBRAK BERSAMA!" ucap ten kepada taeyong . Lalu dengan sekali tendangan oleh kedua nya , pintu besar itu terbuka menampilkan seorang anak kecil yang terikat di sebuah kursi

Ten terdiam sejenak mengingat wajah anak kecil itu.

'mirip ahjumma itu'

"Ten , ayo!" ucap taeyong sambil masuk kedalam kemudian melepaskan ikatan anak kecil itu.

"Sayang , jangan takut aku akan menyelamatkan mu ya? Sudah jangan menangis" ucap ten yang ikut membantu anak kecil itu kemudian memeluknya serta menggendong nya

Anak kecil itu kemudian mengangguk dan memeluk leher ten erat , sama seperti haechan dulu saat hampir tertabrak. Ten mengelus pelan punggung anak itu memberi ketenangan. Sementara taeyong , mencari sesuatu untuk bukti yang akan dia berikan.

Ia membuka satu persatu laci yang ada disana dan kemudian mengambil apa yang dia cari.

"Ketemu , ayo!" ucap taeyong bergegas keluar namun tertahan oleh 3 orang berbadan besar yang masuk ke dalam kamar dengan wendy sebagai tameng depan nya.

"Oh wow , ada penyusup rupanya" ucap wendy sambil bertepuk tangan dan menatap tajam taeyong dan ten secara bergantian.

"Habisi mereka" perintah wendy kepada anak buahnya. namun dengan sekali tembak , taeyong berhasil memecahkan 2 kepala dari anak buah wendy dan satu lagi tertembak oleh ten yang entah sejak kapan sudah membawa sebuah revolver di tangan nya.

BOSS | JohnTen [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang