"BAPAK"
Uhuk uhuk
Alpha yang lagi neguk kopinya langsung kesedak. Mana panas.
"Jia, ngapain teriak-teriak!"
"GAWAT PAK"
"Apa yang gawat ?"
Jia buru-buru nunjukin layar ponselnya ke Alpha. Pemuda itu diam sejenak sebelum akhirnya berubah panik dan cemas.
"Shit. Kita ke Jakarta sekarang"
***
Venus ga bisa berhenti nangis daritadi. Felix yang nemenin Venus sedari tadi cuma bisa elus pundak tetehnya itu. Bingung juga gimana caranya biar Venus ga nangis, kata-kata penenang dari Felix malah bikin Venus makin mewek.
"Teh apa ga capek nangis terus ?"
"Capek. Tapi ga bisa berhenti"
Felix frustasi. Tapi paham. Venus khawatir sama keadaan Leo.
Tadi, Felix kebetulan lagi ada di tempat kejadian tawuran. Dia mau ke butik Venus, tapi pas di Jalan Merpati, dia diberhentiin bapak-bapak karena katanya di depan sana ada tawuran. Felix awalnya mau muter balik, tapi dia iseng-iseng turun dari mobil karena penasaran 'anak esema tuh kalo tawuran gimana sih'. Emang ni Felix agak rada-rada bukannya menjauh tapi malah mendekati lokasi tawuran.
Tapi bagusnya, dia jadi hero dadakan. Felix ga sengaja liat penampakan Venus di antara anak esema yang lagi adu kekuatan. Felix kira dia salah liat tapi rupanya itu beneran Venus. Demi keselamatan sang teteh tersayang, tentu Felix langsung lari buat nyelamatin Venus.
Pas Venus sama Felix lari nyari jalan keluar, mereka malah liat Leo yang lagi kebingungan. Udah bisa ditebak dia bingung nyari Venus. Tapi sesuatu terjadi begitu cepat. Ada anak esema lain yang mukul tengkuk Leo pake kayu. Venus teriak histeris disitu, Felix juga shock. Makin shock lagi pas Leo jatuh pingsan dan kelempar batu tepat di keningnya. Darah langsung ngucur gitu aja di keningnya.
Venus emosi saat itu juga. Dia lari nyamperin Leo yang udah terkulai di atas aspal. Di luar dugaan Felix yang ngira Venus bakal nangis di samping tubuh Leo, Venus justru nge-smekdon anak esema yang mukul Leo tadi. Bukan di smekdon doang, tapi rambutnya juga dijambak. Brutal.
Sampe di rumah sakit, Venus baru nangis bombay. Hampir satu jam Venus nangis sambil nungguin Leo yang lagi ditangani dokter.
"Teteh minum dulu"
Air mineral yang tadi dibeli Felix belum disentuh sama sekali oleh Venus. Oleh karenanya, Felix berinisiatif buka tutup botolnya, langsung disodorin ke Venus biar ga nolak. Kasian juga, nangisnya udah sampe cegukan.
"Teh udahan nangisnya. Ayo doa biar Leo cepet siuman dan ga ada luka yang serius"
Venus ngangguk, mulai mereda nangisnya setelah minum air putih.
"Felix, makasi ya"
Felix senyum, ngagguk sekali.
"Sama-sama teh""Lo bisa pulang Lix, gue gapapa kok. " Bukannya maksud ngusir, tapi Venus juga ga enak sama Felix. Pemuda manis itu pasti punya urusan lain juga.
"No no. Felix bakalan temenin teteh di sini"
"Gue ga enak Lix"
"Kaya sama siapa aja sih, teh. Sans"
Venus tak lagi bersuara. Membiarkan Felix menemaninya.
"VENUS"
Bukan hanya Venus, tapi Felix ikut menoleh ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA ✔
Fanfiction[ completed ] "Punya adik tiga bikin nyebut semua " -Alpha "Hidup itu dibawa selow aja. Jangan kaya orang susah. Take it easy" - Janus "Macam-macam sama gue = smekdon" -Venus "Gue jadi kaya Boy di sinetron anak jalanan keren kali ya ? Coba ah" -Leo ...