Extra Chapter : Ketika Leo Koma

1.7K 165 21
                                    

"Ada robekan yang cukup besar di pelipisnya, tapi tenang saja, kami sudah mengobati dan menjahit lukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada robekan yang cukup besar di pelipisnya, tapi tenang saja, kami sudah mengobati dan menjahit lukanya."

Janus meremas kedua tangannya di bawah meja, luar biasa gemetar mendengar penuturan dari dokter yang menangani Leo.

"Berapa jahitan ya dok ?"

"Tujuh jahitan."

Mulut Janus terbuka kaget, "Terus keadaan adik saya sekarang gimana, Dok ?"

"Begini, ada benturan keras di kepalanya yang menyebabkannya koma ---"

"Koma ? Adik saya koma ?"

Dokter di hadapan Janus menghela nafas, paham betul bagaimana perasaan Janus.

"Iya, adik anda koma. Saya tidak tau kapan pastinya dia akan sadar. Benturan di kepalanya cukup keras, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk proses penyembuhannya."

Janus keluar dari ruangan dokter dengan lemas. Niatnya tidak mau menangis, tapi air matanya keluar sendiri. Pengennya sih lebih dramatis lagi ala-ala sinetron indonesia yang nangis sambil jatuh ngesot di lantai terus megangin kepala, tapi Janus masih punya malu. Jadi dia cuma nangis tersedu-sedu sambil megang tissu buat nyumpal hidung biar ingusnya ga terjun.

Jangan salah ya, nangis-nangis gini Janus sambil mikir juga. Dari sejak dokter ngomongin koma-komaan, dia sebenarnya udah kepikiran rumah sakit di Singapura. Tempat Venus dan Vega sempet dirawat dulu waktu jadi korban kecelakaan juga.

Maka, ga pake mikir ribuan kali, untuk penyembuhan dan pengobatan Leo secara maksimal  Janus memutuskan akan membawa adik bungsunya itu berobat ke rumah sakit terbaik di Singapur.

Bukan dia tidak percaya sama kemampuan rumah sakitnya Awan, cuma gimana ya, Janus mau yang terbaik. Awan juga bilang ga apa-apa Janus kalau mau bawa Leo ke sana, toh kesehatan adik sepupunya adalah yang utama.

Oleh karenanya, Janus langsung menghubungi bapaknya Aleno. Lah, ngapain ? Minjem heli dong buat nganter Leo ke Singapur. Biar cepet.

"Halo, Om Sultan."

"..."

"Janus mau minjem Heli dong om, sama pilot dan awak-awaknya juga."

"..."

"Buat nganter Leo ke rumah sakit di Singapur. Iya Om, rumah sakit yang punya Om itu. Sip, makasi Om. Jam sebelas ya ? Oke sip. Makasi sekali lagi om."

Masalah transportasi kelar. Sekarang, masalahnya siapa yang mau nemenin Janus ke Singapur. Venus ? Jangan, gadis itu bakal Janus amanahin jagain Alpha.

Berjalan masuk ke ruangan dimana Venus di rawat, karena pingsan beberapa jam lalu, Janus masih mikir orang gabut mana yang bisa dia ajakin ke Singapur.

"Lah iya, kenapa ga kepikiran dari tadi ya !!" Janus berseru sambil memukul keningnya.

Baru ingat, ada satu orang gabut yang bakal siap sedia nemenin Janus. Siapa ? Calon istrinya lah siapa lagi. Sekalian kan selagi nungguin Leo sadar, Janus bisa sambil pacaran nanti mwehehe.

KASTARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang