Extra Chapter : Kondangan

1.6K 140 23
                                    

Leo mendengus pasrah waktu Venus dan Mars berlalu pergi. Ini apa-apaansih ?! Tujuan Leo ke butik Venus sepulang kuliah itu kan mau minta duit jajan. Eh belum juga masuk, tiba-tiba Venus nepuk pundaknya sambil bilang,

"Aduh kebetulan banget. Le, jagain butik bentar ya. Maksutnya kamu duduk aja di ruangan kakak, si Dewa bentar lagi nyampe mau ambil sketsa di laci. Nih kuncinya kamu pegang ya."

Leo tidak bisa berkutik waktu Venus memberinya kunci meja kerja gadis itu.

"Makasih Leo."

"Duluan ya, Le." Itu Mars yang berkata sambil tersenyum secerah matahari padanya.

Leo mengangguk saja. Tuh orang dua pasti mau ngedate. Secara abis ldr beberapa bulan karena Venus kuliah di jerman, pasti waktu liburan gini dimanfaatin buat pacaran terus. Hadeh.

Leo akhirnya masuk ke dalam butik dengan setengah hati. Apa dia telpon Janus aja ya untuk orderin makanan. Tapi belum sempat niat itu terealisasikan, matanya lebih dulu menangkap buggati divo hitam memasuki area parkir butik Venus. Senyum Leo terbit seketika. Memang ya rejeki anak sholeh itu tidak kemana.







Setelah melewati proses pemalakan yang dilakukan oleh adik bungsunya sendiri, Alpha kembali menemani Jia yang tengah memilih gaun.

Hmmm. Alpha dan Jia bisa dibilang makin dekat dari hari ke hari.

Kemana-mana berdua mulu, tiap minggu pagi jogging berdua, belanja bulanan berdua, kerja juga berdua, pokoknya berduaaaa mulu. Tapi status masih ga jelas. Entah apa lagi yang ditunggu Alpha. Untung Jia sabar.

Kaya sekarang, Alpha nemenin Jia ke butik Venus usai pulang kerja. Lusa nikahannya Janus, jadi Jia mau nyari gaun sesuai dresscode yang tertera di kartu undangan.

"Aku bingung deh Kak milihnya. Gaun rancangan Venus cantik semua."

"Yaudah beli semua aja."

Jia menepuk lengan Alpha, "Kaya duit aku sekontainer aja bisa borong semua yang di sini," sungut Jia.

"Ini cocok ngga Kak sama aku ?" Jia menarik satu gaun putih dengan renda di sekitar bahu.

"Cantik."

"Aku nanya cocok atau engga loh ? Kok jawabannya malah cantik."

"Ya emang, gaunnya jadi cantik kalo kamu yang make. Semua baju jadi bagus kalo kamu yang pake."

Jia merengut, berjalan meninggalkan Alpha agar pemuda itu tak melihat rona merah yang mulai menjalar di sepanjang pipi tirusnya.

"Yaudah, besok aku pake baju rombeng aja ya. Kan katanya tetep cantik."

Jia berkata saat Alpha sudah berdiri di sampingnya.

"Kalo berani pake aja."

Jia memutar malas bola matanya. Yang namanya Alpha Samudera Kastara, fix nyebelin bangett !!

"Males banget aku. Udah sana jauh-jauh dari aku."

Jia mengibaskan tangan di depan muka Alpha, bermaksud mengusir bosnya itu. Tapi tangannya justru ditarik dan disimpan dalam genggaman hangat pemuda itu.

Jia termangu, tak tahu harus merespon seperti apa karena jujur dentuman di dadanya seperti akan meledak setiap saat.

"Jangan jauh-jauh, ntar Kakak kangen."

Ah, sial! Alpha sepertinya terkontaminasi virus gombal Janus.

***

"Selamat ya Janus, Mika, semoga sakinah mawaddah warahmah, cepat punya dede bayi biar anak gue ada temennya,"

KASTARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang